Siang telah berlalu, kini malam mulai menyambut dalam peristirahatan. Tubuh Barnard terkapar di bibir pantai, wajahnya pucat sementara satu kakinya penuh luka gigitan predator. "Arghh ...." "Seseorang. Tolong!" Barnard merintih lalu mencoba menyeret kakinya menjauh dari air yang begitu asin. Semakin sesekali air asin itu menyirami kakinya maka semakin terasa perih yang begitu merusak setiap sel dalam tubuhnya. Namun Barnard tidak bisa menyeret kakinya menjauh dari bibir pantai untuk lebih jauh lagi, hingga napasnya kembali tersenggal lalu ia kembali pingsan. Terlalu lama berada di dalam air dan kehabisan darah karena gigitan predator membuat Barnard kehilangan banyak darah hingga membuat ia begitu lemah. Seseorang dari kejauhan menatap Barnard begitu dalam, melepas lelah sepulang dari memuaskan orang-orang yang haus akan nafsu membuatnya merasa menyesal dan ingin menyendiri dari hiruk pikuk perkotaan. "Apa Anda baik-baik saja?" tanya wanita cantik itu sambil menguncang tubuh Barn
Hari ini di rumah temannya Flow, laki-laki yang ia tolong terbaring tak berdaya. Barnard tidak ingin di bawa ke rumah sakit lagi, ia lebih memilih menyembuhkan lukanya dengan membayar dokter mahal untuk mengunjunginya setiap waktu. Saat ini Barnard benar-benar tidak bisa beraktivitas, ia bahkan sulit untuk berjalan ke kamar mandi. Flow mendekati Barnard lalu duduk di tepi ranjang, lama wanita itu memandang wajah Barnard yang masih terlelap, "tampan." Wajah Flow kian dekat dengan wajah Barnard hingga napas Flow dapat Barnard rasakan sampai membuatnya terbangun. Maaf, lanjutkan tidurmu. Aku akan pergi." Flow hendak beranjak dari duduknya namun satu tangan Barnard mencegah kepergian Flow. "Kau ... kenapa kau menolongku?" tanya Barnard pada wanita yang hanya memakai tanktop tipis di depannya. "Aku ingin, apa aku harus mengulang kata-kata yang aku ucapkan kemarin, Tuan?!" terlihat Flow memandang kesal ke arah Barnard. "Tidak ... aku masih tidak percaya kalau kau mencintaiku setelah p
Hujan membasahi kota, saat beberapa bulan telah berlalu. Kesehatan Barnard telah kembali membaik setelah Carlos mengobati diri Barnard dengan beberapa ramuan trobosan yang Carlos buat. Namun seseorang menatap Barnard dengan tatapan nyalang di ujung jalan saat Barnard hendak masuk ke dalam perusahaannya, hari ini Barnard mulai kembali aktif di perusahaannya namun sangat di sayangkan pertambangan batu bara miliknya harus di hentikan karena fitnah seseorang yang telah merugikan dirinya namun Barnard akan tetap mencari tahu siapa di balik usaha yang terus menerus membuat dirinya jatuh. Tatapan Barnard tertuju pada meja yang ada beberapa laptop dan komputer yang tidak terpakai karena karyawannya tidak dapat hadir ke perusahaan dengan segala alasan yang mereka berikan. Semenjak Barnard sakit, perusahaan miliknya telah banyak memberikan perubahan yang tidak baik, beberapa waktu lalu perusahaan itu naik pesat, penjualan pil penenang yang mereka geluti itu laku keras walaupun keuntungannya
Flow memberanikan diri datang ke perusahaan Barnard lalu mengambil beberapa berkas yang ada di dalam tasnya kemudian menyerahkan pada Barnard. "Aku akan bekerja di sini, apa kau mengizinkannya?" tanya Flow pada Barnard yang masih fokus dengan laptopnya. "Hanya beberapa waktu saja."Padahal saat ini otak Barnard begitu pusing, sebenarnya ia begitu malas melayani dan berdebat dengan Flow. Sekilas ia melirik wanita yang berpenampilan seksi di depannya. Flow yang selalu memakai pakaian terbuka membuat Barnard merasa sedikit terangsang. "Kau ingin bekerja atau ke bar?" Kembali Barnard menatap laptopnya setelah mengatakan hal itu, ia berpikir sudah lama kalau Flow bisa di jadikan alat untuk menghancurkan Jack. Jack yang selalu lemah jika berada di dekat wanita dapat ia jadikan sebagai sasaran yang tepat oleh Barnard. "Bekerja di perusahaan ini, ada syaratnya yang harus di penuhi." Barnard berkata demikian lalu menutup laptopnya. "Apapun itu, aku ingin dekat denganmu." Sebenarnya ucap
