"Siapa yang kau hubungi?" tanya Arman."Seorang petinggi di militer. Donald namanya. Dia berutang budi kepada ayahku sebab ayahku dulu meminjaminya puluhan juta saat dia harus menyogok untuk lolos tes. Sewaktu-waktu, aku memintanya melakukan sesuatu untukku. Dia tak punya pilihan lain selain melakukannya," tutur Jojo.Arman mengangguk-angguk. Lalu sesuatu melintas di benaknya."Kalau begitu, bisakah kau minta dia melakukan sesuatu untukku?" cetusnya."Bisa saja. Apa yang kau inginkan, Kawan?" tanggap Jojo."Aku ingin dia menyingkirkan si keparat Morgan dari kota ini, kalau bisa bahkan dari negara ini.""Morgan? Menantu tak berguna Keluarga Wistara itu?""Ya. Dia berani menamparku di depan Keluarga Wistara. Tadi di acara lelang dia juga mengancamk…[9:05 PM, 10/24/2023] Ardy-sensei: "Siapa yang kau hubungi?" tanya Arman."Seorang petinggi di militer. Donald namanya. Dia berutang budi kepada ayahku sebab ayahku dulu meminjaminya puluhan juta saat dia harus menyogok untuk lolos tes. Sewa
Di ruang kerjanya, di kantor Wistara Group, Robert sibuk melakukan panggilan telepon untuk memastikan eksekusi proyek yang mereka dapatkan dari Charta Group berjalan lancar.Meski usianya belum juga 40 tahun, kemampuannya menjalankan bisnis sudah terbilang yahud.Itu karena, sedari kecil, oleh ayahnya, dia memang dididik dan dipersiapkan untuk menjadi penerusnya kelak.Dan bagi orang dengan tingkat percaya diri yang tinggi seperti Robert, menggarap proyek bernilai ratusan triliun seperti ini adalah tantangan.Dia yakin dia bisa melakukanya dengan baik. Dan jika dia bisa melakukannya dengan baik, bukan hanya reputasi Wistara Group yang akan melonjak naik, tetapi juga reputasinya.Saat ini Robert masih ada dalam bayang-bayangnya ayahnya, Henry Antonius Wistara. Dia bertekad suatu saat nanti dia bisa berdiri setara dengan ayahnya, bahkan melampauinya.Hari itu semuanya berjalan lancar dan Robert mendapati rasa percaya dirinya meningkat.Namun, sekretarisnya tiba-tiba masuk membawa berita
“Agnes, k-kau…”Robert tak mampu melanjutkan kata-katanya.Melihat Agnes mendekat ke arah Felisia, dia langsung membayangkan sesuatu yang buruk akan menimpanya.“Nona Agnes, bagaimana kabar Anda? Apakah Anda sakit?” tanya Felisia.Agnes menggelengkan kepala.“Saya sehat-sehat saja, Bu Felisia. Sekitar semingguan yang lalu saya memang dirawat inap di rumah sakit, tapi sekarang saya sudah sembuh. Bu Felisia bisa lihat sendiri, saya segar-bugar sekarang,” jawab Agnes.“Ya, saya bisa melihat itu. Karena itulah saya mempercayakan proyek kami kepada Anda, Nona Agnes,” tanggap Felisia.Deg!Robert merasakan sesuatu yang tak kasat mata menancap di dadanya.Dia mendadak sulit bernapas. Pandangannya sesaat kabur.“Jadi, Pak Robert, apakah Anda ingin mengatakan sesuatu kepada saya?” pancing Felisia.Melipat kedua tangannya di dada, wanita itu menunjukkan posisinya yang lebih tinggi dari Robert.“Mungkin saya perlu mengingatkan Anda, Pak Robert, bahwa dalam dokumen penyerahan proyek yang ditandat
Bunyi tembakan itu mengagetkan orang-orang di sekitar situ.Kaca belakang mobilnya Morgan pecah. Di jok depan, Morgan tampak menunduk.Apakah tembakan itu mengenainya?Mengira itulah yang terjadi, si pengendara motor misterius itu memutar sepeda motornya dan melajukannya ke arah berlawanan.Sebagai pengendara motol yang andal, tak ada masalah baginya kalaupun celah-celah antarmobil cukup sempit.Dan ketika kemacetan sudah mulai terurai pun, dia bisa menghindari mobil-mobil yang melaju ke arahnya dengan baik.Ketika dia nyaris tiba di perempatan, dia belokkan sepeda motornya ke sebuah gang kecil di sebelah kanannya.Terus saja dia melajukan sepeda motornya itu ke sana, berbelok-belok dari satu gang ke gang lain, membuat orang-orang atau apa pun itu yang kebetulan berada di sana terpaksa menyingkir.Lalu, setelah beberapa lama, dia sampai di sebuah jalan yang agak lebar.Di situ dia melajukan sepeda motornya dengan kecepatan yang lumayan tinggi, hingga akhirnya dia melambat saat akan ti
