Kota Phnom Penh, ibukota Kamboja, semakin tenggelam dalam kegelapan malam yang pekat. Di balik tirai malam, rahasia-rahasia gelap dan kisah-kisah kelam mungkin takkan pernah terungkap sepenuhnya. Di bawah cahaya remang-remang lampu jalan yang redup, sebuah kelompok kecil melintasi jalan-jalan kota yang semakin sepi, membawa beban cerita masing-masing dalam hati.Arunny, wanita muda dengan mata berbinar dan tekad yang teguh, memimpin langkah mereka dengan langkah pasti. Di sekelilingnya, Ryan dan keempat turis yang menjadi korban penculikan sebelumnya, mengikuti langkahnya dengan hati-hati. Kota ini tak sama seperti kota yang pernah mereka lihat sebelumnya; ini adalah wajah gelap yang mungkin tak terlihat oleh para wisatawan yang datang untuk menikmati kemegahan sejarah dan keindahan arsitektur.Mereka melangkah melewati gang-gang sempit yang kelam dan gelap. Bangunan-bangunan kumuh berjejer di kedua sisi, dengan dinding-dinding yang terlihat lapuk dan lelah. Lampu-lampu temaram yang t
Keesokan harinya, sinar matahari yang lembut menyelinap masuk ke dalam kamar hotel yang Ryan tempati. Ini adalah kamar hotel yang sangat mewah, karena kamar yang Ryan tempati saat ini adalah kamar bertipe President Suite, tipe tertinggi dna termewah di hotel Hyatt ini Saat Ryan masih terlelap dalam tidurnya, suara ketukan lembut terdengar dari pintu kamar. Menggosok matanya, Ryan menggeliat dan segera bangun, berjalan menuju pintu untuk membukanya. Dari balik pintu, Ryan menemukan dua wajah tersenyum yang familiar."Winnie, Ratna? Selamat pagi!" sapa Ryan dengan suara sedikit serak karena tidurnya. Namun, senyuman hangat langsung terpancar di wajahnya ketika ia melihat dua mahasiswi cantik itu berdiri di ambang pintu."Selamat pagi, Ryan!" Winnie menjawab dengan penuh semangat. Suaranya yang riang memecah keheningan pagi di dalam kamar. "Kami berpikir mungkin kami boleh bermain-main mengunjungi kamarmu?"Ryan mengangguk sambil tersenyum, mengundang keduanya untuk masuk. Mereka berdua
Ryan memandang pria itu dengan penuh kewaspadaan. "Siapa kamu?"Pria itu hanya tersenyum, namun tatapannya tetap tajam. "Namaku Meaker. Aku adalah seorang Evolver, seseorang yang memiliki kemampuan khusus."Pernyataan tersebut membuat Ryan menaikkan alisnya. "Kemampuan khusus? Apa yang kamu maksud?"Meaker mengangkat tangannya dan tanpa suara, tiba-tiba bayangan tubuhnya terlihat mengelilingi dirinya. Ia seperti menghilang di tengah kegelapan.Melihat kemampuan dan aura yang dikeluarkan Meaker, Ryan menjadi yakin, bahwa obat yang dikatakan Sorya sebelumnya adalah obat yang dapat membangkitkan Kemampuan Khusus dan membuatnya menjadi Evolver."Dengan kemampuanku, aku bisa bergerak bebas dalam bayangan," ucap Meaker, suaranya terdengar seperti berbisik di angin malam.Ryan sedikit merasa terkejut dengan kemampuan itu. Akan tetapi, Ryan berusaha untuk tetap tenang. "Lalu, Kenapa kamu ada di sini? Apa yang kamu inginkan?"Meaker melangkah maju, menimbulkan efek menghilang dan muncul dalam
Kapal Kargo Sungai Tipe Flat Deck Barge telah dimodifikasi menjadi markas rahasia Geng Black River. Hal ini membuat suasana di dek bawah, begitu kontras dengan yang ada di atas. Jika dek atas kapal terasa sunyi dan sepi, hanya dipenuhi dengan tumpukan kontainer sebagai penyamaran, maka di dek bawah terasa begitu hidup dan kacau. Begitu Meaker dan Ryan melangkah masuk, atmosfer berubah drastis.Di dalam dek bawah kapal yang terang, kekacauan dan kemerosotan moral tampaknya menjadi norma. Anggota Geng Black River mengabaikan semua batasan etika dan rasa kemanusiaan. Tawa nyaring dan kebisingan dari berbagai suara mengisi ruangan dengan atmosfer yang tak tertahankan. Deru musik keras berasal dari sudut ruangan, di mana anggota Geng Black River berdansa dan minum-minum. Rokok dan alkohol mengisi udara dengan aroma tajam yang sulit dihindari. Beberapa dari mereka, yang sudah terlalu banyak mengonsumsi alkohol, memancarkan aura kegilaan yang membuatnya sulit untuk membedakan antara kenyata
