Di luar kamar Aiden dan Gwen, terlihat Theodor tengah berjalan bolak balik bagaikan setrikaan.Bukannya memikirkan siapa orang yang telah masuk ke kamar Suli, tapi yang menjadi pemikiran nya saat ini malah Gwen yang tadi tidur tanpa menggunakan pakaian dan memeluk Aiden."Apakah Gwen sudah melakukan hubungan suami istri dengan Aiden?" Pikir nya semakin kalut.Benar! Saat ini pikiran Theodor benar-benar sedang kalut.Semakin Theodor pikir kan apa yang dilihatnya tadi maka semakin kalut pula lah pikiran dan perasaan nya.Dia merasa milik nya telah di rebut oleh Aiden dari nya."Tidak! Mereka tidak mungkin sudah melakuan nya! Aku tidak percaya mereka sudah melakukan nya!" Tegas nya pada diri nya sendiri dalam hati."Aiden itu lumpuh! Bagaimana bisa orang lumpuh melakukan hubungan suami istri?"Theodor mengusap kasar wajah nya saat membayangkan Gwen dan Aiden melakukan hubungan suami istri."Tidak mungkin! Tidak mungkin!" Teriak nya dalam hati." Tapi-" tiba-tiba saja Theodor berhenti.Dia
"Jadi bagaimana tuan muda Theodor, apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanya Yovi tanpa basa basi. "Kita akan menggeledah kediaman Aiden sekali lagi untuk mencari penyusup itu." Jawab Theodor dengan sebuah helaan nafas pelan. "Menggeledah kediaman ku? Apa hak mu menggeledah kediaman ku, Theodor?!!" Aum Aiden yang tiba-tiba muncul dari balik kerumunan pengawal dan pelayan yang berdiri di luar kamar Aiden, bersama Gwen. "Kak Aiden-" Ujar Theodor terhenti sebab dia melihat Gwen yang datang bersama Aiden. "Kakak ipar, kau juga sudah bangun rupa nya. Maaf semua keributan ini membuatmu terbangun. " Sebut Theodor pada Gwen dengan senyuman termanis nya. "Ada apa sebenarnya ini Theodor? Mengapa subuh buta seperti ini kau sudah membuat keributan di kediaman ku?" Tanya Aiden, sengaja tidak memperdulikan Theodor yang sedang mengajak Gwen berbicara. Theodor dengan wajah yang tidak enak dipandang langsung mengalihkan pandangannya ke Aiden. "Ada seorang penyusup yang masuk ke kediaman ku ka
"Apa kalian datang hanya untuk mengurusi masalah rumah tangga ku dan Gwen? Kalau iya, kalian bisa membawanya pergi bersama kalian." Ucap nya terlihat sangat meyakinkan. "Aku sungguh tidak menyangka kau hanya menganggap ku seperti itu Skyleden Gavin Junior." Seru Gwen tiba - tiba kembali muncul tapi kali ini dengan linangan air mata di kedua pipinya. Aiden menoleh pada Gwen sebentar dengan tatapan dinginnya. Walaupun sebenarnya Aiden ingin menjelaskan hal yang sebenarnya pada Gwenbahwa semua ucapan nya itu hanya sandiwara belaka namun situasi saat ini tidak memungkinkan bagi Aiden untuk melakukan itu semua. Dia terpaksa tetap memasang wajah dinginnya dan membiarkan sang kekasih hati menangis. "Maafkan aku Gwen." Ucap Aiden dalam hati. Dan setelah itu Aiden memalingkan wajahnya kearah lain sambil mendengus seolah memberikan kesan bahwa dia tidak peduli pada tangisan Gwen. Gwen mengelap air mata yang berceceran di pipi nya kiri dan kanan. Dengan dada yang naik turun sebab luapan ras
# Sesampainya di dalam kamar.... Sreeet pintu kamar pun d tutup oleh Aiden. Setelah pintu di tutup, Aiden langsung mencari keberadaan Gwen di dalam kamar nya. Dia ingin segera meminta maaf dan menjelaskan semua nya pada sang istri. "Itu dia." Seru Aiden dalam hati melihat Gwen yang sedang duduk di atas tempat tidur sambil menekukkan lutut dan membenamkan wajah diantara lutut dan tangan mungil Gwen. "Gwen, maaafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk menyakiti hati mu." Ucap Aiden sambil menyentuh lengan Gwen dengan sangat lembut. "Gwen?" Panggil Aiden lagi karena tidak ada jawaban dari Gwen. "Matilah aku! Dia pasti sangat marah pada ku!" Seru Aiden mulai panik karena Gwen tak kunjung membalas kata-kata nya. Jangan kan membalas perkataan nya, Gwen bahkan tetap pada posisi Gwen. Seolah Gwen enggan melihat ke arah Aiden. "Gwen, please! Dengarkan penjelasan ku dulu sayang." Mohon Aiden panik sambil menggoyang-goyangkan badan Gwen kuat. "Gwen??" Panggil Aiden lagi, tapi