Saat Xiao Long terbangun, tidak ada siapa-siapa di tempat itu selain dirinya sendiri. Dia melihat pedang yang sebelumnya dia pakai untuk memotong pohon telah terbelah dua, di sampingnya terlihat secarik kertas yang ditulis singkat dan padat.
'Kau kalah.'Xiao Long menarik napas panjang, dia menekuk wajah kesal. Tak terbayangkan rasanya tinggal di hutan para siluman. Bertahan hidup di rimba yang buas seperti menggali kuburan sendiri. Daripada terus mengeluh dia mulai mengambil beberapa barang, bersiap-siap untuk berlatih di tempat berbahaya. Tidak ada waktu untuk mendalami isi buku yang diberikan Dou Jin, sebaliknya Xiao Long harus benar-benar menerapkan apa yang telah dipelajarinya selama ini.
Mengingat pedang pertamanya telah rusak, Xiao Long mengambil satu pedang lain dari dinding. Hanya tersisa lima pedang di sana. Dan memiliki bobot serta cara pengendalian yang sulit. Beruntung masih tersisa satu pedang tipis dan ringan, meskipun di beberapa bagian bilah pedan
"Anak manusia, heh?""Kau sengaja menyiapkan tempat seperti ini sebagai perangkap?""Tidak perlu bertanya. Kau sudah tahu jawabannya." Ular itu memiliki pikiran dan dapat berbicara selayaknya manusia, dia pasti siluman tingkat tinggi yang telah mencapai usia seratus tahun lebih. Xiao Long memasang wajah waspada. Serangan bisa saja datang dari berbagai sisi."Kebetulan aku sudah tidak makan selama berbulan-bulan. Kau pasti akan terasa sangat lezat. Kemarilah, aku sudah tidak sabar untuk memakanmu."Moncong ular itu hendak mengenai Xiao Long yang seketika melompat ke batu lain. Dia mendecak, seharusnya hari itu dia lebih dulu mempelajari cara berjalan di atas air dibandingkan membuka gerbang enam indera. Sekarang Xiao Long berada di posisi di mana dirinya harus bertarung di atas air. Dia tidak boleh jatuh atau jika hal itu terjadi, tamat sudah riwayatnya.Ular itu berulang kali melancarkan serangan, membuat cipratan air memancar ke atas menghalan
Gerbang ketiga terbuka tepat saat matahari berada tepat di atas kepala Xiao Long. Teriknya matahari semakin terasa membakar saat sebuah sensasi panas datang. Xiao Long kembali memuntahkan darah. Seluruh tubuhnya seperti ditusuk-tusuk jarum. Dia menahannya dalam kurun waktu yang lebih parah dari sebelumnya, hampir delapan jam. Namun meskipun menyakitkan khasiat yang didapatnya juga setara. Gerbang ketiga membantu proses penyembuhan tubuhnya dua kali lebih cepat.Hanya sampai gerbang ketiga, Xiao Long berdiri dan meninggalkan tempat itu. Merasa harus mengistirahatkan diri sementara waktu. Perutnya mulai terasa sakit. Dia baru saja tiba di pohon besar. Mendapati beberapa barang telah dirusak oleh monyet-monyet kurang ajar di atas sana."Kalian benar-benar membuatku kesal, monyet jelek!"Xiao Long ingin sekali menimpuk wajah mereka dengan batu. Apalagi setelah teriakannya bersambut dengan suara pekikan yang seperti sedang mengejek.Xiao Long kehabisan
Rasa terkejutnya berubah ketika melihat macan itu ambruk, seluruh tubuhnya terluka, di beberapa bagian bahkan telah mengeluarkan nanah. Xiao Long berpikir mungkin itu disebabkan oleh pertarungan dengan sesamanya.Tapi yang membuatnya heran adalah hawa mengerikan seolah-olah masih mengintainya. Xiao Long menjauh dari siluman itu, perlahan demi perlahan. Hingga akhirnya dia berhasil selamat, terdengar suara gaduh di tempat di mana dia melihat binatang buas tadi. Bunyi-bunyi itu terdengar sangat keras, disusul dengan auman terakhir yang mengakhiri pertarungan.Xiao Long menengok ke belakang di mana seekor singa tengah mencabik-cabik mangsa. Kakinya refleksi mundur, dia yakin binatang buas itu adalagi penguasa hutan yang telah membuat kegaduhan selama ini. Setiap harinya dia mengalahkan siluman lain, menjadi lebih kuat dan memangsa apa pun yang mengganggu wilayahnya.Karena tahu nasibnya akan sama dengan macan malang itu jika mendekat, Xiao Long pergi se
Kini matahari sudah kembali menampakkan semburat cahaya jingga. Suara-suara binatang hutan mulai terdengar dan tanpa Xiao Long ketahui hujan telah berhenti. Awan mendung yang menutupi langit telah menghilang. Xiao Long memutuskan untuk bangun dari tempat duduknya, dia beranjak menuju danau.Tak membutuhkan waktu lama untuk sampai ke sana, Xiao Long langsung meloncat satu per satu hingga sampai ke batu besar yang terletak di tengah danau. Sambil berjongkok dari atas, dia dapat melihat sekelebat ikan-ikan berlalu lalang di bawah. Serta arus di bawah yang cukup berisik. Sepertinya ada banyak sumber makanan yang bisa didapatkan.Namun yang membuatnya ragu untuk turun adalah kemungkinan di bawah akan muncul siluman lain. Dalam pertarungan di dalam air, dia yakin seratus persen tidak akan pernah menang, dan paling sial akan mati tanpa pernah bisa kembali ke daratan.Setelah berpikir beberapa kali, Xiao Long memutuskan untuk turun ke bawah, dia berenang lurus ke ar
