Sepeninggal Lin Jiang yang mengejar tetua An Chi dan Mei Lin, tetua Phi An memikirkan perkataan tetua An Chi agar membawa Lin Jiang menemui tetua So Un, salah satu tetua paling kesohor di seluruh negeri itu."Mungkin aku harus ikuti apa yang dikatakan oleh tetua An Chi? Memang benar, Lin Jiang harus dipertemukan dengan tetua So Un!" ucap tetua Phi An.Memutuskan hal itu, tetua Phi An segera menyiapkan apa saja yang akan ia bawa. Karena ia tahu, perjalanan mereka akan cukup jauh.Dari kabar yang ia dengar, tetua So Un ada di sebuah gunung yang terletak di pinggiran lautan barat, dan jarak itu cukup jauh dari kota itu. "Tidak ada pilihan lain. Jika aku ingin Lin Jiang menang di turnamen bela diri, seluruh kemampuan Lin Jiang harus dilepaskan, dan tidak hanya itu, kualitas tulang, darah yang murni serta seluruh dantian Lin Jiang harus di sempurnakan!" ucap tetua Phi An.Tetua Phi An baru saja selesai menyusun apa saja yang akan ia bawa, dan bertepatan pula Lin Jiang telah tiba di sekte
"Hahahah, bocah ini menantang diriku?" teriak pemimpin bandit itu."Ketua Bu Tong, bunuh saja dia!" teriak anggota bandit itu.Whusssssssss!!Namun sebelum ketua Bu Tong menjawab, satu bayangan dengan pakaian putih sudah melesat cepat ke arahnya. Dan gulungan gelombang pedang pun sudah ada di hadapan ketua Bu Tong, sangat cepat dan mengagetkan ketua bandit itu. "Keparat!" Ketua bandit itu mengerahkan penghalang di tubuhnya sekuat mungkin, dan itu untuk menahan ayunan pedang yang sudah tak mungkin ia hentikan dan hindari lagi. Bammmmmmm!!Pedang dengan hawa panas menghantam penghalang ketua Bu Tong, dan itu cukup untuk memberikan ledakan yang keras di hutan itu. Tubuh ketua Bu Tong terlempar ke belakang, meskipun ia tak alami luka, namun hal itu membuat ia sangat marah. Amarahnya semakin memuncak saat melihat siapa yang menyerang dirinya. Hal yang tak ia duga sama sekali. "Bocah ini!" desis ketua Bu Tong tak percaya. Ya, yang menyerang ketua Bu Tong adalah Lin Jiang, Lin Jiang
Tetua Phi An dan Lin Jiang kaget dengan kerasnya suara yang dilembari dengan tenaga dalam yang mengarah pada mereka."Bagaimana ini guru?" tanya Lin Jiang."Kita sudah sampai di gunung ini, tidak ada lagi alasan bagi kita untuk kembali!" kata tetua Phi An."Jadi kita menuju puncak gunung guru?""Iya! Kita tetap harus bertemu dengan tetua So Un!" tegas tetua Phi An."Baik!" kata Lin Jiang.Lin Jiang berdiri di belakang gurunya, dan tangan kanan sudah memegang gagang pedang api putih. Tidak hanya itu, jika senjata pedang api putih kalah, maka Lin Jiang tak akan segan-segan mengeluarkan Toya setan dari cincin ruang yang ia miliki."Ayo Lin Jiang, kau tetap di belakang guru!" "Baik guru!"Haaaaaaaaaaa!!Tetua Phi An tanpa ada keraguan lagi, ia melompat ke udara, dan diikuti oleh Lin Jiang tepat di belakangnya."Manusia keras kepala!" teriak suara itu.Whusssssssss!!Dari puncak gunung tepi laut, melesat satu bayangan biru dengan kecepatan bak kilat. "Lin Jiang, bertahan!" teriak tetua P
"Hahah, melatih dia?" kata tetua So Un dengan nada mengejek."Iya, tetua!""Kenapa bukan kau yang mendidik dia. Aku melihat dan merasakan kalau kemampuan yang kau miliki cukup tinggi!""Aku sudah mendidik dia tetua, namun ada sesuatu yang tak bisa aku lakukan!""Apa itu?""Aku tak mampu menyempurnakan dasar-dasar dari kemampuan bocah ini!" "Apa maksudmu?""Kualitas tulang, darah murni, dan dantian bocah ini masih dalam tahap dasar!" kata tetua Phi An."Bagaimana mungkin?" kata tetua So Un.Dia kembali menarik tangan Lin Jiang, dan lagi-lagi ia mendapatkan kebenaran dari ucapan itu. "Bagaimana bisa mencapai tingkatan setinggi ini dengan dasar yang tak sempurna?" kata tetua So Un.Wajahnya kebingungan, tak bisa dipercayai olehnya. Pondasi dasar Lin Jiang masih jauh dari kata sempurna, namun Lin Jiang sudah mencapai tingkatan alam langit. "Itulah yang membuat aku bingung, tetua!" kata tetua Phi An."Ini sangat jarang terjadi, bahkan baru kali ini aku menemukan hal yang seperti ini!" k
