“Nona, kita ingin pergi kemana?” tanya Joe, sambil mengemudi mobil Angel.
“Diam! Jangan mengatakan sepatah katapun, sebelum saya memerintahkan kamu untuk berbicara. Paham, kamu!” bentak Angel.
“Eh, kenapa seper …”
“Diam! Mau saya tarik lagi rambut kamu?”
“Eh, tidak-tidak, hehe …”
“Yasudah, fokus saja menyetir, dan jangan bertanya apapun!”
“Tapi, nona …”
“Eh!?” kata Angel, sambil mengambil ancang-ancang, menarik rambut Joe.
“Eh, iya-iya, hehe …”
Lalu, Joe kembali fokus menyetir, tanpa mengatakan sepatah katapun.
Kemudian,
“Nanti, kita berhenti sebentar, di restaurant untuk sarapan pagi. Tidak perlu yang jauh-jauh, setelah persimpangan, ada sebuah restaurant, yang cukup terkenal juga.” kata Angel pada Joe.
“….”
“Hei, kamu den
“Nona, benar kan, itu anda, kan!?” tanya Pegawai toko itu, yang masih tidak percaya, dengan apa yang tengah dilihatnya.“Emm … Sepertinya … Memang benar, saya pernah membeli sebuah boneka, dengan ukuran yang cukup besar. Dan memang benar, saat itu, boneka itu merupakan edisi terbatas. Tapi … Sepertinya, tokonya bukanlah ini, ya?” kata Angel, sambil menoleh ke segala arah, dan mencoba mengingatnya.“Ah, toko ini mendapat sedikit renovasi kemarin, nona. Karena, ada banyak barang-barang baru, yang masuk. Jadi, kami melakukan pertukaran tempat, barang-barang yang sudah lama, dengan barang-barang baru. Nah, saya memiliki bukti, memang benar, anda pernah berkunjung ke toko ini, nona, hehe … Sebentar, ya …”Kemudian, Pegawai toko berjalan kearah kasir, untuk mengambil bukti, kalau Angel pernah berkunjung ke tokonya.“Nona, Pegawai toko itu norak sekali, ya … Emm … Mungkin,
“Ah, Bahama itu, terletak d seberang kota ini, Fan. Kita menggunakan kapal, untuk menyebrang ke kota itu. Ya, kebetulan, Ayahku, memiliki kenalan, yang memiliki kapal pesiar, yang tengah bersandar di pantai Hotel Mendez. Jadi ya, kami menggunakan kapal pesiar itu, untuk menyebrang kesana.” kata Camille, yang mencoba sedikit berbohong kepada Fanny.“Wahh … Enak banget … Pasti seru kan, bisa naik kapal pesiar …” kata Fanny.“Hahaha … Tentu, dong … Ya, bagaimana, secara kan, Ayahku memiliki jejaring social yang luas. Jadi, kalau ingin bepergian kemana-mana, tidak perlu khawatir. Bisa dibilang, kalau Ayahku tidak memiliki uang untuk pergi ke Bahama, karena tiket masuk kapal pesiar yang sangatlah mahal, dia hanya tinggal menghubungi temannya saja. Eh, nanti deh, aku akan mengajak kamu, Angel, Chelsea dan Cassey, berkeliling laut menggunakan kapal pesiar, ya. Kamu mau, kan?”“Ah, mau banget,
“Iya, tuan? Ada yang bisa saya bantu?” pertanyaan diulang, oleh wanita itu.“Eee … Eee … Ah! Iya, Bu … Saya butuh bantuan anda … Ayah saya sedang sakit, Bu! Saya ingin membawanya ke rumah sakit!” jawab Ronny, dengan raut wajah yang sangat panik.“Ayo, masuklah ke dalam mobil. Kita akan membawa Ayah kamu ke rumah sakit.” kata wanita itu, dengan nada bicara yang lembut.Tanpa berfikir panjang, Ronny langsung masuk ke dalam mobil taksi itu, dan kemudian, wanita itu, langsung menginjak pedal gas mobil, dan langsung berangkat menuju rumah Ronny.***Sesampainya di rumah Ronny,Jeglek!“Ayah!” teriak Ronny, yang baru saja keluar dari mobil taksi, dan langsung berlari masuk ke dalam rumah.Ronny langsung berlari masuk ke dalam kamar Ayahnya, dan,“Kakak … Ayah … Hiksss … Hiksss …”Adik Ronny yang berada di
Ciittt …Jeglek!“Selamat sore, nona-nona …” kata seseorang pria, yang baru saja keluar dari sebuah mobil SUV hitam, yang berhenti tepat di hadapan mereka.Seorang pria muda yang cukup tampan, mengenakan stelan jas hitam, dan memakai kacamata hitam, layaknya seorang detektif.“Eh? Anda siapa, tuan?” tanya Chelsea pada pria itu.“Perkenalkan, saya Davin D Morgan. Maaf, bisakah nona-nona semua, bergegas masuk ke dalam mobil saya? Tenang, saya masih bekerja dibawah naungan nona Angel. Dan, saya akan mengantarkan kalian semua, sampai ke rumah nona Angel, dengan selamat.” kata Davin, memperkenalkan diri, dan meminta Chelsea, Cassey dan Fanny, untuk masuk ke dalam mobilnya.“Ah, syukurlah kalau begitu. Kami tidak perlu repot-repot menunggu taksi. Eh, tapi benarkan, anda suruhannya Angel?” tanya Chelsea, yang masih sedikit ragu pada Davin.“Benar, nona …” jawab
