Sambil berjalan ke dalam rumah sakit milik Dennis Hardata itu, mataGwen terus melihat ke kiri dan ke kanan. "Apa kau tidak memberitahu Dennis kalau kita akan ke sini? TanyaGwen."Sudah! Tapi beberapa hari yang lalu Dennis mengatakan kalau dia mungkin akan ke luar negeri hari ini. Sebab ada dia harus menangani pasien yang ada di Malaka. Dia memang banyak sekali memiliki pasien VIP di luar negeri. Kau masih ingat kan awal pertama kali kau bertemu dengannya? Yang di kapal pesiar? Nah waktu itu dia sedang menangani pasien VIP di kapal pesiar itu. Dan kau tahu siapa pasiennya? Dia adalah orang gila yang memasang bom di sepanjang kapal dan di dalam perut veronika." jawab Aiden panjang kali lebar sambil geleng- geleng, teringat betap kacaunya keadaan saat itu di kapal pesiar."Benar! Dia memang sangat luar biasa! Ide Dennis kan memasukan bom mini itu ke dalam perut penjahat itu? Wah! Sungguh ide yang tidak terpikirkan oleh orang lain. Dennis memang sangat be
"Sebaiknya aku kembali ke ruangan operasi. Mereka pasti sudah selesai dengan hal yang aku perintahkan tadi." Ujar Adrian yang kemudian kembali masuk ke ruangan operasi Dennis untuk melanjutkan operasi itu."Bagaimana Zee? Ansel? apa kalian sudah menemukan pengemudi itu?" Tanya David."Sudah ayah. Orang- orang Will dan juga orang- orang ku sedang melakukan interogasi. Kau tenang saja. JIka ini adalah ulah seseorang maka akan ku pastikan dia membayar ini hingga dia memohon padaku untuk membunu nya saja. " Jawab Zee dingin penuh amarah.David belum pernah melihat putra tertuanya seperti ini. Aura Zee sungguh menakutkan."Ayah percayakan hal ini pada kalian berdua. Raya dan Lea tetap saja di rumah untuk menjaga anak- anak. Mereka tidak perlu ke rumah sakit. Saka dan Azzura pasti sangat terguncang saat ini." Ujar David."Hm- aku pun berpikir begitu." Jawab Ansel. "Lalu keadaan ibu bagaimana ayah? Siapa yang menjaga ibu?" tanya Ansel la
"Tit..TIt..Tit......." Di dalam ruang operasi itu Dennis terbaring tidak berdaya dengan mata terpejam.JIka biasa nya dia lah yang memainkan pisau bedah di dalam ruangan itu, hari ini untuk pertama kali nya dia berada di posisi pasien yang terbaring pasrah dengan semua tindakan yang akan dokter berikan.Memang ini bukanlah kecelakaan pertama yang Dennis alami, tapi ini adalah kecelakaan paling parah yang menimpa nya. Dimana di benar- benar berada di ambang hidup dan mati.Dan di dalam bawah alam sadar nya Dennis pun melihat sesuatu....................................***"Anne? Anne?!" Panggil Dennis berkali- kali sambil melihat ke kiri dan ke kanan mencari sosok istrinya di dalam kabut tebal yang menyelimuti tempat itu.Dennis terus mencari tapi dia tidak melihat sosok sang istri."Kau mencari siapa paman?" tanya seorang gadis kecil bermata biru yang sangat indah."Aku sedang mencari istri ku? Apa kau melihat istri ku?" tanya De
"Dennis Hardata!! cepat bangun! Bangun Dennis!! Anak- anakmu menunggu mu di rumah! Cepat bangun bodoh!!" Dennis sayup- sayup mendengar suara yang tdiak asing di telinganya."Kakek Adrian?" Ujar Dennis antara batas kesadarannya.."Sepertinya papa di cari oleh kakek buyut! Sana pulanglah sebelum dia murka." Ucap Aurora dengan senyuman manisnya."Aku sayang papa..." Aurora pun melepas tangan nya dan pelan- pelan menghilang di dalam tebal nya kabut saat itu.*******"Dokter Adrian, detak jantung dokter Dennis kembali menghilang!!" Teriak salah seorang dokter yang menangani Dennis."Dokter!! Gawat!! Organ vital yang lain mulai melemah dokter!" teriak dokter yang lainnya."Dennis! Kau kenapa! Jangan seperti ini Dennis!!!" teriak Adrian panik. Dia tidak pernah sepanik ini ketika mengoperasi pasien- pasien nya yang lain."COme on Dennis! Jangan tinggalkan kami!!" Adrian terus memberikan sentruman ke jantung Dennis dengan alat kejut jan
