Mahasura terbangun di sebuah pulau lagi yang dikenalnya sebagai Pulau Mimpi ciptaan leluhurnya, Pendekar Pedang Dewa Naga."Aku masih bermimpi ... saatnya mencari Naga Samudra untuk mengetahui semuanya ini!' ujar Mahasura dalam hati.Mahasura yang mencoba melangkah memasuki hutan di hadapannya terkejut dengan tidak adanya hutan di pulau ini."Kemana hutan yang ada sebelumnya?" pikir Mahasura.Terhampar di hadapan Mahasura adalah padang rumput yang luas dengan pegunungan yang jauh di depannya.Tidak terlihat adanya danau seperti sebelumnya, tempat Naga Samudra muncul dan memberikan Kitab Dewa Naga kepadanya.Pemuda ini mencoba melangkah memasuki padang rumput ini, tapi kakinya tidak bisa menginjak padang rumput ini.Kakinya langsung terbenam ke dalam padang rumput ini, yang akan meyulitkannya melangkah menyusuri padang rumput yang luas ini, mencoba menemukan danau tempat naga samudra berada kalau ada."Apa yang sedang terjadi di Pulau Mimpi ini?" pikir Mahasura. "Kenapa semuanya tidak
"Mahasura, cepat bebaskan aku sebelum aku lenyap di alam mimpi lain ini!' seru Naga Samudra."Kamu bisa lenyap?" tanya Mahasura."Kalau terlalu lama di alam mimpi lain yang tidak mengetahui diriku, aku bisa lenyap begitu saja!" seru Naga Samudra lagi."Aneh juga ya?" ujar Mahasura."Kamu bisa mengendalikan mimpi ini, jadi bebaskan aku dahulu!" seru Naga Samudra."Baiklah! Naga Samudra! Bebas!' teriak Mahasura.Naga Samudra langsung muncul di hadapannya."Temui aku di lautan, aku tidak bisa terlalu lama di daratan apabila tidak bersama Pendekar Pedang Dewa Naga!" ujar Naga Samudra.Naga Samudra kemudian lenyap dari hadapannya."Apa saja bisa terjadi di dunia mimpi ini! Hebat sekali kalau aku benar-benar bisa mengendalikan alam atau dunia mimpi ini!" ujar Mahasura dalam hati.*****"Kamu menemuiku untuk apa?" tanya Naga Samudra."Aku sedang mempelajari jurus ketiga dari Kitab Dewa Naga, tapi aku memerlukan energi darimu untuk melancarkan jurus ini!" ujar Mahasura."Jurus apa yang harus
Mahasura sudah bersiap untuk kembali ke alam nyata, ketika Naga Samudra ini muncul kembali di hadapannya."Ada yang terlupakan olehku! Aku baru teringat setelah menyelam ke dasar samudra!' ujar Naga Samudra."Apa yang hendak kamu sampaikan, Naga Samudra?" tanya Mahasura."Aku ingat apa yang diinginkan oleh perempuan yang menahanku!" seru Naga Samudra."Apa yang diinginkannya?' tanya Mahasura.."Dia ingin memiliki Kekuatan Tanpa Batas yang tersimpan di dalam tubuhku, tapi dia tidak berhasil menemukannya. Itulah alasanya mengunci tubuhku!" jelas Naga Samudra."Terus bagaimana sekarang? Apa kekuatan tanpa batas ini masih ada di dalam tubuhmu?" tanya Mahasura."Aku akan memberikanmu kekuatan tanpa batas yang sedang diincar oleh perempuan yang mengurungku di alam mimpi lain!" ujar Naga Samudra."Aku tidak mengerti apa yang sedang kamu bicarakan, Naga Samudra! Apa maksudmu dengan kekuatan tanpa batas ini?" ujar Mahasura."Aku tidak tahu dari mana perempuan itu mengetahui kalau aku mempunyai
Sementara itu di alam nyata ..."Mahasura! Bangun!" seru Ki Seno membangunkan Mahasura yang tampaknya sedang bertarung di alam mimpi.Namun Mahasura tetap memejamkan matanya, sementara mulutnya tampak sedang berbicara tapi tidak ada yang bisa didengar oleh Ki seno."Mahasura!' panggil Ki Seno lagi.Pemuda ini tampak sedang menghimpun tenaga kemudianterlelap lagi."Apa yang sedang kamu lakukan di alam mimpi Ravindra ini, Mahasura?" tanya Ki Seno.Beberapa saat kemudian, Mahasura sudah tampak tenang tidur terlelap.Ki Seno membiarkan saja Mahasura tertidur dengan mimpi-mimpinya, karena dia sudah berjanji untuk percaya dengan apa yang dilakukan oleh Mahasura.Beberapa saat kemudian tubuh Mahasura tampak mengejang kaku, membuat Ki Seno cemas dan berusaha membangunkan pemuda ini."Mahasura! Bangun! Tinggalkan dunia mimpi itu karena sangat berbahaya bagi dirimu!' seru Ki Seno.Pemuda ini masih belum membuka matanya, tanda sudah bangun.Tubuh Mahasura masih saja berguncang kencang, membuat K
