Share

Samuel...?

Sontak Syahira langsung mendongakkan wajahnya, menatap tajam wajah Luna. Ia sama sekali tak terima jika dirinya dituduh sebagai wanita panggilan. Karena, ia tak seperti apa yang dituduhkan oleh atasannya. 

"Maaf, Bu Luna. Aku bukan wanita seperti itu!" sanggah Syahira. 

"Oh, ya? Lalu, apa namanya jika bukan wanita panggilan, hah? Datang ke hotel bersama dengan seorang pria beristri, bahkan, lihat, tanganmu saja digandeng seperti itu oleh Tuan Rinto," ucap Rena dengan suara yang cukup keras, sehingga membuat beberapa pengunjung yang berada di hotel itu menatap ke arah Syahira. Sepertinya, Rena memang sengaja melakukan hal itu untuk mempermalukan Syahira. 

"Aku ...."

Tuan Rinto langsung memotong perkataan Syahira.

"Ini bukan urusanmu, Luna. Jadi, kamu tidak perlu capek-capek untuk mengurusi Syahira!" tegasnya. "Ayo kita naik, Syahira!"

Tuan Rinto kembali menarik tangan Syahira untuk segera pergi meninggalkan Luna dan langsung memasuki lift.

"Iiiihh ... siapa juga yang mau mengurusi pelayan kampung itu. Gak ada kerjaan banget!" gerutu Luna sepeninggal Tuan Rinto. "Tapi, ini kabar bagus. Sekarang, aku punya ide," gumamnya kemudian ia tersenyum menyeringai. 

Luna mengambil ponselnya lalu mengambil gambar Syahira dari belakang yang sedang digandeng tangannya oleh Tuan Rinto. Setelah mendapatkan foto Syahira, Luna tersenyum puas. 

Luna segera mengirim foto Syahira pada Samuel lewat aplikasi berwarna hijau. Ia tersenyum sangat puas setelah foto Syahira sedang bersama dengan Tuan Rinto, kini sudah terkirim pada ponsel Samuel.

"Mampus kamu, Syahira. Samuel pasti akan membencimu." 

****

"Pakaikan gaun itu padanya dan dandani dia!" titah Tuan Rinto pada Della, yang tak lain adalah asisten pribadinya. 

Kemudian, pengusaha kaya raya itu duduk di atas sofa menghadap televisi. 

Della segera mengangguk dan menjawab hormat. "Baik, Tuan...."  

Perempuan itu lalu mendekati Syahira yang sedari tadi masih berdiri di ambang pintu. Ia sama sekali tak ingin masuk ke dalam kamar hotel tersebut. 

"Ayo, ikut aku!" Dengan kasar, Della langsung menarik tangan Syahira. 

"Aku tidak mau! Aku mohon, izinkan aku pergi dari sini." Syahira berbicara dengan berurai air mata. Ia benar-benar takut sekarang. 

Namun, Della tidak peduli. "Gak usah banyak protes, deh! Harusnya kamu senang bisa diajak kesini oleh Tuan Rinto. Kalau kamu bisa memuaskan Tuan Rinto, hidupmu dijamin bahagia dan bergelimang harta!" seru Della. 

"Tapi, aku bukan perempuan seperti itu." Syahira mencoba menjelaskan. 

Tanpa menunggu lagi, Della langsung menarik tangan Syahira dan masuk ke dalam. 

"Ayo, buka bajumu!" titah Della. 

Syahira membelalakan matanya. "Di sini?" tanyanya. Ia tak mau jika harus berganti pakaian di tempat itu, sementara ada Tuan Rinto yang akan melihatnya. 

Della menganggukkan kepalanya dan tersenyum sinis. "Iya! Terus di mana lagi?" hardiknya. 

Syahira mengedarkan pandangannya. Tak ada ruangan lagi di tempat itu. Hanya ada kamar mandi. 

"Aku ganti di kamar mandi saja," ucapnya. 

Asisten Tuan Rinto itu mengehela nafasnya, malas. "Huh, bikin repot aja! Nanti juga seluruh tubuhmu itu akan dilihat oleh Tuan Rinto!" desisnya. 

Namun, Syahira tak memperdulikan perkataan Della. Ia segera masuk ke dalam kamar mandi. Beberapa menit kemudian, Syahira sudah memakai gaun seksi pemberian Tuan Rinto. 

"Ya ampun, gaunnya seksi banget. Aku gak mau keluar memakai baju kayak gini," gumam Syahira. 

Ia melihat bayangan dirinya di depan cermin yang ada di dalam toilet tersebut.