Burung-burung yang bertengger di pepohonan beterbangan saat kegaduhan terjadi. Seekor rusa malang tak sengaja berpas-pasan dengan singa itu. Dia dikejar tanpa ampun, usahanya untuk melarikan diri gagal. Xiao Long hanya bisa menyaksikan bagaimana siluman itu mencabik-cabik isi perut mangsa, semenjak tinggal di hutan rasanya darah dan daging yang berserakan sudah tidak semengerikan dulu. Seperti saat Xiao Long melihat seorang laki-laki hancur akibat jatuh dari ketinggian jurang.Lama ditatapnya siluman itu hingga akhirnya dia pergi dari sana, lebih tepatnya kembali ke sarangnya yang berada di sekitar pinggiran sungai di hutan bagian barat. Xiao Long tak pernah ke sana, tapi dia yakin binatang dan hewan-hewan di sana telah berkurang karena dimakan oleh penguasa hutan ini. Dia mengendap-endap untuk pergi ke danau lalu segera menceburkan diri ke dalam danau tersebut.Berenang hingga ke permukaan danau pun, Xiao Long hanya mendapatkan satu ikan. Selainnya hanya ikan-ikan kec
Apa yang dikatakan Dou Jin benar. Xiao Long hanya membaca dan menghafal sesuatu, tanpa mengerti apa yang didapatnya dari buku tersebut.Gerbang keempat telah terbuka tujuh hari yang lalu dan sampai hari ini Xiao Long tidak bisa menggerakkan tubuhnya walau hanya seujung kuku. Seluruh tubuhnya terasa sakit walaupun tidak berdarah, terjadi perubahan konstan yang tidak bisa dipahaminya. Di dalam buku yang pernah dibacanya, untuk membuka gerbang keempat dibutuhkan persyaratan khusus. Xiao Long tidak begitu mengingatnya. Dia menyesal tidak memahami semua yang dipelajarinya hari itu.Rasa sakit yang menyerang hingga ke ujung kaki datang kembali, hal itu dikarenakan tubuh Xiao Long belum begitu cukup membuka gerbang keenam. Kekuatannya saat ini belum cukup untuk membuka gerbang tersebut. Dan jika dia memaksa, maka yang akan terjadi adalah seperti ini. Dia beradaptasi mati-matian di tengah situasi yang bisa saja mengambil nyawa. Rasa sakit itu mulai berkurang di beber
"Seharusnya kau yang menangis sekarang, taring atau cakar mu, kedua-duanya akan aku hancurkan. Hidup tanpa kedua hal penting di rimba yang ganas ini, aku ingin melihat sejauh mana kau bisa bertahan."Selagi dia berbicara, singa itu sudah lebih dulu terbawa amarah. Terjangan yang tidak diduga datang, Xiao Long menghindar ke arah yang salah. Membuat lengan kirinya tersayat, aliran darah mengalir. Siluman itu semakin bernafsu untuk membunuhnya. Mencium aroma darah instingnya bekerja cepat, dia menyerang lebih beringas dari sebelum-sebelumnya.Tak lebih dari sepuluh detik, Xiao Long dibuat kewalahan menghadapi siluman ini. Tidak ada satu detik pun tanpa tangkisan dan menghindari serangan. Xiao Long tidak diberikan kesempatan untuk menyerang. Mengamati hal tersebut, satu-satunya jalan untuk membuatnya menang adalah dengan membuat penguasa hutan itu tumbang.Tangkisan lurus seketika menukik, melesat cepat menyerbu bagian leher singa. Gerakan pedang s
Hutan yang seharusnya adalah tempat berbahaya yang tak ingin Xiao Long tinggali kini menjadi rumah yang sangat nyaman. Setiap hari ada hal baru yang dipelajarinya. Cara bertahan hidup, membuat alat-alat bantu dan juga tentang kekuatannya sendiri. Satu bulan dua hari semenjak meninggalkan rumah tanpa pernah kembali ke sana, Xiao Long telah berubah banyak. Luka di tubuhnya adalah pertanda bahwa rimba yang buas ini berkali-kali mengujinya. Dengan hal yang tak pernah diduga, nyaris membuatnya tewas. Namun di beberapa waktu dia disuguhkan oleh keindahan tersembunyi yang tak akan ditemuinya di tempat yang ramai oleh manusia. Air terjun, sungai para siluman, makam tak bertuan, dan tebing putih yang ditinggali oleh kijang-kijang yang ukurannya hampir sepantaran dengan tanaman bambu.Tinggal di hutan yang buas bukanlah perkara mudah. Tak jarang Xiao Long kelaparan karena mangsanya tak kunjung datang. Pakaiannya yang terbuat dari kain telah berganti menjadi bulu-bulu hewan