Rosa, si penembak misterius, baru saja tiba mansionnya yang mewah.Mansion ini bukan hanya tempat tinggal baginya, tapi juga markas.Di sini, dia menyimpan semua senjata dan informasi intelejen yang dimilikinya di sebuah ruangan rahasia.Rosa telah menempati mansion ini sejak tiga tahun lalu. Mansion ini adalah hadiah dari Jenderal Donald atas performanya yang selalu memuaskan pria itu.Di sini, kita bukan hanya bicara soal performa Rosa sebagai agen intelijen, tetapi juga sebagai teman ranjang.Dalam tujuh tahun pengabdiannya kepada negara di bawah bimbingan dan perlindungan Jenderal Donald, Rosa telah beratus-ratus kali berhubungan badan dengan salah satu tentara paling berkuasa di militer itu.Masuk ke kamarnya, Rosa segera melepaskan jaket mantelnya, juga menanggalkan semua yang dia kenakan.Ditaruhnya baju luar dan baju dalamnya itu di keranjang cucian. Bau roti menguar dari lengannya saat dia mengendusnya.Di mata orang-orang, Rosa dikenal sebagai pemilik sekaligus pengelola tok
Meski memegang pistol, Rosa tak bisa menembak lagi. Sebuah kekuatan misterius menahan kedua tangannya untuk bergerak. Saat ini, dia tak ubahnya manekin di toko baju. Sementara itu di hadapannya, sosok yang tadi tampaknya hanya pria biasa itu kini terlihat begitu agung, sekaligus menakutkan. Rosa seperti sedang berhadapan dengan raksasa, bukan manusia. "Aku tak terbiasa menghajar wanita, jadi aku akan memberimu kesempatan untuk bicara. Kenapa kau diperintahkan membunuhku?"Ucapan itu sebenarnya biasa saja, tetapi entah kenapa, ketika sampai di telinga Rosa, otaknya dengan cepat memprosesnya sebagai ancaman. Rosa akan terkejut jika saat ini dia bercermin. Wajahnya yang biasanya tampak menarik itu kini begitu jelek. "Aku tahu kau agen intelijen yang andal. Tentunya, seseorang sepertimu bisa mengukur kekuatan orang yang kau hadapi, dan dengan cepat kau bisa menyadari situasimu saat ini. Jangan menyia-nyiakan kesempatan yang kuberikan."Rosa menelan ludahnya sendiri. Apa yang dikataka
Di sebuah rumah di kawasan timur Kota HK…Prang!!!Donald melempar gelas wine di tangannya ke lantai. Pecahan-pecahan gelas itu berserakan di antara genangan cairan berwarana merah.“Sialan! Sialan kau, Bocah Tengik!” rutuknya.Dia adalah salah satu tentara paling berkuasa di militer saat ini, dan baru saja, dia diancam dan ditekan oleh orang yang usianya 20-an tahun di bawahnya, dan orang itu berhasil.Donald memang menyukai Rosa hingga di tingkatan di mana dia merasa tak bisa hidup tanpa agen kesayangannya itu.Sebenarnya dia menyadari kalau itu bisa dijadikan senjata oleh seseorang untuk menekannya. Tapi, sebab percaya pada kemampuan Rosa, dia tak pernah mengkhawatirkannya.Tak pernah dia menduga ada seseorang yang bisa menyandera Rosa, apalagi sampai benar-benar mengancam nyawanya.Kini dia mau tak mau harus memikirkan ulang permintaan spesial Jonathan Weiss padanya itu.Donald berutang budi dan menaruh hormat kepada ayahnya Jonathan, tapi kepada pria itu sendiri, dia sebenarnya b
Di sebuah rumah di kawasan timur Kota HK…Prang!!!Donald melempar gelas wine di tangannya ke lantai. Pecahan-pecahan gelas itu berserakan di antara genangan cairan berwarana merah.“Sialan! Sialan kau, Bocah Tengik!” rutuknya.Dia adalah salah satu tentara paling berkuasa di militer saat ini, dan baru saja, dia diancam dan ditekan oleh orang yang usianya 20-an tahun di bawahnya, dan orang itu berhasil.Donald memang menyukai Rosa hingga di tingkatan di mana dia merasa tak bisa hidup tanpa agen kesayangannya itu.Sebenarnya dia menyadari kalau itu bisa dijadikan senjata oleh seseorang untuk menekannya. Tapi, sebab percaya pada kemampuan Rosa, dia tak pernah mengkhawatirkannya.Tak pernah dia menduga ada seseorang yang bisa menyandera Rosa, apalagi sampai benar-benar mengancam nyawanya.Kini dia mau tak mau harus memikirkan ulang permintaan spesial Jonathan Weiss padanya itu.Donald berutang budi dan menaruh hormat kepada ayahnya Jonathan, tapi kepada pria itu sendiri, dia sebenarnya b