"Apa seburuk itu?" Tanya David.Adrian mengangguk pelan. Sangat sulit bagi lidahnya untuk mengatakan betapa buruknya kondisi cucu nya saat ini. Dan ini saja, Dennis belum tahu apa yang terjadi pada Anne Mary serta dua anak kembar yang ada di dalam rahim Anne. Entah apa yang akan terjadi pada Dennis jika dia telah sadar dan mengetahui akan hal itu."Aku yakin Dennis pasti akan segera bangun! Dia tidak selemah itu!" Ujar David."Ayah, apakah aku boleh masuk ke dalam? Aku ingin mendampingi Dennis di dalam sana.” Sambung David."Pergilah David.. Tapi kau Ansel, tetap bersamaku. Aku ingin kau menemaniku ke keluarga Dewangga. Aku ingin agar Anne dan putra putri Dennis di makamkan di kuburan milik keluarga kita. Di sebelah kuburan Zoya, istriku. Bagiku Anne Mary bukan hanya sekedar istri dari salah seorang cucu ku. Tapi dia sudah bagaikan cucu ku sendiri." sebut Adrian."Kek, sepertinya hal itu tidak mungkin." Ujar Ansel."Tidak mungkin? tida
"Seperti nya aku memang harus membuat keluarga ini punah saat ini juga. Satu- satu yang hal yang baik di keluarga itu hanyalah Anne Mary dan kembarannya si Delka yang bernama Elka itu. Selebih nya? Aku yakin mereka semua bukan manusia. Bisa saja mereka benar- benar iblis! Coba kau bayang kan David, orang tua mana yang tega membuang salah seorang anak kembarnya hanya karena perilaku menyimpang si anak. Bukannya diobati! Di bawa ke psikiater! Ini di buang ke tengah hutan! di buang tempat yang tidak ada orang! Dan mungkin saja tempat itu adalah tempat yang sama dengan tempat jin buang anak! Makanya kelakuan anak- anak yang mereka kucilkan hampir sama dengan jin kafir! Jahat nya mengalahkan segala induk setan yang ada di bumi dan langit. Kau ingat Delka? dia yang ingin menjadikan Raya sebagai bahan eksperimen. Lalu Mary Anne, kembaran nya Anne Mary. Dia bahkan tega ingin menjadikan Anne Mary sebagai wadah untuk anak suaminya. Di mana coba letak otak dan hati mereka! Seperti itulah wajah k
Di sebuah Villa yang cukup terpencil letakannya, terlihat seorang pria berkursi roda sedang memperhatikan seorang wanita yang terbaring lemah di atas tempat tidur yang biasa digunakan oleh pasien rumah sakit."Kapan dia akan sadar Em?" Tanya pria yang memakai kursi roda itu pada dokter yang merawat wanita yang terbaring tadi."Aku tidak tahu pasti. Itu semua tergantung pada keinginannya untuk hidup. Kalau aku secara pribadi lebih suka kalau dia benar- benar mati! Bukan pura- pura mati." jawab dokter Em seenaknya karena dia memang memiliki rasa benci yang dalam untuk wanita yang terbaring lemah itu."Tutup mulut mu! Kalau kata- kata yang akan kau keluarkan hanya membuat telingaku sakit maka sebaiknya tutup saja mulutmu, aku tidak ingin mendengar apapun darimu." Balas si pria berkursi roda."Kau itu gila Delka! Tapi aku suka caramu balas dendam pada Mr. D. Untuk membunuhnya sudah pasti tidak mungkin! Kekuatan mu kini tidak ada apa- apanya dibandingkan dengan kekuatan Mr.D. Lalu kalau di
Aiden dan Gwen akhirnya pulang. Mau tidak mau mereka harus pulang karena Zee meminta mereka semua untuk pulang."Sayang, aku sayang padamu!" Ucap Gwen yang tiba- tiba memeluk Aiden.“Kau kenapa sayang?” tanya Aiden. Tidak biasa biasa nya Gwen manja seperti ini. Sikap Gwen saat ini bukan Gwen banget! begitu lah kira- kira istilah nya."Aku takut sayang. Tidak ada yang tahu sampai kapan kita bisa bersama dengan orang yang kita sayang. Lihatlah Dennis dan Anne. Siapa sangka akan seperti ini! Mereka sangat saling mencintai dan kini cinta itu harus terpisah kan." Gwen memperat pelukan nya ke Aiden."Aku juga sayang dan sangat mencintai mu Gwen." Aiden mengecup kening Gwen sangat lama. Jujur, Aiden takut kalau hal serupa terjadi pad nya.Aiden bisa membayangkan betapa hancurnya Dennis saat tahu setengah jiwanya sudah tidak ada!Aiden menatap Gwen yang ada di dalam pelukan nya. Entah apa yang akan Aiden lakukan andaikan hal itu terjadi. Akankah dia sanggup bertahan jika di hadapkan dengan ma