Ep 136. One By One
Di dalam penginapan sosok cantik sedang menjahit pakaian, ia menganyam bulu-bulu setelah itu menggabungkan dengan kain, kerapian jahitan membuat bulu-bulu tidak berantakan dan tidak terlihat mencolok setelah di gabungkan dengan jubah, tiga kain sudah berhasil dibuat, immortal Lou membuka wadah pewarna pakaian, ia mengoleskan warna hijau cerah, setelah mengoleskan pewarna, tiga jubah dijemur di dekat jendela."Bagaimana, cantik bukan!""Haha… kalau orang bertanya, kita harus jawab ini bulu apa?""Bulu Phoenix… hahaha!" tawa immortal Lou."Aaa…!""Oh iya, aku lupa kalau Cerberus juga memiliki bulu bukan!""Tapikan dia berada di klan langit!""Hmmm… benar juga!""Ayo, sebaiknya kita istirahat dulu!"Immortal Lou berbaring di atas tempat tidur, di sampingnya Anin Shi bermain dengan Lan Shi, beberapa saat kemudian Lan Shi tertidur."Sepertinya sudah kering, aku coba dulEp 137. Kata-kata Adalah kematianSebuah Tapak raksasa berselimut petir merah muncul di atas langit, semua orang langsung berlarian meninggalkan kota Es, tombak belum berhasil ditahan, sekarang Dewi Son harus menahan tapak raksasa di langit, tapak melesat seperti meteor jatuh, semua orang didunia dewa merasakan bumi bergetar dan langit bergemuruh, sosok kuat di langit memperlihatkan wajah marah."Musnahlah kalian semua!" teriak immortal Lou."Yeaaaaaaaaaaaaaaaa!""Tolong hentikan, penduduk bisa mati!" "Aku tidak peduli, aku hanya sampah di mata para dewa!" "Aaaaaaaaaaaaaaaaaa!" "DUARRRRRRRRRRRRRRRRRR!" petir menyelimuti tapak besar menyambar kesana kemari. Semua orang dibuat takut, semua petinggi klan mengerahkan kekuatan untuk membantu Dewi bulan terbesar dari tombak tiga mata. Disisi lain beberapa sosok berhenti bertarung, mereka mengalihkan pandangan ke arah pemuda berikat kain putih di mata.
Ep 138. Terlalu banyak musuhDi alun-alun tiga sosok berjalan menuju gerbang kota, immortal Lou dan yang lainnya akan melanjutkan perjalanan menuju kota batu ungu, ia harus cepat mencabut semua kutukan immortal jiwa suci, tidak butuh waktu lama tiga sosok keluar dari gerbang kota, saat itu juga mereka terbang menuju kota batu ungu, sambil melakukan perjalanan immortal Lou melihat keindahan alam dan hutan luas.Beberapa saat kemudian immortal Lou, Anin Shi, immortal Dong Lun berhenti terbang, mereka melihat banyak orang di tengah hutan, immortal Lou tersadar kalau mereka semua adalah orang dari beberapa klan dan petinggi klan, tiga sosok melesat ke arah pohon besar."Guru, sepertinya ada yang mereka cari?" bisik Lou."Iya, aku juga mengira begitu!" "Apa yang harus kita lakukan?" tanya Anin Shi."Kalian tunggu disini, aku akan mengintip lebih dekat!""Em!"Immortal Lou melesat dari pohon ke pohon satunya, ti
Ep 139. Pertempuran meluasImmortal Lou berhasil mencuri pasir waktu, semua orang di pusat dunia bertempur dan saling melemparkan tuduhan satu sama lain, kekacauan yang terjadi membuat semua klan mengerahkan pasukan, Dewi Son Hou juga ikut serta dalam pertempuran tersebut, namun ia lebih mengerahkan pasukan untuk menjaga kota Es. Di kota batu ungu keributan terjadi, semua penduduk heboh dengan kabar perang besar sebentar lagi.Suara langkah kaki prajurit terdengar, angin berhembus kencang memperlihatkan pasukan udara melesat terbang, di penginapan empat sosok yaitu Lou, Anin Shi, Lan Shi, dan immortal Dong Lun menikmati makanan bersama, mereka duduk di samping jendela sambil menonton semua orang berlalu lalang."Guru, apakah perang akan terjadi?" "Iya… meskipun kamu tidak mencurinya, perang akan tetap terjadi karena mereka semua saling memperebutkan yang kamu miliki sekarang!"Anin Shi melihat ke arah Dong Lun "paman, apakah kamu ta
Ep 140. Bertarung di tengah pertempuranTidak lama duduk di atas atap satu sosok melesat cepat lalu menghantam bangunan kota, ledakan keras terdengar membuat jantung semua orang berdebar, immortal Lou kembali memasang kain di mata, setelah itu petinggi dari klan api muncul di kehampaan, aura ganas menyapu debu sekitar, ia melihat ke arah petinggi klan samudera, setelah itu melihat ke arah dua sosok di atas atap penginapan."Sepertinya ada sosok yang tidak ikut campur disini, baguslah!" ucap dewa Ven dari klan Api."Tuan dewa terhormat, aku harap kalian tidak bertarung di kota ini, aku takut itu bisa membuat kota hancur dan penduduk tidak bersalah tewas!" "Beraninya kau menasihatiku hah…!" ucap Dewa Ven menjentikan jari.Immortal Lou mengibaskan tangannya, gelombang energi menghilang seketika, sosok dewa Tor muncul dengan palu di hadapan Dewa Ven."Yeaaaaaaaaaaaaaaaaa!" palu membesar."DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR?"
