Dodi berdiri di hadapan Tuan Prayoga dengan wajah sedikit tegang.
"Bagaimana bisa?" Pria tua itu menatapnya dengan wajah cemas dan takut."Kami tidak tahu, Tuan. Semuanya begitu tiba-tiba. Penyerang itu datang ke villa dan menembakkan begitu banyak peluru. Untung saja Tuan Ryu langsung sigap dan segera memberondong mereka dengan tembakan juga." Dodi menelan salivanya, getir saat mengingat malam penuh ketegangan dengan baku tembak dengan sekelompok orang tak dikenal.
"Apa ada dari pihak kalian yang tewas?"
"Satu orang, Tuan. Wanita malam Tuan Ryu."
Tuan Prayoga mengusap wajahnya kasar. Ryu--cucunya sekarang benar-benar berubah. Dia suka main perempuan dan mabuk-mabukkan.
Wajahnya sekarang juga sedingin es. Dia banyak mendengar, bahwa Ryu menjadi kejam pada bawahannya. Dia tidak pandang bulu ketika ada pegawainya yang melakukan kesalahan.Dan sudah satu tahun sejak kejadi
Ryu baru saja keluar dari mobil saat terdengar suara Mamanya."Uncle Ryu!"Laki-laki itu tertegun melihat sang Mama yang menggendong seorang gadis kecil."Mama udah dari tadi?""Udah dong, Uncle. Sena sampe capek nunggunya." Agatha menirukan suara bocah kecil dan membuat gadis kecil itu tergelak.Ryu memandangnya. Baru kali ini dia melihat wajah Brisena saat dia semakin besar. Raut wajahnya sangat mirip dengan Bella. Namun, juga ada garis wajah Jason di sana. Laki-laki itu meneguk salivanya.Pantas jika sang Mama tidak bisa berpisah lama-lama dengannya. Gadis kecil itu sangat lucu dan menggemaskan dengan kedua pipi yang gembul."Sena … ini Uncle Ryu. Sena mau di gendong sama Uncle?""Eh, eh, Mah …." Ryu terkejut saat Mamanya memberikan gadis kecil itu padanya.Agatha tertawa geli melihatnya. "Tangan kamu seperti mama tadi. Nah iya, begitu."Gadis kecil itu tergelak seperti tahu tang
Sebuah mobil sedan hitam mengedipkan lampu sebanyak empat kali dan terbukalah sebuah gerbang besi hitam yang menjulang tinggi.Mobil meluncur masuk dan berhenti tepat di depan pintu sebuah rumah yang besar.Ryu dan Evan keluar dari mobil dan disambut oleh Bono. Markas black house."Selamat datang, Tuan muda," sapanya sambil nyengir dan langsung mendapatkan pukulan dari Ryu."Gasah basa-basi, Bang. Bos Deri ada?""Tentu, Tuan muda. Ada di atas," jawab Bono masih dengan nyengir.Ryu melirik Bono dengan wajah pura-pura jengah dan langsung masuk ke dalam rumah. Semua anak buah Simon yang bersamanya sejak dia masih kecil memang sangat akrab dengan dirinya. Dan dia malah merasa canggung, jika mereka memanggilnya dengan sebutan 'Tuan'.Ryu menaiki sebuah tangga berukuran lebar. Dia melewati beberapa ruangan kamar yang tertutup rapat dan langsung menuju kantor Deri."Masuk." Terdengar suara bariton seorang pria sa
Jason membanting botol minuman di depannya dengan murka. Laki-laki itu sangat marah dan kecewa. Dia mengamuk sejadi-jadinya di ruangan itu hingga membuat Rio keluar dari ruangan itu."Hentikan, Jason!" teriak Dean yang baru saja masuk.Laki-laki itu duduk dengan lemas dan terengah-engah."Ada apa lagi? Papi dengar dari tadi pagi buta kamu sudah datang ke sini dan mengamuk." Dean menatapnya lekat.Laki-laki itu menelan salivanya masih dengan napas memburu. "Opa keterlaluan, Pi. Dia sudah membuat surat ahli waris dan gembel itu yang akan mewarisi perusahaan. Gue hanya dapat anak perusahaan. Dan yang lebih membuat gue marah, putri gue, Brisena, juga tidak mendapatkan apa-apa." Wajah Jason geram hingga dia menangis.Dean terhenyak dan diam. Dia sudah menduga sejak awal jika mertuanya itu lebih memilih Ryu daripada putranya. Tapi yang membuatnya tidak habis pikir, bagaimana Brisena sebagi cicit Tuan Yoga juga tidak mendapatkan
Bella termenung di pinggir kolam renang dengan memandang putri kecilnya sedang berlarian di taman. Gadis cilik itu baru saja bisa berjalan dan membuatnya semakin menggemaskan saat berlari karena sering terjatuh. Wanita itu memegang sebuah bandana lucu berwarna pink dengan motif Hello Kitty.Kata Mama mertuanya, bandana itu pemberian dari Ryu.Sang Mama juga bercerita jika Ryu sangat menyayangi Brisena, bahkan tidak membolehkan mereka pulang dengan cepat saat Agatha datang ke rumah Ryu bersama Brisena.Sudah lebih dari satu tahun, sejak kejadian Ryu memukuli Jason saat itu, dia tidak pernah menginjakkan kakinya lagi di rumah ini. Rasanya seperti ada yang hilang dalam jiwa Bella. Laki-laki humoris itu pasti menghindar darinya dan tak ingin bertengkar lagi dengan adiknya.Bella mendesah pelan.Dan sejak kejadian itu pula, Jason tidak pernah berbuat kasar lagi. Namun, meski laki-laki itu sudah tidak bermain tangan lagi, ucapan d