Gaun berwarna hitam itu memang sangat seksi, sehingga memperlihatkan beberapa bagian tubuh Syahira. Dada dan lengannyanya tereskpos dengan sempurna. Panjang gaun itu juga tak hanya sampai selutut, hingga memperlihatkan kakinya yang jenjang. 

"Hei, buka pintunya, aku akan mendandanimu!" teriak Della dari depan pintu kamar mandi tiba-tiba. Wanita itu terdengar kesal karena Syahira tampak sengaja mengunci pintunya. 

Bahkan, Della terus saja menggedor pintu kamar mandi terus-menerus. 

Syahira pun tidak ada pilihan lain.

Perlahan, ia membuka pintu kamar mandi. 

Namun, Della sudah menatapnya tajam "Heh, jangan sampai kamu membuat Tuan Rinto kecewa, ya. Kalau tidak, dia tidak segan untuk menghancurkan hidupmu!" ancam wanita itu.

Tuan Rinto memang terkenal sangat kejam, dia tak segan akan menghancurkan orang yang berani melawannya. 

Della tahu itu dan merasa malas jika harus mendapat tugas tambahan karena Syahira. "Pokoknya, jangan berani melawannya!"

****** 

Sementara itu, di sebuah rumah mewah. Samuel yang sedang makan malam dengan ayahnya dikejutkan dengan pesan yang masuk lewat aplikasi berwarna hijau.

Kedua matanya membulat sempurna saat melihat siapa yang ada di dalam foto tersebut. 

"Kamu kenapa, Sam?" tanya Romi yang penasaran dengan perubahan ekspresi wajah putranya. 

"Yah, lihat ini!" 

Samuel lantas menyerahkan benda pipih itu pada ayahnya. 

"Apakah benar itu Syahira? tanyanya untuk memastikan. 

Romi menautkan kedua alisnya. "Ya, ini memang Syahira. Dan Ayah juga kenal siapa pria yang menggandeng tangannya."

"Siapa pria itu, Yah? Lalu kenapa Syahira bersama dengan pria itu di hotel?" tanya Samuel yang sangat penasaran. 

Romi melihat siapa yang mengirim pesan itu. "Luna?" gumamnya.

Wajah ayah dari Samuel tiba-tiba berubah. "Sekarang, kamu harus selamatkan Syahira dari pria itu. Nanti, Ayah akan menjelaskan kepadamu alasannya." 

Tanpa menjawab lagi, Samuel lantas segera pergi menuju hotel Sahara. 

****

"Kamu memang sangat cantik, Syahira. Tak sia-sia aku mengeluarkan banyak uang untukmu. Setelah malam ini, kamu akan menjadi milikku selamanya. Hahahaha ...." 

Tuan Rinto memindai penampilan Syahira dari ujung kaki, hingga ujung rambutnya. Syahira benar-benar terlihat sangat cantik dan juga seksi. 

Sementara itu, Syahira merasa sangat risih dengan penampilannya saat ini. Ini kali pertama dalam hidupnya memakai gaun yang seksi. 

"Maksud Tuan, apa?" 

"Ayo kita menuju restoran. Aku sudah sangat lapar. Nanti, kamu makan yang banyak, ya, cantik. Agar tubuhmu fit saat melayaniku nanti." Tuan Rinto tak menjawab pertanyaan Syahira. Ia justru langsung menarik tangan Syahira untuk segera turun dan menuju restoran. 

Sementara itu, Luna tak sabar untuk menunggu kedatangan Samuel. Ia yakin jika Samuel pasti akan datang. 

"Nah, itu dia," ucapnya saat melihat Samuel yang sudah masuk ke dalam hotel. 

"Di mana Syahira?" tanya Samuel. 

"Ayo ikut aku!" 

Luna tersenyum penuh kemenangan. Ia yakin Samuel pasti akan sangat marah mengetahui jika Syahira ternyata adalah seorang wanita panggilan. 

Sebuah kebetulan .... ternyata, Syahira dan Tuan Rinto pun baru saja keluar dari lift.

Mereka berpapasan dengan Luna dan juga Samuel.

"Syahira!" 

Samuel langsung memanggil Syahira. 

Luna tersenyum menyeringai. 'Mampus kamu, Syahira!' batinnya. 

Namun, tanpa diduga Samuel langsung menarik tangan Syahira. Pria itu bahkan membuka jasnya dan langsung memakaikannya pada Syahira. "Ikut aku sekarang!"

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Alnayra
kesel banget sama luna
goodnovel comment avatar
Inthary
akhirnya pangeran datang
goodnovel comment avatar
Zi Aldina
tuh kan mulai2
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status