"Aku sudah dengar dari Meaker, bahwa kamu ingin bersumpah setia padaku, apa itu benar?" tanya pria dengan setelan jas abu-abu itu.Ryan tersenyum dengan sopan. "Benar Tuan, dan sebagai tanda keseriusan saya, saya mempersembahkan Pil Pemulih Qi ini," ucapnya sembari mengambil sebuah botol kaca kecil dari sakunya, dan meletakkannya di meja kerja.Rithisak kemudian mengambilnya dan mengamati pil dalam botol kaca tersebut. Ia lalu membuka tutup botolnya, mencoba mencium aroma pil tersebut. Aroma harum disertai energi Qi menyeruak memasuki indra penciuman Rithisak. Ia cukup terkejut dengan tingginya kualitas pil tersebut."Dari mana kamu mendapatkannya?" tanya Rithisak dengan tatapan tajam.Suasana ruangan kembali menegang. Akan tetapi, Ryan tampak tidak terpengaruh dengan tekanan ini. "Saya membuatnya sendiri.""Apa?! Kau membuatnya sendiri!" Rithisak langsung berdiri dan menggebrak mejanya. "Kau seorang Tabib?"Ryan mengangguk seraya tersenyum. "Tapi aku lebih suka jika disebut sebagai A
Di tengah kerumunan, sekelompok pria yang tampaknya lebih tua dan memiliki aura yang kuat berdiri di barisan depan. Ini adalah para ketua regu Geng Black River, yang telah memimpin pasukan mereka dalam berbagai aksi kriminal dan pertempuran.Salah satu dari mereka, seorang pria berjanggut dengan rambut kepala yang hampir botak, melangkah maju. "Apa maksud semua ini, Bos? Apakah Bos benar-benar berpikir bahwa anak ini bisa menjadi supervisor kami?" ucapnya dengan suara yang penuh dengan sinisme.Rithisak menatapnya dengan dingin. "Tidak ada yang dapat mengubah keputusanku, Khaosan. Lagipula, aku mengangkatnya karena dia memang memiliki kemampuan yang dibutuhkan Black River."Khaosan menghentakkan kakinya di lantai, menunjukkan rasa tidak puasnya. "Kemampuan? Apakah Bos benar-benar berpikir bahwa seorang pemuda lemah seperti dia bisa berdiri di samping kami? Ini terlihat seperti sebuah lelucon, Bos!"Anggota lainnya berteriak setuju, dan sebagian lainnya hanya menganggukkan kepala. Pena
Seorang ketua regu lain menambahkan dengan suara yang tercengang, "Mustahil! Bukankah dia hanya seorang tukang obat, yang kemampuannya hanya cocok untuk mencampur ramuan? Tapi mengapa dia begitu kuat?"Namun, serangan-serangan mereka masih tidak mampu mengenai Ryan. Tubuhnya tetap bergerak dengan kecepatan dan kelincahan yang mengagumkan. Ia bergerak dengan elastisitas yang luar biasa, seolah-olah merangkul aliran Qi di sekitarnya. Dengan gerakan yang lincah, dia menghindar dari setiap ancaman, dan saat yang tepat, dia melancarkan serangan balik yang kuat. Setiap pukulan dan tendangan dari Ryan memiliki keakuratan dan intensitas yang membingungkan lawan-lawannya.Melihat lawan-lawannya mulai kelelahan, Ryan paham bahwa pertarungan ini sudah hampir mencapai klimaks. Dengan cepat, Ryan dapat melihat betapa banyaknya celah yang telah para ketua regu buat. Gerakan mereka juga mulai tidak terorganisir seperti semula. Memanfaatkan kesempatan ini, Ryan dengan tajam memetakan setiap titik vit
"Meaker, bagaimana hasil investigasinya?" tanya Rithisak sembari menyesap cerutu, asap melingkupi wajahnya.Meaker menjawab dengan serius, "Kemungkinan besar, mereka semua telah tewas, Bos."Rithisak mengerutkan dahinya. "Tewas? Mengapa kau yakin begitu?""Aku menemukan bekas pertarungan di dekat gudang penampungan sementara. Dan di sana, terdapat sebuah lubang besar berdiameter 3 meter dengan jejak tanah yang hangus. Siapapun di bawah tingkat Grand Master tidak akan dapat bertahan hidup jika menerima serangan yang dapat melubangi tanah selebar itu," jelas Meaker dengan tegas."Hmm …" Rithisak berpikir sejenak, dan kemudian merenung. "Itu artinya, ada dua kemungkinan, Sorya tewas karena ledakan, atau karena serangan Grand Master dengan akar elemen api. Tapi, apa kamu berhasil menemukan mayat mereka?"Meaker menggelengkan kepalanya. "Tidak Bos, tidak ada mayat sama sekali di sana. Yang ada hanya jejak pertempuran itu saja, dan beberapa pohon tumbang. Kalau boleh berspekulasi, aku mend