Waktu berlalu dengan cepat hingga tidak terasa satu minggu lagi ujian tahap awal Sekte Mata Pedang akan diadakan. Selama waktu berlalu tersebut Il-Pyo telah berhasil mengumpulkan semua bahan membuat pil yang Minghao butuhkan. Uang yang Il-Pyo dapat dari sesekali berburu Beast juga mengganti semua uang yang dia keluarkan untuk membeli sumber daya. Semua berkat dia yang telah bertambah kuat. Il-Pyo kemudian dengan seksama menunggu Minghao yang mulai meracik pil pengumpul Qi untuknya. Bahan-bahan yang digunakan Minghao meracik pil merupakan bahan yang memang berkhasiat untuk memperlancar tubuh menyerap Qi. Tentunya, tidak ketinggalan dengan bahan yang memang memiliki banyak kandungan energi. Ketika beberapa jam berlalu semenjak dimulai pembuatan pil. Telah terhitung puluhan Pil yang dimuntahkan Minghao dari mulutnya. Il-Pyo menyimpan segera pil tersebut agar baunya tidak merembes keluar ruangan. Takutnya itu akan memancing seseorang dari keluarga Zhou untuk memeriks
"Kau...." Hou Yanqi tercekat karena kemarahan yang tertahan atas ucapan Il-Pyo, tetapi sejurus kemudian dia menghela napas. "Sudahlah, orang tidak ada gunanya memberitahu orang bodoh sepertimu."Hou Yanqi tahu pemuda di sampingnya tidak mengerti sekuat apa Ling Xiao. Sosok bertopeng yang menolongnya dari Laba-baba Racun Langit saja dibuat terluka parah oleh jenius keluarga Ling tersebut. Apalagi Il-Pyo yang hanya orang rekrutan dari keluarga Zhou. Yang dilakukan Il-Pyo saat memprovokasi Ling Xiao adalah murni omong kosong dan menurut Hou Yanqi sangat bodoh. "Kau benar. Yang kutahu cuma gadis pengecut yang mudah sekali mengklaim semua orang berada di bawahnya," jawab Il-Pyo mengatur mata jengah. Baru saja dapat menenangkan emosi, kalimat Il-Pyo yang menusuk membuat mata Hou Yanqi kembali terbakar api amarah. "Apa kau bil—"Deg!Tubuh Hou Yanqi langsung merasakan teror dari aura yang tiba-tiba menyebar dari satu arah. Sebagain pemuda di sekitarnya menjatuhkan lutut mereka karena tidak
Pada kerumunan penonton di sisi lapangan perekrutan murid sekte Mata Pedang. Tampak sosok dengan pakaian serba hitam sedang berbaur di antara banyak orang. Mata sosok itu tak lepas sedikitpun dari seorang pemuda yang tengah menunggu gilirannya memeriksa tipe Afinitas Leluhur. Bahkan tetua sekte Mata Pedang yang berdiri memijak udara dan memancarkan Dominasi Aura tidak dapat mengambil perhatian darinya.Sekelebat bayangan kemudian datang ke sisi sosok itu tanpa sedikitpun disadari keramaian di sekitarnya. "Tuan Admaja, ke depannya saya tidak akan mampu menangani orang-orang yang menyusup," bisik orang yang datang itu."Selanjutnya aku sendiri yang akan berjaga di Pesisir Pantai Putih. Kau boleh istirahat memulihkan lukamu," jawab sosok berjubah hitam tanpa mengalihkan pandangan dari atas panggung.Sementara itu, Jenius muda di depan Il-Pyo selesai membubuhkan darahnya pada pilar yang menjulang. Murid sekte Mata Pedang dengan lantang membacakan Afinitas Leluhur jenius muda tersebut. Se
"sepertinya Alkemis begitu berharga bagi fraksi manapun," gumam Il-Pyo. Sekte besar seperti Sekte Mata Pedang ternyata masih tetap harus memanfaatkan sekecil apapun seseorang yang berkemungkinan berbakat menjadi Alkemis. Jalan seseorang yang memiliki Afinitas Leluhur tipe elemental api dapat dikatakan jauh lebih cerah ketimbang mereka yang memiliki Afinitas Leluhur tipe lain.Meskipun demikian, Il-Pyo tidak berniat mengambil hak khusus menjadi Alkemis saat ditawari Hua Chunran. Hal ini membuat semua murid sekte mata pedang menjadi bertanya-tanya akan keputusan Il-Pyo. Dia menjadi satu-satunya murid yang menolak hak istimewa untuk lulus tanpa ujian."Boleh aku tahu alasanmu menolak? Selama aku masih di sini kau boleh berubah pikiran.""Aku tetap akan menjadi Alkemis. Namun, itu hanya sekedar pendukung untuk menjadi ahli beladiri yang kuat.""Kau sangat percaya diri." Hua Chunran semakin tertarik pada sosok pemuda di depannya. "Kalau begit
