"Kalau kamu bangkit lagi, aku tidak akan segan-segan untuk membunuhmu!" seru Aksanti.Qirana akhirnya menyerah karena tubuhnya tidak sanggup lagi melanjutkan pertarungan, serta dia tidak tega melihat anak buahnya yang berguguran dalam pertempuran."Aku menyerah!" ujar Qirana yang berada di bawah ancaman pedang Aksanti.Sorak sorai kemenangan berkumandang di seluruh Lembah Iblis.Para penghuni Lembah Iblis menolak untuk menerima pasukan bertopeng masuk ke wilayah mereka, karena banyak rekan mereka juga yang gugur akibat ambisi Bandit Bertopeng."Qirana!" panggil Qirani saat Bandit Bertopeng bersiap meninggalkan Lembah Iblis."Apa lagi, Qirani! Kamu sudah memenangkan pertempuran ini! Aku tidak akan menganggumu lagi! Selamat tinggal!' seru Bandit Bertopeng sambil meninggalkan Qirani."Aku akan mengunjungimu nanti!" sahut Qirani sambil memandang iring-iringan pasukan Bandit Bertopeng yang meninggalkan Lembah Iblis."Kamu terlalu baik, Qirani! Dia hampir saja memusnahkan seluruh penghuni L
Lembah Iblis mulai berbenah diri pasca pertempuran yang banyak menguras energi dan sumber daya mereka.Lembah yang semula indah ini, sekarang penuh dengan bau darah dan mayat yang tewas dalam pertempuran ini.Bandit Bertopeng telah membawa pasukannya yang tewas kembali ke Desa Topeng, tapi kerusakan yang disebabkan oleh Bandit Bertopeng ini sangat besar.Walaupun begitu, Qirani tidak menyalahkan Qirana yang telah menyebabkan beberapa pasukannya juga tewas dalam pertempuran ini.Qirani juga mulai sibuk mengatur Lembah Iblis sehingga Mahasura memutuskan sudah saatnya dia pergi mencari keberadaan ayah dan ibunya.Tujuan utamanya ke Kerajaan Naga Selatan, karena terakhir ayahnya hendak ke negeri ini.Gautama dan Aksanti juga sudah kembali ke Negeri Naga Samudra.Kehebatan Aksanti dengan jurus Tapak Dewa Naga masih menjadi misteri karena Aksanti tidak mau membicarakannya dengan siapapun.Ki Seno juga sudah kembali ke Desa Naga, bersamaan dengan perginya Gautama dan Aksanti.Lembah Iblis ha
"TOLOOOONG ...!!!"Baru saja Mahasura menginjakan kakinya di Kota Selatan yang merupakan ibukota dari Kerajaan Naga Selatan, sudah terdengar suara wanita minta tolong sambil berlari melewati Mahasura."Bibi! Apa yang terjadi, Bik!" tanya Mahasura tapi dengan tegas meminta jawaban.Wanita ini tampak ketakutan.Bibirnya gemetaran tidak bisa bicara.Mahasura akhirnya membiarkan wanita ini pergi dari hadapannya.Banyak kelihatan asap yang mengepul dari sesuatu yang terbakar di sepanjang Kota Selatan ini.Kota Selatan benar-benar kacau tanpa adanya pasukan kerajaan yang mengatasinya."Kemana pasukan kerajaan? Padahal ini ibukota kerajaan, seharusnya banyak pasukan kerajaan yang menjaga kota ini!" pikir Mahasura.Bahkan tidak ada penjagaan di pintu gerbang Kota Selatan, yang menjadi tanda tanya bagi Mahasura.Apa yang sedang terjadi di Kota Selatan ini?Kenapa kota ini tampak porak poranda dan kacau sekali.Beberapa penduduk kota ini tampak berlari keluar dari gerbang kota melewatinya lagi.
