Seuasana yang sebelumnya tenang berubah menjadi bising karena kedatangan Noha, para Kesatria yang tidak bisa menahannya dan hanya berteriak untuk memintanya berhenti. sedangan Arga dan Yuna yang terkejut langsung kaku seperti patung, apa lagi saat mereka merasakan aura mengerikan Ken yang kembali terpancar. Noha yang sudah berhasil menerobos memegang pedangnya dengan erat saat melihat Ken, dia langsung melangkah menuju tempat Ken tanpa menghiraukan para Kestaria yang terus memintanya berhenti.“Ayahanda, aku datang kemari untuk menyelamatkan Ayahanda!” teriak Pangeran Noha.“Apa ini? sepertinya perintah Raja cuman hal sepele hingga di abaikan begitu saja,” sindir Ken pada Arga yang seakan mengejeknya seperti tidak beguna.Mendengar sindiran dan perasaan mengerikan dari pancaran aura Ken, Arga langsung mengambil tindakan. “Kesatria! cepat tangkap Noha!”“Apa yang Ayahanda lakukan? aku kemari untuk membantu Ayahanda melawan Manusia itu.” tunjuk Noha pada Ken dan membuatnya menyeringai s
Para petinggi kerajaan dan Komandan Kesatria sudah berkumpul di ruang rapat, suasana di ruangan tersebut sangat bising karena mereka semua saling beradu argument tentang apa yang terjadi. Sedangkan Arga yang sudah memanggil mereka masih belum menampakkan diri karena pingsan. Hingga dua puluh menit berlalu dan Arga masih juga belum muncul, dan mereka yang semakin memanas saat saling adu argument terhenti saat seorang Kesatria memasuki ruangan tersebut bersama dengan Arga.“Brak! Raja Arga Ru Aisward memasuki ruangan!” teriak Kesatria tersebut.Mereka semua langsung memberi hormat kepada Arga saat dia berjalan menuju kursinya. “Maaf karena sudah membuat kalian semua menunggu lama,” ucap Arga dengan nada yang lemah dan di belakangnya ada Yuna dan Saintess yang ikut bersamanya.Kondisi Arga juga terlihat tidak sehat, wajahnya sangat pusat dan cara berjalannya seperti orang tua yang lemah. Padahal pagi tadi mereka masih melihat Arga sehat-sehat saja, hal itu membuat mereka penasaran dan sa
Detak jantung Ken berdebar kencang dan perasaanya juga sangat gembira saat dia akan memasuki Akademi. Meski dia masuk Akademi dengan tujuan mencari informasi, namun perasaanya tidak bisa berbohong bila dia ingin tahu secara langsung seperti apa sekolah di Dunia fantasi. Hanya saja Ken memiliki sedikit rasa khawatir tidak bisa menikmati masa sekolahnya di Akademi Airyano karena pemikirannya tentang sekolah dunia lain yang selalu membedakan kelas antara orang biasa dan Bangsawan kerajaan. Ken mencoba menghapus rasa khawatirnya itu karena dia memiliki surat rekomendasi langsung dari Raja dan dia juga akan masuk kelas yang memiliki sedikit waktu pembelajaran saja.Ken langsung di hadang saat akan memasuki Adademi, kemudian dia mengutarakan keinginananya dan memberikan surat rekomendasi miliknya. Penjaga gerdang itu langsung terkejut dan berbicara dengan sopan setelah melihat surat milik Ken, lalu Penjaga mengantar Ken menemui kepala Akademi. Setelah melihat isi suratnya, Kepala Akademi me
Setelah perkenalannya sebagai siswa pindahan, Ken mencoba berbaur dengan teman-temannya dan dengan pembelajaran Profesor. Dia merasa bila teman kelasnya tidak terlalu buruk, pembelajarannya juga cukup baik untuk pemula seperti Ken. Waktunya juga tidak terlalu lama seperti yang diharapkan oleh Ken, namun saat akan menuju perpustakaan Ken diajak untuk mengikuti kegiatan kelas selanjutnya. Ken penasaran dengan kegiatan seperti apa yang akan mereka lakukan saat melihat wajah ceria dari semua teman sekelasnya, melihat mereka membuat jantung Ken berdetak kencang karena semangat untuk mengikutinya.Saat Ken sudah sampai di tempat yang mereka tuju, detak jantung Ken kembali normal dan minatnya langsung berkurang saat melihat kegiatan yang teman-temannya maksud ternyata menjadi penjaga tempat latihan sihir dari siswa lain. Ken melihat mereka tampak sangat senang malakukan hal itu, selain berjaga mereka juga membantu siswa yang sedang mempraktekkan sihir dengan mengambilkan apa yang mereka butu
