Share

Bab 544. Seperti Piknik

Mobil tidak melewati jalan yang tadi. Justru Kevin memilih jalan-jalan kecil. “Kita lewat kampung saja. Lebih banyak yang dilihat. Rasa Balinya terasa dibandingkan lewat di jalan bypass,” ucapnya sambil menunjuk beberapa orang yang berjalan.

Laki-laki perempuan berjalan beriringan. Mereka menggunakan pakaian traditional. Seperti di foto internet, yang perempuan menyunggi susunan buah-buahan yang dirangkai tinggi. Menaruh rangkaian yang menjulang itu di atas kepala.

“Itu tidak berat ke kepala?” tanyaku sambil mengamati mereka dari balik jendela mobil. Kepala bagian atasku berdenyut seakan merasakan berat.

“Di sini sudah biasa, Mel. Mereka membawa itu ke pura sebagai sesembahan. Katanya temanku, dulu sebenarnya yang menjadi sesembahan adalah hasil bumi untuk menyatakan puji syukur. Ini yang sering disebut upacara keagamaan dan adat.”

“Oh, seperti karyawanmu tadi itu.”

“Iya, betul.”

Mobil dijalankan dengan pelan, sehingga aku bisa menikmati pemandangan unik ini. Di kelompok lagi-laki, m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status