Ryan dan Kakek Liong telah bersiap untuk bertarung, di mana udara penuh dengan tegangan yang tak terucapkan. Mata mereka saling memandang, mengeluarkan aura yang kuat dan tajam. Pertarungan ini bukan hanya fisik, tetapi juga perang kekuatan antara seorang Kultivator Qi Gathering Puncak dengan Grand Master Bela Diri yang tangguh.Sebelumnya, Kakek Liong telah memasang pelindung, agar kekacauan yang mereka buat tidak mengganggu orang lain. Pelindung ini memiliki efek untuk mencegah kekuatan yang mereka lepaskan keluar dari area yang ditentukan, dan juga untuk menghalangi orang lain melihat pertarungan mereka, terkecuali Edi.Saat ini, suasana di antara keduanya menjadi sunyi, hanya ditemani desiran angin yang berbisik sebagai pelipit perang. Tak lama kemudian, Ryan memulai dengan perlahan, melambaikan tangannya ke udara. Dan tiba-tiba, Api Lotus Hijau pun muncul dengan cemerlang dari telapak tangannya. Api hijau itu tumbuh membesar dengan cepat, membentuk pelindung seperti perisai yang
Kakek Liong menatap tanah di bawahnya dengan penuh konsentrasi. Ia mengambil napas dalam-dalam, mengumpulkan energi Qi-nya ke kedua tangannya. Energi itu terasa seperti arus yang kuat dan mengalir melalui tubuhnya, siap untuk ia gunakan dalam tindakan yang hebat.Dengan gerakan yang perlahan namun pasti, Kakek Liong meletakkan kedua telapak tangannya di tanah yang rusak. Seolah-olah dia berkomunikasi dengan alam, energi Qi miliknya meresap ke dalam tanah dengan lembut namun mantap. Energi itu mengalir melalui jaringan akar dan ke dalam inti bumi, menyentuh kekuatan alam yang tersembunyi di dalamnya.Dalam beberapa detik, tanah mulai bergetar lembut. Kakek Liong merasakan denyut energi alam yang bekerja sama dengannya. Ia membayangkan taman yang indah, rerumputan yang rapi, bunga-bunga yang mekar, dan pohon beringin yang megah. Visi ini menguatkan konsentrasinya dan mengalihkannya dari kekuatan yang merusak menjadi kekuatan penciptaan.Energi Qi Kakek Liong mengalir ke dalam tanah deng
Mendengar ucapan lemah Bastian, udara di sekitarnya tiba-tiba berubah menjadi berat. Hawa membunuh dari seorang Grand Master dan juga seorang Qi Gathering Puncak yang berkobar-kobar membuat Edi tidak bisa bernafas. Bahkan Bastian yang terkapar di tanah, wajahnya semakin memucat."Tuan-Tuan, saya mohon tenangkan diri kalian. Jika tidak, Bastian bisa mati," pinta Edi dengan susah payah.Menyadari hal ini, keduanya pun menarik kembali aura yang mereka keluarkan."Tunggu sebentar, aku akan segera menyembuhkannya."Setelah mengatakannya, Ryan mengambil sebuah botol berisi 5 butir pil berwarna hijau kebiruan. Ketika ia membuka penutup botol tersebut, tercium aroma harum yang kuat.Merasakan bau harum ini, Kakek Liong mengerutkan dahinya. "Apakah itu Obat Ajaib?""Benar, aku menyebutnya Pil Pemulih Qi," jawab Ryan dengan anda acuh. Tanpa ragu, Ryan mengambil satu pil dan menelannya. Seketika itu, energi Qi dalam tubuh Ryan 85% pulih. Walau tidak pulih sepenuhnya, namun ini lebih dari cukup u
Bastian mengambil napas dalam-dalam setelah menceritakan peristiwa yang mengerikan itu. Wajahnya penuh dengan keteguhan dan tekad, namun matanya juga tak terbendung oleh air mata yang jatuh tanpa terkendali. Bastian merasa lemah dalam menghadapi kenyataan bahwa ia sama sekali tidak sanggup melindungi Alena, Adit, dan juga Lisa. Ia benar-benar tidak dapat melakukan apa-apa di depan kekuatan absolut seperti Kosal dan Darany.Ryan menatap ke kejauhan dengan wajah yang dipenuhi kemarahan mendalam. Kepalanya terangkat, dan matanya memancarkan cahaya yang hampir menyerupai bara yang menyala. Ia merasa api keputusasaan dan amarah berkecamuk dalam dadanya. Tangan-tangannya terkepal erat, hampir membuat darah dari kukunya keluar."Edi, tolong urus pendaftaran Alena di sekolah ini. Ada urusan mendadak yang harus aku selesaikan secepatnya," ucapnya dengan nada yang sangat tenang. Walau begitu, ketenangan tersebut tidak bisa menyembunyikan emosi kuat di balik kata-katanya itu."Baik Tuan," anggu