Hari demi hari Mahasura dihabiskan untuk mempelajari keseluruhan Kitab Dewa Naga.Keseluruhan jurus pedang dan tangan kosong dari Kitab Dewa Naga akhirnya dipelajari juga dengan ijin dari Ki Seno.Ketekunan Mahasura membawa hasil dengan kehebatan pemuda yang semula sangat malas ini menjadi pendekar sejati.Pendekar Dewa Naga telah lahir di dunia persilatan.Hanya saja, Mahasura belum diijinkan untuk menunjukkan kehebatannya sebagai Pendekar Dewa Naga oleh Ki Seno, karena Mahasura masih kalah pengalaman dengan pendekar-pendekar di luaran sana.Apabila mereka mengetahui kalau Mahasura telah mendapatkan Kitab Dewa Naga dan mempelajarinya, maka dunia persilatan akan terguncang hebat.Mahasura bisa menjadi incaran pendekar-pendekar dunia persilatan.Hidupnya tidak akan sama lagi seperti semula.Hidup tenang yang dijalaninya akan menjadi neraka baginya apabila Mahasura tidak berhasil mengendalikan dirinya dalam menghadapi ganasnya dunia pendekar.Baik yang berusaha menantangnya agar bisa me
Teknik Penguasaan Api agak sedikit berbeda dengan teknik dasar ilmu bela diri.Penguasaan api memerlukan energi panas dari tubuh untuk diolah dan diubah tubuh menjadi energi panas yang bisa dikeluarkan dari dalam tubuh dengan bentuk api.Seperti yang dijelaskan oleh Ki Seno, lebih mudah belajatr teknik penguasaan api ini apabila memiliki roh api di dalam tubuh.Roh api akan terus menerus menghasilkan api yang bisa dikeluarkan sesuai dengan keinginan pemiliknya tanpa batas sama sekali.Tidak sembarangan orang bisa bersatu dengan Roh Api.Apabila tubuh tidak sesuai atau tidak kuat, maka Roh Api akan membakar habis tubuh yang menerima roh api tersebut.Itulah kenapa Ki Seno tidak menganjurkan Mahasura untuk mencari roh api sekarang, karena tubuh Mahasura baru dalam tahap peningkatan tubuh pendekar."Kakek akan mengajarimu lima jurus saja dari teknik penguasaan api ini, sesuai debngan kemampuan tubuhmu!" ujar Ki Seno.Ki Seno tidak mengajari tingkat atas dari ilmu penguasaan api ini, yang
"Mahasura, ada yang ingin kakek sampaikan padamu!" panggil Ki Seno setelah Mahasura sudah menyelesaikan seluruh latihannya."Ada apa, Kek?" tanya pemuda ini mendekati Ki Seno."Kamu kan sekarang sudah mahir ilmu bela diri, jadi kakek tidak khawatir lagi kalau kamu berpetualang di Kerajaan Sembilan naga ataupun kerajaan lainnya di Benua Selatan ini.""Ada apa sih, Kek? Kenapa jadi serius sekali?" tanya Mahasura keheranan."Sudah saatnya kamu mengetahui kejadian sebenarnya yang menimpamu di masa lalu, agar kamu bisa terus maju di masa depan!" sahut Ki Seno, yang semakin membuat Mahasura kebingungan."Kakek bicaranya berbelit-belit dan melantur kemana-mana!" seru Mahasura mulai merasa bosan."Kamu itu ... tidak ada berubahnya! Sudah menjadi pendekar, masih saja jiwa malasnya ada!" kata Ki Seno yang mulai kesal juga dengan sikap Mahasura."Bukan begitu, Kek! Arya kan sudah besar, jadi katakan saja apa yang hendak kakek katakan, Arya bisa menerimanya!" tegas Mahasura."Baiklah, kalau meman
"Kamu yakin akan berangkat mencari tahu keberadaan orang tuamu, Arya?" tanya Frisanti yang membantu Mahasura mengemasi pakaian dan bekal makanannya."Kata kakek, kemungkinan besar ayah dan ibuku masih hidup di luar sana! Aku tidak tahu kenapa mereka membuangku tinggal bersama kakek, dan juga tidak pernah mengunjungiku!" ujar Mahasura."Mungkin saja orangtuamu sudah tewas, Arya! Kan Ki Seno hanya bilang kemungkinan masih hidup, karena sudah lama sekali!" kata Frisanti yang berusaha membujuk Mahasura tetap tinggal di Desa Naga.Hufh!Mahasura terdiam dan menundukkan kepalanya.Berbagai kejadian beberapa hari ini membuatnya sangat lelah.Semula dia mengira dirinya hanyalah anak yatim piatu yang ditemukan dan diasuh oleh kakeknya sekarang, tapi ternyata dia merupakan keturunan pendekar nomor satu di masa lalu, menemukan Kitab Dewa Naga yang dicari seluruh jagad persilatan, mempelajari Kitab Dewa Naga dan menjadi penguasa api.Kini, Ki Seno, kakeknya mengatakan kalau dia sebenarnya bukan y