Mahasura yang sedang kebingungan dengan kekacauan Kota Selatan ini melihat seorang pemuda yang mirip pendekar di salah satu sudut Kotaa Selatan."Maaf kisanak, apa sebenarnya yang sedang terjadi di Kota Selatan ini?" tanya Mahasura."Kamu ini pendatang baru di kota ini ya?" tanya pemuda yang mirip pendekar ini."Benar sekali! Aku baru datang dari Kerajaan Sembilan Naga, tapi sudah menjumpai keadaan kota yang benar-benar kacau ini!" jelas Mahasura,"Kota ini memang sedang dilanda prahara! Katanya sih kota ini sedang diserang kawanan bandit yang mempunyai naga!' ujar pendekar ini."Pantas saja kota ini terbakar habis! Tapi, apa benar naga yang melakukan semua ini?" tanya Mahasura lagi."Aku tidak tahu! Aku baru sampai di kota ini!" sahut pendekar ini."Kamu juga baru sampai? Siapa namamu, kisanak?" tanya Mahasura."Aku Shankara, kalau kamu namanya siapa?" tanya pendekar ini."Aku, Mahasura!" jawab Mahasura singkat."Ada kepentingan apa sampai Mahasura datang ke Kota Selatan di Kerajaan
Kawanan bandit makin merajalela di Kota Selatan ini.Mahasura melihat seorang pria yang berpakaian seperti bangsawan sedang melawan puluhan Bandit yang mengepungnya."Hahaha ... mati kamu sekarang!" seru salah satu bandit yang menebaskan pedangnya.Pria bangsawan ini tampak terkejut dengan serangan tiba-tiba ini tanpa sempat lagi menghindari tebasan pedang. Nyawanya sudah di ujung tanduk.Blaasst!Seberkas sinar putih langsung mengenai tangan bandit ini dan mementalkan pedangnya."Siapa yang berani menyerangku?" ujar bandit ini melihat sekeliling.Pandangannya langsung berhenti kepada Mahasura yang masih dalam posisi menyerang dengan tapak dewa naganya."Serang dia!" perintah bandit yang ternyata pimpinan bandit lainnya ini, sambil tangannya diarahkan ke Mahasura.Serentak puluhan bandit ini mengepung Mahasura."Dasar bandit pengecut! Cuih! Beraninya main keroyok!" seru Mahasura dengan ejekan."Seharusnya kamu tidak ikut campur!Sekarang matilah!' seru pimpinan bandit sambil mengayunka
Ternyata bandit yang menyerang Kota Selatan ini bukanlah bandit biasa, melainkan bandit yang ingin menguasai Negeri Naga Selatan.Mahasura bersama Raja Darmawangsa masih harus mengusir ratusan bandit yang mengepung istana kerajaan."Aku mohon padamu kisanak, keluargaku ada di dalam istana! Aku sangat berhutang budi apabila kisanak bisa membebaskan keluargaku dari cengkraman bandit ini!" harap Raja Darmawangsa."Kenapa Kota Selatan bisa terbakar habis begini, Paduka?" tanya Mahasura yang masih penasaran padahal Raja Darmawangsa sudah menjelaskan padanya kalau kota ini terbakar oleh semburan api naga."Panggil saja namaku, Mahasura!"Mahasura masih tidak percaya kalau saat ini masih ada naga yang hidup dan melakukan kerusakan sebesar ini. Pendekar Dewa Naga ini hanya berpikir satu-satunya naga yang hidup adalah naga samudra yang hidup di Samudra Naga."Jangan sungkan ... panggil namaku saja, Darmawangsa!" ujar Raja Darmawangsa. "Ketua bandit ini sudah pergi dari sini setelah mendengar
Istana Kerajaan Naga Selatan tampak kokoh berdiri di ujung selatan Kota Selatan ini dengan megahnya.Sisi selatan istana kerajaan ini menghadap ke samudra luas sedangkan sisi utaranya menghadap ke Kota Selatan yang ramai.Tampak ratusan bandit mengepung istana yang masih tertutup ini."Kalau kalian tidak keluar sekarang, akan kami bakar istana ini beserta kalian di dalamnya!" ancam pimpinan bandit ini.Para pasukaan di dalam istaana yang kokoh ini agak ragu untuk bertahan mendengar ancaman dari pimpinan bandit yang mengepung istana ini.Mahasura yang tiba di dekat istana kerajaan ini bersama Darmawangsa mulai merasa khawatir dengan masih banyaknya bandit yang mengepung istana kerajaan.Tadinya mereka mengira hanya tinggal sedikit bandit di depan istana karena sebagian besar sudah dilumpuhkan oleh Mahasura."Aku akan maju ke hadapan mereka! Paduka Raja di sini terlebih dahulu! Mereka tidak mengenalku, jadi mereka tidak akan langsung menyerangku!" ujar Mahasura."Jangan ke sana, Mahasur
"Aku tahu satu tempat untuk menahan dan menyembunyikan anggota bandit Naga Iblis ini, Mahasura!" seru Raja darmawangsa yang mulai bersemangat kembali setelah berhasil menaklukan hampir setengan dari Bandit Naga Iblis yang mengepung istana termasuk pimpinan bandit ini."Lebih baik kita cepat menyembunyikan mereka sebelum anggota bandit lainnya mulai curiga dan menyusul ke sini!' saran Mahasura."Bagaimana cara membawa mereka semua ke sana?" ta.ya Raja Darmawangsa."Tadi aku melihat ada beberapa kereta kuda di pinggiran Kota Selatan. Kita bawamereka semua menggunakan kereta kuda saja!" saran Mahasura.Tanpa kesulitan yang berarti mahasura beserta Raja Darmawangsa berhasil menyembunyikan semua anggota bandit Naga Iblis ini ke dalam sebuah bangunan yang tersembunyi, padahal letaknya di pusat kota."Bangunan ini menjadi tempat mainanku sewaktu aku kecil, tapi sampai sekarang tidak ada yang bisa menemukannya. Suatu keanehan juga bagiku ... jadi kita aman menyembunyikan mereka di sini!" ujar