Pintu depan gudang yang kokoh terbuat dari besi seketika berubah menjadi serpihan yang terlempar oleh ledakan dahsyat dari api hijau yang mengamuk. Dalam kobaran cahaya dan asap, dua sosok muncul dari balik kekacauan itu dengan langkah mantap yang memancarkan kepercayaan diri dan kemarahan yang menggelegak. Kehadiran mereka memenuhi ruangan dengan aura tekad yang tak tergoyahkan."Black River!" Ryan berseru dengan nada tajam yang dipenuhi kemarahan, tatapannya menembus mata Kosal dan Darany yang terkejut. "Berani-beraninya kalian menculik Putriku!"Kosal tertawa sinis, melemparkan pandangan merendahkan ke arah Ryan. "Akhirnya datang juga, Ryan. Rupanya putrimu sangat berarti bagimu. Tapi kami ada urusan yang perlu diselesaikan, dan kau sudah tahu apa yang kami inginkan."Darany mengangguk setuju, wajahnya yang tenang tak mampu menyembunyikan ketegangan dalam hatinya. "Kami ingin barang yang kau ambil dari Geng Black Mamba. Kami tahu kau memiliki barang itu, dan kami ingin itu dikembal
Tanpa menunggu waktu lagi, pertempuran pun dimulai. Api Lotus Hijau melesat dengan ganas, menyambar udara dengan nyala api yang menyala-nyala, dan akhirnya mengenai tubuh Kosal. Namun, tak seperti yang diharapkan, serangan itu tidak berdampak apa-apa pada Alena yang berada dalam cengkraman Kosal. Sebaliknya, api hijau itu malah membuatnya merasa nyaman dan hangat. Cahaya hijau yang menyala memancarkan kehangatan ke dalam jiwa Alena, dan air matanya yang tadinya mengalir deras seakan mengering dengan ajaib. Tapi, hal tersebut tidak berlaku untuk Kosal. Ia menjerit kesakitan ketika api hijau membakar kulitnya. Rasa sakit itu seperti ribuan jarum yang menusuk tubuhnya, dan Kosal merasa seperti terbakar hidup-hidup. Dalam momen penderitaannya, cengkeraman Kosal pada leher Alena melemah, dan membebaskan gadis kecil itu sehingga bisa bernafas lega. Namun, di balik itu, Kosal menderita luka-luka parah dan tak tertahankan.Di sisi lain medan pertempuran, tanah dan kayu bergerak seperti nyawa
Darany melambaikan tangannya, dan dalam sekejap, semua bayangan di sekitar Darany bergerak dengan kecepatan kilat, membentuk serangan-serangan tak terduga yang membingungkan lawannya, sehingga membuat pertempuran ronde kedua ini menjadi lebih rumit. Menghadapi datangnya ratusan senjata tajam yang terbentuk dari bayangan, Ryan dan Kakek Liong merasa kesulitan untuk melawan semua senjata tersebut. Mereka hanya bisa menangkis dan menghindari semuanya.Terlebih lagi, setiap gerakan Ryan dan Kakek Liong terlihat lambat dan terbaca oleh Darany. Semua ini disebabkan otak Darany mampu memproses semua gerakan Ryan dan Kakek Liong dengan cepat. Peningkatan kemampuan otak, ditambahkan kemampuan mengendalikan bayangan, membuat Ryan dan Kakek Liong kewalahan.Akibatnya, Ryan dan Kakek Liong terpaksa berada dalam mode bertahan, menghindari setiap serangan bayangan yang tiba-tiba datang dari berbagai arah. Mereka sama sekali tidak bisa melakukan serangan balik dengan semua senjata tajam hitam yang s
Pertarungan terus berlanjut, waktu berlalu tanpa henti. Darany, yang semakin terbiasa dengan kekuatan barunya, semakin sulit untuk dikalahkan. Namun, kemampuan kuat yang diberikan NTZ-456 mulai mempengaruhi dirinya. Darany merasakan kelelahan mental yang mendalam, dan bayangan-bayangan yang dikuasainya mulai terlihat tak sekuat sebelumnya.Kakek Liong dan Ryan melihat peluang emas di tengah penurunan kekuatan Darany. Dalam sekejap, Ryan bergerak seperti kilat mendekati Darany. Meskipun Darany mencoba mengendalikan bayangan-bayangan untuk membentuk pertahanan, Ryan berhasil melepaskan bola api yang membara, merobek perisai bayangan tersebut. Darany yang terkejut, terpaksa terhuyung beberapa langkah mundur.Ketika Kakek Liong melihat momen ini, ia segera mengambil tindakan. Dengan gesit, tanah di bawah kaki Darany bergerak, memancing kakinya dan membuatnya terjatuh ke belakang. Darany sadar, bahwa efek obat yang ia konsumsi mulai menghilang. Setelah kekuatan yang diberikan obat itu hil