Share

Pamit Pulang

“Jadi, apa kita mau melakukannya lagi sekarang?” tanya Mas Ragil dengan suara genit, saat Ismaya sudah ke luar kamar.

Aku menatap Mas Ragil sambil tersenyum, lalu pura-pura pingsan hingga dia menggelitiki pinggangku. Dia melakukannya sebagai pemanasan sekaligus menghiburku.

“Mas, aku mau pulang ke kontrakan malam ini!” aku mengutarakan keinginanku saat suamiku itu sudah selesai dengan urusannya.

Mas Ragil yang baru memejamkan mata itu seketika menoleh dan alisnya mengerut sambil menatapku.

“Kenapa malam-malam? Besok saja!” jawabnya sambil memeluk dan mencium kepalaku.

“Ih, gak mau! Besok pagi aku udah masuk kerja, aku cuman ambil cuti tiga hari!”

“Nggak usah kerja lagi, kan, sekarang ada aku!”

Aku melotot sambil mendorong tubuhnya menjauh. Aku tidak bisa mengandalkan dirinya untuk membiayai hidup kami berdua, aku memikirkan diriku sendiri juga. Kebutuhan keluarga itu bukan hanya makan dan bayar kontrakan saja.

Apalagi dia hanya petani dan kerja serabutan. Kalau untuk dirin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status