tidak ada sahuta
Kehebohan hari itu tidak hanya sampai disitu karena pada siang harinya pihak kepolisian kembali datang untuk memeriksa kediaman Aiden, terutama TKP tempat tubuh Suli tergantung dalam keadaan tidak bernyawa. Jika pada kedatangan polisi yang pertama Gwen tidak ada di tempat karena harus berbicara dengan Carlson, berbeda pada hari ini. Gwen melihat semua kehiruk pikuk keadaan saat polisi melakukan penyelidikan. Beberapa polisi terlihat sedang memeriksa ulang TKP. Sedangkan beberapa lain nya sibuk menanyai satu persatu pelayan - pelayan yang bekerja di kediaman Aiden. Suara-suara sumbang pun mulai kedengaran dimana-mana. Suara-suara yang mengatakan kalau kematian Suli bukanlah bunuh diri seperti yang dikira oleh orang banyak pada hari pertama. Melihat kedatangan pihak kepolisian pada hari ini, maka para pelayan pun menyimpulkan kalau memang ada yang tidak beres pada kematian rekan mereka ini. Saat orang- orang heboh di kediaman Aiden, seorang wanita dan seorang pria terlihat mengawas
#Scene pun kembali ke kediaman Aiden. Gwen yang tidak ditanyai apapun terkait kasus ini sudah kembali ke kamar nya bersama Aiden. Saat ini dia sedang bersiap-siap untuk pergi ke Berlian cosmetics untuk melanjutkan syutingnya. "Hari ini aku masih ada syuting beberapa scene iklan." Ujar Gwen pada Aiden yang juga sedang berpakaian karena rapat yang seharu nya dilaksanakan di kantor, terpaksa dia alihkan ke kediamannya. "Hari ini aku tidak bisa mengantarmu." Ucap Aiden sambil memasang jasnya di depan kaca. "Keadaan di rumah saat ini tidak memungkinkan aku untuk pergi." Tambah Aiden. "Rery yang akan menjemputmu dan mengantarkanmu ke Berlian Cosmetics." Lanjut Aiden lagi. "Dan untuk masalah manager mu, aku sudah meminta seorang kenalan ku untuk menjadi menager mu. Nama nya Diana. Dia adalah sahabat karib Rery." Aiden terus saja bicara tanpa menyadari kalau Gwen ternyata sudah tidak ada di dalam ruang ganti pakaian bersama nya. "Kemana si rubah kecil itu pergi?" Seru Aiden saat berbal
"Rery, tolong bawa aku keluar. Aku ingin mengecek semuanya sebelum rapat dimulai. Oh ya, semua orang yang kita undang rapat sudah hadir?" Tanya Aiden pada asistennya itu. "Sepertinya belum tuan muda Aiden. Lagi pula waktunya masih ada sekitar satu jam lagi." Lapor Rery. "Baguslah. Artinya aku masih punya waktu satu jam untuk melakukan penyelidikanku. Ayo Rery, kita keluar. " Titah Aiden. "Baik tuan Muda." Rery pun mendorong kursi roda Aiden keluar. *** Di perusahaaan Gavin Com 7, terlihat Theodor sedang duduk bersama para pendukungnya di dalam ruangannya. "Aku sarankan untuk segera mengadakan pemilihan direktur baru tuan muda Theodor." Saran salah seorang dewan direksi pendukung Theodor yang bernama tuan Leon. "Aku setuju dengan apa yang katakan oleh tuan Leon. Tidak baik terlalu lama menunda hal ini. Toh tuan Garrand Gavin sudah setuju." Ujar pria yang lain nya. "Tapi sampai saat ini masih ada beberapa dewan direksi yang meragukan kinerja ku. Aku masih belum bisa menebak siapa
Hari telah beranjak siang. Gwen yang seharian ini syuting di Berlian Cosmetik akhirnya dapat meluruskan kaki dan pinggang nya. "Besok adalah syuting yang terakhir, bukan?" tanya Gwen pada Christin, teman barunya. "Iya, besok adalah syuting terakhir. Setelah itu, aku dengar akan ada perayaan dari pihak Berlian Cosmetik sekaligus ajang promo produk." Jawab Christin. "Humph! Aku juga mendengar hal itu." Sahut Gwen. "Apa kau tahu kalau acaranya akan dikemas dalam pesta dansa Gwen?" tanya Christin, dengan sedikit merubah ekspresi wajahnya ke sungkan. Christin tahu kalau suami Gwen lumpuh alias tidak bisa berjalan. Sedangkan pesta dirancang dalam dalam format pesta dansa. Permasalahannya adalah Gwen merupakan main model di dalam acara tersebut. Bagaimana bisa orang yang menjadi pusat perhatian dalam iklan ini, tidak turun sama sekali ke lantai dansa? Tentu saja ini akan sangat menyita banyak mata saat acara tersebut yang ujung-ujungnya akan melahirkan gosip ke esokan harinya setelah pe