Bugh .... Satu pukulan Jack berikan pada Elvaro yang masih belum menyadari kedatangan Jack yang tiba-tiba sudah ada di sampingnya. Jack yang kesal karena menganggap Elvaro ingin menghianati putrinya dengan cara meninggalkan Starla begitu saja, padahal Jack melum mendapatkan yang ia inginkan dari Elvaro. "Daddy!" "Bangsat!" Satu pukulan lagi mendarat di perut Elvaro setelah sebelumnya Jack memukul wajahnya. Elvaro meringis, sudut bibirnya mengeluarkan darah. "Kau ingin menjual putriku?" lanjut Jack. Sifat Jack yang kadang sesekali berubah baik dan memperhatikan orang terdekatnya membuat Starla tidak tega jika Jack mendekam di penjara karena kasus penganiayaan pada dirinya. "Lalu apa lagi?" Tanya Jack saat Elvaro menggeleng pelan dan mundur beberapa langkah. "Segera ceraikan Starla!" pinta Jack sambil menatap nyalang ke arah Elvaro. Elvaro hanya diam, ia tidak berani mengatakan apa-apa. Elvaro takut kalau Starla bisa terluka lagi dan akan terus teraniaya oleh Jack, setelah Starl
"Tuan, Jack. Apa Anda belum puas membuat saya menderita sejauh ini, Tuan?" tanya Barnard yang tiba-tiba saja datang menemui Jack di tambang batu bara miliknya. Sebenarnya Barnard cukup heran dengan isu yang cukup cepat beredar, bagaimana bisa secepet itu berita tersebar luas dan sampai di telinga Jack, sementara Barnard juga baru mengetahuinya. Barnard sungguh geram dengan tingkah Jack namun ia tidak bisa berbuat apapun saat ini karena sedang membangun bisnis dan nama baiknya agar ia bisa kembali bangkit di perusahaannya. Barnard telah berjanji akan membuat Jack menderita setelah mendapat segala yang ia inginkan. "Jelas ini semua menjadi urusan semua orang karena tambang milikmu ini ilegel," ketus Jack membuat Barnard geram. Memang benar seperti yang Jack katakan, beberapa orang telah hadir di sana menyaksikan apa yang membuat tambang milik Barnard mendapatkan bongkahan berlian berharga. Bugh .... Kali ini Barnard lepas kendali, ia telah membuat Jack mengeluarkan darah segar dar
Hari ini banyak angota pemerintahan yang datang ke pertambangan ilegal milik Barnard, benar saja semua milik Barnard telah di sita termasuk dirinya telah di seret ke kantor polisi dan di tahan beberapa hari. Jack licik dapat tersenyum bahagia setelah kabar yang mengatakan kalau Barnard telah di dalam jeruji besi saat ini, itu yang Jack inginkan sesungguhnya. Jika tangannya tak mampu menyentuh Barnard maka ia akan menghalalkan segala cara untuk membuat Barnard menderita termasuk apa yang Barnard rasakan saat ini ada campur tangan Jack. 'Apa?" Suara Jack terdengar begitu lantang saat ia menatap ke arah anak buahnya yang memberikan kabar kalau Barnard saat ini di bebaskan karena terbukti tidak melakukan kesalahan besar. "Ini gila, bagaimana bisa si bajingan itu lolos begitu saja, kebohongan apa lagi ini?!." Jack terus mengumpat kesal. rasa tak percaya dengan apa yang terjadi pada Barnard saat ini membuat Jack semakin murka. Jack menelpon salah satu rekannya lalu menanyakan apa yang t
Pertandingan pun usai setelah beberapa pukulan yang membuat Barnard nyaris terluka parah, Barnard berjalan gontai sambil memegang kakinya yang terasa perih, perutnya yang terasa nyeri pun membuat Barnard begitu lemah. "Selamat, Bos. Kau keren!" Frans mendekat saat laki-laki yang begitu ia segani menghampirinya, sementara Barnard tersenyum kecut. Andai saja Frans tahu betapa sakitnya tubuh Barnard saat ini mungkin Frans akan diam seribu bahasa dan memilih mengobati luka Barnard terlebih dahulu daripada ucapan selamat untuknyauntuknya yang sebenarnya tak begitu istimewa. "Berikan aku air." Napas Barnard yang terasa begitu berat memaksanya untuk duduk. Tak terlihat ada Jack di sana namun ada seseorang yang datang mendekat setelah Frans meninggalkan Barnard. "Kita bertemu lagi," ucapan laki-laki itu membuat Barnard mendongak dari posisinya yang tadi menundukkan kepalanya saat mengingat perkataan Jack yang begitu menyakitkan. "Kau suruhan Jack?" tanya Barnard tanpa mengalihkan pandan