Hingar bingar suara musik yang menghentak serta aroma alkohol dan asap rokok mendominasi sebuah night clubs elit di bilangan Jakarta Selatan.Di lantai atas, Ryu sedang bersantai dengan meneguk Vodka ditemani beberapa orang wanita dan Jefri.Jemari nakal para wanita itu menggoda beberapa area sensitif pria itu membuatnya memejamkan mata menikmatinya.Jefri selalu tertawa riang dengan meneguk minumannya. Dia senang karena pada akhirnya bisa mendekati Ryu, cucu dari pamannya, calon pewaris perusahaan gurita, Saloka grup.Sedangkan Ryu sendiri sebenarnya merasa jengah dengan pria seusia Papi tirinya itu. Tapi karena lagi-lagi atas nama keluarga, dia merasa tidak enak."Anak muda, bagaimana jika kita lanjut di hotel langgananku saja?" ujar Jefri menawarkan untuk pindah tempat."Maaf, Tuan Jefri. Tidak boleh. Tuan Ryu harus berada dalam hotel yang telah kami rekomendasikan," timpal Evan tegas."Waoww … waoww …
Dengan sedikit merangkak, Ryu hampir mendekati pintu. Pria itu tetap berusaha untuk meraih tubuh Ryu dan menghujamkan pisaunya. Lagi-lagi Ryu berhasil berkelit dan pisau itu menancap pada pintu. Pria itu mencabutnya dengan cepat dan menghujamkan lagi ke arah Ryu. Kali ini, tangan Ryu meraih sebuah cantelan mantel dari besi dan memukul kepala pria itu. Darah segar keluar dari kepalanya.Pria itu menggeram marah. Sedangkan Ryu berkali menggelengkan kepalanya dengan kuat agar tetap sadar. Pandangannya semakin kabur, tapi dia tetap berusaha kabur dari kamar itu.Pria dengan pisau mengejar dia lagi, tapi kali ini Ryu berhasil membuka pintu dan keluar. Dia melihat semua anak buahnya yang terkapar tak sadarkan diri."Evan! Evan!" Dia mengguncang tubuh Evan yang terlelap.Pria itu berhasil keluar dengan kepala berdarah. Ryu yang mengetahui pria itu menuju ke arahnya segera lari dengan terhuyung. Namun, tiba-tiba dia terjatuh karena tersandung tubu
"Bagaimana semua ini bisa terjadi!" teriakan Tuan Prayoga membuat beberapa pelayan terhenyak dan takut. Tidak pernah mereka melihat Tuan besarnya marah hingga seperti ini.Dodi dan Evan menunduk, karena mereka juga tidak tahu apa yang terjadi sesungguhnya.Dering suara telepon terus berbunyi dan membuat Tina kewalahan untuk mengangkat karena semua telepon itu sama dengan satu pertanyaan, "benarkah Tuan Ryu Saloka membunuh Paman sepupunya sendiri?""Cabut kabelnya, Tina!" perintah Tuan Prayoga ketika untuk kesekian kali telepon berdering lagi.Agatha dan Nyonya Merry terisak sambil saling memeluk. Sedangkan Bella termenung karena tidak tahu harus berbuat apa."Ceritakan semuanya dari awal." Intonasi suara Tuan Prayoga mulai menurun.Kemudian Dodi menceritakan semuanya dari awal hingga …."Saya dan anak buah sudah tidak sadar, Tuan. Ketika kami terbangun, tempat itu sudah penuh polisi dan Tuan muda tergeleta
Kediaman keluarga Saloka terlihat sepi. Beberapa media berdiri di depan rumah menunggu hingga ada yang mau memberi sedikit informasi. Beberapa bodyguard menjaga ketat pintu gerbang.Agatha sedang bermain dengan Brisena. Meski bocah cilik itu sangat menggemaskan, tapi pikiran Agatha yang sedang tidak fokus, membuat dia berkali mengusap air matanya."Mama istirahat aja. Biar Sena main sama aku." Bella yang mengerti kegundahan mertuanya merasa iba."Nggak papa, sayang. Dengan melihat Sena, mama agak sedikit terhibur."Bella diam dan mengusap punggung mertuanya dengan lembut."Nyonya, wartawan semakin banyak di luar. Bahkan ada yang sampai tidur di jalan menunggu salah seorang keluarga untuk keluar," lapor Tina cemas."Kenapa kasus Ryu jadi semakin besar seperti ini? Banyak sekali fitnah terhadap putraku." Agatha mengusap lagi pipinya kasar."Maaf, Nyonya. Karena yang saya lihat di berita, artis yang