"Hahaha! Jangan langsung menolak Lin Jiang!""Tapi guru, aku tak mungkin tinggal disini! Masih banyak yang harus aku lakukan!" "Aku tahu, aku tak katakan kau harus tinggal disini untuk saat ini. Kau bisa gantikan aku setelah semua yang kau inginkan kau selesaikan. Dalam arti kata lain, kau sudah tak menemukan tujuan, kau bisa pulang kemari dan gantikan aku!" jelas tetua So Un.Lin Jiang angguk kepala, dan merenung untuk sejenak. "Jika itu yang guru katakan, baik aku setuju!""Hahahah, akhirnya aku memiliki seorang penerus!" kata tetua So Un dan tertawa keras."Jadi latihan apa yang harus aku lakukan guru?" tanya Lin Jiang."Untuk saat ini kita harus menunggu kedatangan tetua Shu ke istana ini. Hingga ia datang, kau bisa melihat istana ini, dan kenali seluk beluk istana siluman ini!" kata tetua So Un."Baik, guru!" ucap Lin Jiang tak menolak sedikit pun.***Saat Lin Jiang menikmati keindahan istana di puncak gunung tepi laut itu, tanpa Lin Jiang sadari, ada aura kuat yang datang ke
Seketika itu juga mata tetua So Un dan tetua Shun melihat ke arah Lin Jiang, mereka ingin dapatkan jawaban dari Lin Jiang."Aku memang hanya roh, tubuhku tertinggal di dunia tengah!" jawab Lin Jiang."Itu sudah cukup untuk menjawab pertanyaan kita, So Un!" "Jadi pondasi dasar tubuh Lin Jiang tidak mungkin disempurnakan, Shun?""Hahaha, aku adalah si segala tahu, jadi aku tahu apa yang harus dilakukan oleh Lin Jiang!?" kata tetua Shun sombongkan julukannya."Jadi pondasi dasar tubuhku bisa disempurnakan, paman Shun?" tanya Lin Jiang dengan wajah yang cerah. "Bisa, namun kau harus berusaha keras!""Aku akan berusaha. Apa yang harus aku lakukan?" tanya Lin Jiang."Kau harus temukan lima mustika raja siluman, dan itu yang akan mengisi ruang kosong di tubuhmu!" kata tetua Shun."Menemukan mustika raja siluman?" kata Lin Jiang kaget. "Apa kau yakin itu yang harus Lin Jiang lakukan, Shun?" "Iya! Hanya itu yang akan menyempurnakan tubuh Lin Jiang!""Sangat sulit!" "Tidak Lin Jiang, apa k
Lin Jiang tersadar dari semua rasa sakit yang membuatnya jatuh tak sadarkan diri, dan ia melihat guru barunya, tetua So Un menatap ke arahnya."Segera kau istirahat, besok kau akan mulai latihan!" kata tetua So Un."Latihan guru?""Iya!" kata tetua So Un.Lin Jiang tersenyum lebar, karena dia datang ke gunung tepi laut memang untuk berlatih, dan kini hari kapan ia akan mulai latihan sudah ditentukan oleh tetua So Un.Dengan langkah yang ringan, Lin Jiang tinggalkan tetua Shun dan tetua So Un yang juga tersenyum dengan semangat yang ditunjukkan oleh Lin Jiang."Dia sangat bersemangat!" ucap tetua Shun."Itulah mengapa aku menerima dia, bukan karena apa? Tapi karena aku melihat ada semangat besar di mata bocah itu!" kata tetua So Un."Kau mampu melihat potensi di mata seseorang, So Un!""Aku juga melihat kalau harapan besar ada di puncak bocah itu. Dia akan jadi orang besar yang akan menentukan masa depan tiga dunia!" kata tetua So Un.Tetua Shun tersenyum karena perkataan tetua So Un."
Sementara itu Lin Jiang yang menuruni gunung tepi laut tak sedikitpun ragu untuk sampai di kaki gunung.Sampai di kaki gunung Lin Jiang melihat begitu banyak batu yang berserak di kaki gunung itu. "Kata guru aku harus bawa yang paling besar, namun tak mungkin aku bawa batu sebesar bukit itu!" ucap Lin Jiang.Lin Jiang melihat semua batu, dan pilihan Lin Jiang akhirnya jatuh pada sebuah batu yang beratnya tak kurang dari lima puluh kilo."Akan aku coba!" ucap Lin Jiang. Bocah berusia sebelas tahun itu memegang erat batu besar itu, dan coba angkat batu berat itu. "Apa ini?" kata Lin Jiang.Sedikitpun Lin Jiang tak mampu mengangkat batu itu. Jangankan untuk angkat, menggeser saja Lin Jiang tak mampu."Sialan, batu ini sangat berat!" maki Lin Jiang. Namun Lin Jiang tidak mau menyerah, Lin Jiang masih berusaha untuk angkat batu besar itu. "Sungguh sangat berat!" ucap Lin Jiang. Merasa tak mungkin mampu angkat batu itu, Lin Jiang memilih untuk angkat batu lain, dan setelah itu pindah