Share

30. Berulah Lagi

Malam semakin larut, bulan dan bintang bersembunyi di awan yang gelap. Tadi sesaat setelah matahari terbenam, hujan deras mengguyur membasahi bumi. Harusnya malam ini ada pembelajaraan di ruang terbuka, tapi tidak bisa dilakukan karena hujan deras. Kini malam semakin larut dan hujan sudah mereda. Hujan deras tergantikan dengan hujan rintik-rintik yang suaranya membuat telinga terasa nyaman dan damai. Aroma tanah basah dan hawa dingin membuat tidur semakin nyenyak. Suara tetesan air, dan hewan kecil juga saling beradu membuat malam tidak terlalu sunyi.

Penerangan di Mata Air sudah sebagian redup. Hanya beberapa saja untuk menerangi jalan. Seorang gadis mengendap-endap melewati jalanan gelap seraya menyisingkan bajunya. Gadis itu menutup sebagian wajahnya dengan rambut panjangnya. Pijakan kakinya sangat hati-hati karena takut menimbulkan suara.

Kreek!

Suara ranting yang terinjak membuat gadis itu tersentak seorang diri, padahal kakinya sendiri yang membuat ulah.

"Hustt kaki, mohon ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status