Wanita yang berteriak tadi adalah Aina Sirdora yang merupakan Wakil kepala Akademi Airyanao dan merupakan penyihir circle tujuh, dia juga datang bersama dengan Yuna dan Saintess. Reon akhirnya bisa bernafas lega, dia senang karena ada yang datang untuk menolong mereka. Airmatanya kembali menetes karena merasakan senang akhirnya penderitaanya akan berakhir sementara, dan dia juga sedih karena tanganya terasa perik. Raon menajdi semakin sedih saat memikirkan tentang hukuman yang akan mereka terima, karena mereka pasti akan menyalahkan siswa kelas U atas keribuatan yang terjadi tadi.Saat itu, Ken yang sedang tergeletak di tanah, dia tersenyum lebar lalu berteriak "Aaaaaaggggkkk! tanganku!"Yuna yang mengenali suara tersebut langsung berlari mendekat dan dia mendapati tangan Ken terbakar dan Saintess langsung mencoba menyembukan Ken. Amarah Yuna tiba-tiba meluap begitu saja saat melihat apa yang terjadi pada Ken, dan dia langsung memancarkan kekuatannya pada semua siswa sihir dan membuat
Ken berpikir cara untuk mengalahkan mereka berdua, bila dia harus menggunakan dragon force lagi, hatinya merasa akan berakhir seperti sebelumnya. Pengalaman nyata Ken dalam pertarungan hanya melawan Yuna dan Reka saja dan itu membuatnya tidak yakin bisa menang, namun Ken berpikir pasti masih ada jalan baginya untuk membuatnya unggul. Hal pertama yang Ken butuhkan adalah tata cara pertarungan mereka dan apa saja yang akan membuatnya bisa dinyatakan menang atau kalah dalam pertarungan tersebut.Sebelum Rugard menjelaskan peraturannya, Ken meminta waktu untuk berbicara dengan Yuna dan Saintess. Dia memperingati mereka agar tetap diam apapun yang terjadi hingga pertarungannya selesai, hal itu sebagai antisipasi Ken bila Yuna berbicara hal yang akan membuat ujiannya malah dipersulit bila teralalu banyak berbicara tentangnya. Ken yakin bila mereka berdua sudah mendengar tentang Ken dari Yuna dan Sintess, namun terlihat dari wajahnya mereka masih belum sepenuhnya yakin dengan seberapa kuatny
Ken sudah berhasil mengetahui gerakan salah satu skillnya, namun serangannya yang kuat tetap berbahaya bagi Ken dan membuatnya harus ekstra hati-hati dan fokus. Ken juga tidak bisa melihat penjelasan dari semua skill Rugard, tetapi dia membayangkan seperti apa gerakan skill tersebut bila dilihat dari namanya. Pemikiran Ken itu berdasarkan hasilnya saat melihat skill pertama yang Rugard gunakan dan gerakannya yang sesuai dengan nama skillnya, Ken mulai memikirkan gerakan skill lain melihat dari nama skill yang Rugard miliki agar dia bisa menahan atau menghin dari setiap skill yang Rugard lancarkan kepadanya.Rugard terus melancarkan serangan demi serangan kepada Ken dengan sangat cepat dan membuatnya terus terdesak tanpa memberikan jeda sekalipun. Setiap serangannya sangat berat dan juga berbahaya, mata Ken terus fokus untuk melihat dan pikirannya juga mencoba memperediksi setiap serangan Rugard. Ken sama sekali tidak bisa menyerang balik, dia hanya bisa terus bertahan meski sudah bisa
Bila dalam keadaan normal Rugard pasti akan merelakan harga dirinya dan lebih mementingkan nama baik Akademi yang demi kebaikan bersama, namun kondisi saat itu bisa di bilang dalam tidak normal. Semua yang terjadi pada rapat persis seperti yang Ken jelaskan kepadanya, semua yang terjadi seakan sudah diatur sedemikian rupa oleh Ken. mulai dari reaksi yang para Profesor berikan atas keputusan Rugard, hingga solusi atas masalah tersebut.***Satu hari sebelumnya.Ken dan yang lainnya sudah berada di ruangan Rugard dan mereka sudah duduk dengan suguhan teh dan cemilan yang Aina buat. Semua orang tampak memikirkan tentang Ken, tentang apa yang Ken inginkan dan dia minta pada Rugard, tentang cara dia mengalahkan Aina dan Rugard yang belum bisa mereka pahami. Sedangkan Ken dengan tenang meminum tehnya dan memakan cemilan tanpa memperdulikan mereka yang terus menatapnya.“Kenapa kalian diam saja? kalau kalian semua tidak mau cemilannya biarkan aku habiskan semuanya,” ucap Ken yang acuh dengan