Ep 141. Kesalahan Tidak disengajaDi atas kehampaan lima pedang legendaris para dewa terlihat, wajah semua orang memucat saat melihat pemuda tersebut memilikinya, immortal Lou menatap tajam ke arah Tan Tin, jiwa membara dengan kekuatan melonjak seperti ombak, tidak segan immortal Lou melesatkan lima buah pusaka milik dewa pedang."Yeaaaaaaaaaaaaaaaa!" Lima buah pedang melesat seperti gunung jatuh, ukuran raksasa merobek kehampaan dan membuat angin bertiup kencang, tidak lama setelah itu sosok Tan Tin lenyap seketika, saat itu juga semua formasi segel yang mengurung kekuatan jiwa suci pecah, semua jiwa suci merasakan kebebasan, putri Lien merasakan kekuatannya melonjak dua kali lipat, sedangkan immortal Lou jatuh dari ketinggian."Musiku sudah selesai, tapi lukaku sudah tidak bisa-!" ucap immortal Lou menutup mata.Immortal Dong Lun melesat menangkap tubuh muridnya, ia mengajak Anin Shi meninggalkan tempat tersebut, semua orang dibutakan
Ep 142. Dewa Lou Vs Dewa RacunDi pagi hari sinar matahari berada di depan mata semua orang, kekecewaan masih terjadi di pusat dunia dewa, tidak sedikit korban berjatuhan, dan pertempuran masih berlanjut, di pagi itu juga immortal Lou dan beberapa orang di sampingnya berjalan di hutan, mereka ingin melihat sedikit keadaan sekitar, hutan masih belum terjamah atau terdampak pertempuran para dewa.Di beberapa wilayah Rata dengan tanah, beberapa kota megah sekarang jadi pemakaman besar-besaran, tanpa bisa melawan pendudukan tewas begitu saja, kekuatan melampaui batas membuat banyak kerusakan.Immortal Lou melihat ke arah peri kecil "kamu bersembunyilah, kalau semua orang melihatmu? Kami yang akan terbunuh lebih dulu!""Ya ya!" Peri kecil masuk kedalam jubah immortal Lou, saat itu juga semua orang terbang ke langit, tidak lama setelah itu immortal Lou melihat Dewi bulan berlutut dan dihadapannya satu petinggi klan samudera, immortal Lou langs
Ep 143. Penghinat Di bawah langit malam immortal Lou duduk bersama semua anggota keluarganya, ia merasa bersalah karena sudah membahayakan semua orang terdekat, satu persatu orang menasehati kalau semua ini bukan kesalahannya, disisi lain semua orang menyiapkan barang bawaan untuk segera Pergi meninggalkan dunia dewa."Sekarang bagaimana perkembangan kalian?" tanya Immortal Lou."Dewa Qin dan semua orang disini memberikannya pelatihan bagus, kami juga mencapai tingkat tahap dewa menengah sepertimu!" jawab Lusun. "Baguslah, aku juga mengalami perkembangan tapi tidak terlalu pesat untuk saat ini… di luar sana sempat terjadi Pertempuran besar!"Putri Lien melihat ke arah Lou "Sayang, aku merasakan kekuatan jiwa suci meningkat!" "Aku juga, tapi?" ucap Lou terlihat murung.Semua orang saling berpandangan satu sama lain, mereka melihat ke atau Anin Shi dan immortal Dong Lun untuk mendapatkan jawaban, dua sosok hanya diam tidak berani mengatakan apapun,
Ep 144. Kerajaan Gerbang keadilanDi atas kehampaan satu sosok melayang sambil menggendong bocah kecil, di sekeliling 500 lebih pasukan dewa laut menodongkan senjatanya, sebelum itu dewa Hun Sa rela mengkhianati klan langit demi mendapatkan pasir waktu, disisi lain semua orang sudah tiba di dunia manusia, posisi putri Lien dan berada di tengah lautan, berdekatan dengan pulau dosa yang dipegang oleh Putri Sue Wei. Kehadiran sosok kuat dari dunia dewa membuat arus gelombang membesar, hewan laut menjauh saat merasakan tekanan mengerikan, semua orang mencoba untuk sabar dan menunggu kabar dari immortal Lou."Sekarang kita dimana?" ucap putri Lien.Immortal Be-heng melihat ke langit "Kita sudah tiba di dunia manusia!" "Sekarang, kita kemana?" "Sebaiknya kita cari pesisiran dulu!""Em!"Semua orang melesat terbang melewati lautan luas, sambil melakukan perjalanan, Merisa mengamati wajah panik Anin dan beberapa soso