Share

Bab 70. Wujud Sayang

Sudah beberapa minggu ini, kami makan di luar. Ada saja permintaan Mas Suma dengan apa yang ingin dimakan. Yang membuatnya sebal, sudah sampai tujuan, eh ganti keinginannya. Akhirnya muter-muter lagi, mencari apa yang dia mau.

"Nak ..., kamu kok nyiksa, Papi, ya?" kataku serambi mengelus perutku yang sudah mulai sedikit membesar.

"Untung yang nyidam aku, Ran. Kalau kamu bagaimana? Sedangkan aku belum tentu ada di dekatmu. Demi kamu dan anak kita, aku rela disiksa seperti ini," ucapnya sambil mengelus punggungku.

Kami makan siang di rumah makan Betawi. Mas Suma ingin makan Asinan Jakarta, itu saja yang dia makan, tidak mau yang lain. Padahal, nasi uduk dan ayam gorengnya enak sekali. Dan, soto Betawinya, uuff, endul!

Padahal, kedua makanan ini sudah aku pesan untuk memancingnya supaya mau makan nasi.

Tapi gagal!

Dia malah menghabiskan Asinan Jakarta dua porsi!

"Tapi, perutku ini, Ran. Sama-sama ikutan membesar. Itu yang aku tidak suka! Bisa tidak Hot Dady lagi, dong!" ucapnya k
Astika Buana

Terima kasih sudah membaca cerita ini. Ikuti cerita lainnya dengan judul: Ipar Pergi Saat Kami Tak Punya Uang Lagi.

| 2
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (12)
goodnovel comment avatar
Titing Nastiti
seneng baca cerita ini, ringan tapi bikin penasaran
goodnovel comment avatar
Umar sahnan
enak bacanya, good job lah
goodnovel comment avatar
Siti Masitoh
good job Mama Rani...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status