Share

Bab 47

"Enggak, baju devan. Aku kadih bajuku enggak mau," sahutku sambil tersenyum, "Biarlah, Mil."

"Mbak, kalau di biarkan malah ngelunjak nanti. Tengoklah kalau Mbak enggak percaya, jangan terlalu di sepelekan dia. Dia itu lebih kejam dari mafia, Mbak," ucap Mila dengan nada lirih.

Aku cekikikan, geli rasanya mendengar ucapan Mila. Gadis masih belia, baru-barunya menyandang kata gadis sudah di samakan seperti mafia. Mafia itu kejam geng.

Mila yang masih berdiri memandang ke arah rumahku, kepalanya celingukan ke arah dalam.

"Echa! Pulaaang!" Teriak Mila dengan suara agak keras.

Echa keluar dengan wajah merengut, matanya memandang Mila dengan tatapan sinis.

"Apa sih, Mbak. Kaya nenek-nenek merepeeet saja kerjaannya. Kaya' enggak ada kerjaan lain saja."

"Rumah abang kami itu di sana, bukan di sini," ucap Mila sambil memandang pergerakannya yang sedang memakai sendal.

"Iya. Aku tahu. Tapi rumah abangku itu jelek, gubuk. Dari luar saja sudah kelihatan gerahnya," ucap Echa ketus. Gadis itu melan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status