Share

BAB. 115

Sesampainya Dikta di apartment Sierra, ia hanya bisa berlalu begitu saja ke kamarnya. Merebahkan tubuhnya di atas kasur yang empuk. Pikirannya berkecamuk tak menentu ke sana kemari.

Tok. Tok. Tok.

“Dikta?”

Dikta terbangun dari tidurnya. Ia melihat Sierra yang meminta izin masuk ke dalam kamarnya. Membawa segelas kopi, harap-harap bisa meluruhkan rasa badmoodnya itu.

“Ah, terima kasih Sie.”

Dikta langsung mengambil gelas berisi kopi itu. Ia masih termenung sambil memegangi gelasnya itu. Agaknya Dikta masih sulit untuk konsentrasi akan apa yang dialaminya selama ini.

“Kau pasti memikirkan hal itu bukan?”

Dikta mengangguk seiring menyesap kopinya yang hangat. Ia benar-benar sedang di tepi jurang. Atau mungkin bisa dibilang buntu sekali untuk menemukan jalannya.

“Sie, apa hubungan bisnis kalian benar-benar baik selama ini?”

“Dengan?”

“Ayah Bella?”

Sierra termenung. Ia masih enggan mengingat masa lalu yang memilukan itu. Karena pergaulannya dengan ayah Bella dan ayah Noah, ayahnya jadi i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status