Share

BAB 87

“Udah?”

Bintang menegakkan badan yang sempat ia sandarkan di mobil, saat melihat Azzalyn datang. Gadis itu hanya mengangguk. Terlihat sekali dari matanya yang bengkak, kalau ia habis menangis.

Bintang memang sengaja menunggu di mobil, membiarkan Azzalyn mendatangi makam Abyl sendirian. Karena ia tahu, kalau Azzalyn pasti butuh privasi untuk mengeluarkan segala kesedihannya di sana.

“Iya. Kita pulang sekarang.” Azzalyn menyahut tanpa memandang ke arahnya, langsung masuk ke dalam mobil.

“Habis ngantar kamu, aku langsung berangkat ya.” Bintang memulai percakapan setelah mereka sempat saling diam selama perjalanan.

“Harus sekarang juga? Kenapa nggak berangkat besok aja?”

“Seperti kata Om Reinhart, kita lagi kejar-kejaran dengan waktu. Mumpung sekarang Tante Riska sedang lengah. Lagi pula, kita harus cepat bergerak sebelum orang bernama Jiman yang telah membunuh Paman Bandi berpindah tempat. Akan lebih sulit lagi buat kita untuk melacaknya.”

Azzalyn sempat terdiam beberapa saat.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status