“Hah? Aku malahan baru mendengar nama Davin, Cass … Tapi, emm …”“Halo, guys … kalian baru, pulang? Naik apa?” kata Angel, sambil menuruni tangga.“Ngel, kamu kenal dengan seorang pria, bernama Davin D Morgan?” tanya Chelsea.“Davin? Emm … ngga, tu. Memangnya kenapa, Chel?” tanya balik Angel.“Jadi, tadi kami di jemput oleh seorang pria, bernama Davin D Morgan, menggunakan mobil SUV hitam. Dia mengatakan, kalau dia itu, bekerja di bawah naungan kamu.” kata Cassey.“Bekerja di bawah naunganku? Lah, memangnya aku seorang Komandan perang? Atau seorang Presiden, begitu? Hahaha … ada-ada saja. Tidak, aku tidak kenal dengan orang itu. Coba kalian tanya Joe, deh, biasanya ‘kan, dia tahu banyak tentang informasi, orang-orang yang ada di kota ini.” kata Angel, sambil menunjuk kearah Joe.“Eh? Saya tidak tahu, nona … saya juga
“Ngel, kamu ingin membeli ponsel itu?” tanya James.“Tidak … aku membelikannya untukmu, James.” jawab Angel dengan santai.“Eh? Serius, Ngel?”“Iya ….”“Ngel ….” kata Fanny, sambil melambaikan tangannya kearah Angel.Melihat itu, Angel langsung berjalan menghampiri Fanny, diikuti oleh James.“Iya, Fan? Bagaimana? Kamu sudah menemukan ponsel yang bagus?” tanya Angel.“Ini, Ngel … menurut kamu, ini bagus atau tidak?” tanya Fanny, sambil menunjuk kearah ponsel, yang tersusun rapih di dalam lemari kaca.“Bagus, Fan! Bagus banget malah … kamu mau yang itu?”Fanny menganggukkan kepalanya, sambil tersenyum kepada Angel.“Emm … permisi …” kata Angel, sambil melambaikan tangannya, kearah penjual ponsel itu.Melihat itu, penjual ponsel itu langsung bergegas mengh
Keesokan paginya, Angel dan teman-temannya berangkat ke kampus, dan sesampainya disana ….“Jadi, pria muda yang kita tabrak wakti itu, adalah Adiknya Fanny, Ngel?” tanya Chelsea pada Angel, sambil berjalan menuju kelas.“Iya, Chel. Dunia ini sempit, ya …,” jawab Angel.“Wah, tahu gitu sekalian saja kita tangkap tuh si Adiknya Fanny, lalu kita bawa dia pulang,” kata Chelsea.“Iya, yang jadi masalahnya itu, kita ‘kan tidak tahu, kalau dia adalah Adiknya Fanny. Iya, kan?” tanya Angel.“Iya sih, Ngel ….” Chelsea mengakhiri percakapan.Kemudian, Angel dan teman-temannya tiba di depan kelas, dan masuk ke dalam. Bersamaan dengan itu, seorang pria berpakaian rapih dengan kacamata yang terpasang di wajahnya, tiba di kelas, dan kemudian duduk di kursi dosen. Angel dan teman-temannya, yang baru saja duduk sambil meletakkan tas mereka, tiba-tiba,“Davin!&
Memastikan semuanya sudah masuk ke dalam mobil, Davin langsung menginjak pedal gas mobilnya, dan pergi meninggalkan kampus. Kemudian, di tengah perjalanan,“Joe, Sam, bagaimana ceritanya kalian bisa ada disini, bersama dengan orang aneh itu?” tanya Angel memandang sinis kearah Davin.“Hahaha …, sebenarnya, Davin ini adalah teman saya, semasa kecil dulu, nona,” jawab Joe.“Loh, tapi mengapa kamu mengatakan kalau kamu tidak mengenalnya, bahkan kamu sempat mengatakan kalau mendengar namanya saja tidak pernah. Bagaimana?” tanya Angel.“Jadi begini, nona Angel, saya dan Joe memang sudah lama tidak bertemu, semenjak saya pindah ke luar negeri saat saya masih berusia tujuh tahun. Nah, Joe dan saya, sudah bermain bersama saat masih berusia 4 tahun. Setelah saya pindah ke luar negeri, kami tidak pernah bertemu lagi. Wajar saja kalau Joe melupakan saya, dan saya juga sempat begitu, nona …,” kata Davin me