Tindakan Il-Pyo yang sangat berani membuat Hou Yanqi merasa diejek. Il-Pyo menantang murid sekte Mata Pedang yang berada di ranah Pengungkit Teknik. Sesuatu yang mustahil dia dilakukan sebagai jenius muda paling berbakat saat ini. Sekarang tidak ada keraguan bagi Hou Yanqi untuk menanggap Il-Pyo orang yang bodoh sampai ke tulang-tulang."Tch, sepuluh serangan? Omong kosong. Kalau kalau kau berhasil aku akan dengan senang hati menghiburmu di ranjang," celetuk Hou Yanqi tanpa sadar.Il-Pyo yang baru saja ingin memasang kewaspadaan sampai terkejut dan menoleh. "Kau serius?" tanya Il-Pyo. "Ya! Lagipula kau pasti akan kalah!" jawab Hou Yanqi tanpa keraguan."Kuharap kau tak menyesal," jawab Il-Pyo kemudian kembali fokus pada Lao Zhu di depannya. "Sekarang aku sudah siap!" Tetua sekte Mata Pedang memberikan aba-aba. Il-Pyo serta Lao Zhu seketika menghilang dari tempat mereka dan bertemu untuk beradu pukulan. Anehnya, Il-Pyo dapat mengimbangi kemampuan fisik Lao Zhu. Mereka berdua terdoron
"Aku sudah melayangkan tiga serangan," hitung Il-Pyo.Masih tujuh serangan lagi dan dia kembali berjarak dengan Lao Zhu. Namun, teknik Sembilan Mata Pedang tadi tentunya menguras banyak energi Qi saat menggunakannya. Selanjutnya mungkin akan lebih mudah menyerang karena teknik Qi atau Teknik Leluhur Lao Zhu menjadi terbatas digunakan. "Kau tidak akan dapat menyentuhku setelah ini!" tegas Lao Zhu memandang Il-Pyo masih dengan wajah yang sangat serius. "Teknik Leluhur! Hujan Pedang Angin!"Ratusan pedang Qi berwana hijau tranparansi kembali menyibukkan Il-Pyo untuk bergerak. Masih sama seperti sebelumnya, dengan kecepatannya dia berhasil tak tersentuh. Lao Zhu terus mengulangi serangan tekniknya tanpa membiarkan Il-Pyo mendekat ke arahnya.Di tempat orang-orang penting duduk, hampir semua dari mereka menatap Zhou Xun dengan perasaan iri. Keluarga Zhou mendapatkan seorang jenius yang bahkan dapat melawan seorang murid sekte Mata Pedang yang berada di ranah Pengungkit Teknik. "Tuan besa
"Apa yang kau lakukan?" tanya Il-Pyo menatap Hou Jinlong yang memasang badan di depan Hou Yanqi. "Aku rasa kau tidak mungkin tidak mendengar pernyataan sepupumu sebelum aku bertarung.""Kesepakatan tadi hanya bercandaan," jawab Hou Jinlong. Dia tidak ingin Hou Yanqi menyerahkan diri karena itu akan mencoreng nama baik keluarga Hou."Bercanda?" Senyum Il-Pyo seketika terbit. "Apakah kau ingin aku mengulangi kata-katanya sekali lagi? Haruskah aku berteriak jika Nona Muda Hou tidak tepat akan janjinya pada semua orang? Masihkah dia memiliki harga diri setelah mengkhianati perkataanya sendiri?"Rentetan pertanyaan itu memancing Hou Yanqi untuk menjawab, "A-aku selalu menepati janjiku. Tapi—""Tapi sekarang kau adalah orang yang ingkar?" tanya Il-Pyo sinis. "Sebelumnya kau bilang kau akan menghiburku di ranjang. Dan sekarang kau berniat untuk kabur dari tanggung jawab perkataaanmu itu?""Aku ...." Hou Yanqi tak dapat berkata-kata. Apa yang dikatakan Il-Pyo adalah fakta yang sebenarnya. Dia
Il-Pyo menatap Ling Cao dengan gertakan gigi yang tertahan. Baik ayah atau anak, mereka yang berada di keluarga Ling suka mencari masalah dengannya. "Bagaimanapun aku tidak boleh menunjukan ranahku!" Il-Pyo menegaskan pada dirinya sendiri lewat pikiran.Bukan hanya telah menerobos ranah Petarung, tetapi dia juga sudah berada di bintang empat ranah itu. Jika ketahuan, nyawanya akan menjadi incaran seluruh kekaisaran karena dianggap akan merusak keseimbangan 6 keluarga terkemuka.Untunglah Minghao memiliki cara untuk mengatur ranah Il-Pyo. Ketika tingkatan ranahnya di lepas, Minghao menahannya tepat di ranah Semi Petarung bintang delapan. "Bagaimana Patriark Ling? Apa anda sudah puas?" tanya Il-Pyo sinis. Tatapannya seakan penuh permusuhan terhadap Ling Cao."Kau pa-pasti memiliki trik akan hal ini!" tuduh Ling Cao.Ling Cao terkejut dengan ranah Il-Pyo yang ternyata benar berada di ranah Semi Petarung bintang delapan seperti yan