Setibanya aku di dalam kamar sendirian, aku langsung merebahkan badanku di atas kasur. Kami sudah seperti sepasang kekasih yang saling melepas rindu, saking lamanya kita mengobrol aku menjadi ngantuk dan aku memutuskan untuk izin tidur kepada Farhan.
Setelah telepon mati aku membersihkan make up dan mengganti baju tidurku karena tidur dengan mengunakan dress tidak nyaman apa lagi aku yang sedang hamil harus mendapatkan posisi yang paling nyaman.
***
Farhan bingung mau melakukan hal apa karena ia ditinggal tidur oleh istrinya.
Tiba-tiba ponsel Farhan berdering dan ia langsung meraihnya. Farhan sempat ragu dengan nomor asing yang meneleponnya, karena ia juga penasaran siapa yang meneleponnya jadi Farhan angkat panggilan nomor yang tidak ia kenal.
“...” Farhan sengaja diam saja setelah mengangkat telepon karena ing in tahu siapa si penelepon nomor tak di kenal.
“Halo Farhan, bagaimana perjalananmu?” Ternyata suara seoran
Farhan yang masih setia memantau layar laptop yang melihat aktivitas istrinya.Kecurigaan yang telah timbul di dalam hatinya mendadak sirna karena ia melihat sendiri kalau istrinya meninggalkan Jemy di taman belakang.Setelah istrinya pergi ke rumah sakit bersama pak Abdul, ia langsung menghubungi bibi Ana untuk mencari tahu Jemy datang ke rumahnya atas dasar apa.“Kenapa penjaga memiarkan Jemy masuk ke dalam rumah?”“Saya tidak tahu tuan, saya bertemu tuan Jemy di ruang tamu yang ia berkata ingin bertemu nyonya Luna lalu ia pergi ke taman belakang.”“Usir dia sekarang!”“Baik tuan.”Setelah selesai ngobrol dengan tuannya, bibi Ana menyuruh penjaga yang ada di dalam rumah untuk mengusir Jemy, tetapi di luar dugaan Farhan kalau Jemy pasti akan marah melainkan ia sangat santai dan justru ia meraih ponselnya yang ada di dalam saku dan ia menelepon Luna.“Aku di usir dari rumahm
Dokter sangat terkejut saat matanya menatap monitor yang ada di sebelahnya, karena aku tidak mengetahui ia terkejut karena apa jadi aku langsung menanyakan ada apa sebenarnya.“Kenapa?” Aku yang sedang berbaring langsung setengah bangun untuk memastian keadaanku.“Saya sampai terkejut karena nyonya hamil anak kembar. Yang bikin saya terkejut adalah nyonya tidak merasakan gejala yang berat.”“Aku hamil akan kembar? Sungguh?” Saking terkejutnya dan aku menutupi mulutku dengan kedua telapak tanganku yang menggambarkan terkejut.“Iya nyonya.”“Mana aku mau lihat,” aku sangat penasaran dengan bayiku yang ada dalam kandunganku.Dokter menjelaskan semua secara detail hingga menjelaskan posisi bayinya. Aku masih tidak percaya kalau aku hamil bayi kembar. Jika Farhan mengetahu kabar ini pasti ia akan sangat senang mendengarnya.Aku menyelesaikan terlebih dahulu pemeriksaanku lalu aku
“Tunggu dady pulang ya sayang.”“Sayang ke siapa ini?” aku memperjelas ucapan Farhan yang terlihat menggantung sebenarnya aku sudah tahu maksudnya.“Kepada kalian bertiga, terutama dirimu Luna. Aku sangat bahagia bisa hidup bersamamu.”“Siapa yang tidak memperebutkanku suami ha ha ha,” dengan sombongnya aku mengatakan kepada Farhan.“hanya aku yang berhak mendapatkanmu, dan aku telah menghamilimu anak kembar. Kau tidak bisa lari dariku sayang.”“Suamiku sangat mengerikan sekali, karena kau telah menghamiliku lantas kau harus terus bersamaku untuk merawat anak ini.”“Tidak akan kabur dan tidak akan meninggalkanmu sendirian.”“Awas saja jika ada wanita lain, aku akan meinggalkanmu dan tidaka akan memberi izin kepadamu untuk bertemu baby twins.”“Istiku sangat kejam sekali aku jadi merinding mendengarnya.”&ldqu
Padahal ini rapat penting yang harus di buka oleh pemilik jadi sedari tadi tertunda karena Farhaan terus berada di dalam kamar dan duduk di depan layar laptop sambil marah marah saat kedatangan Jemy ke rumahnya.Jack sudah sangat frustasi kepada Farhan karena terus menunda rapat untuk grand opening, karena sudah sangat mepet jadi mau tidak mau Jack melakukan zoom meeting terlebih dahulu sampai Farhan ini mau melaksanakan meeting tatap muka.Setelah suasana hati Farhan sudah membaik ia baru mau melaksanakan meeting yang tempatnya lumayan agak jauh dari hotelnya jadi ia dan Jack harus mengendarai mobil ke kantor barunya.Mobil yang Farhan kendarai buka hasil sewa ataupun fasilitas dari hotel melainkan ia membeli mobil saat berangkat ke Riyadh dan minta untuk langsung di antar ke hotel.Di awal rapat untuk pembukaan Farhan sudah membuat semua pegawainya menunggu hingga larut malam, karena mereka mengetahui tabiat Farhan yang pemarah dan berkuasa jadi mau tid
Aku yang sedang asik menonton film ini tiba-tiba bibi Ana mendekat padaku dan mengatakan kalau makanan sudah siap di hidangkan. Karena aku sedang terhayut oleh film yang aku tonton jadi aku menyuruhnya untuk di telakkan di meja makan terlebih dahulu, akan aku makan nanti selepas menonton film.“Nyonya makanan sudah siap.”“Nanti saja, sedang asik menonton film. Bibi Ana kembali duduk di sini dan kita menonton film bersama.”“Tapi nyonya nanti...”Aku langsung memotong pembicaraan bibi Ana dan kembali menyuruhnya untuk duduk dan menonton film.Mau tidak mau bibi Ana kembali duduk dengan perasaan gelisah karena takut tuannya akan marah, begitu juga dengan para pelayan yang menemaniku menonton film mereka juga merasa seperti bibi Ana tetapi aku terus memaksanya.***Setelah satu jam lamanya bibi Ana dan para pelayan merasa gelisah dan tidak bisa menikmati film yang mereka nonton, akhirnya merek semua t
Luna yang masih terbaring di atas Kasur, merasa ada tangan hangat yang melingkar di perutnya. Awalnya ia merasa itu adalah bagian dari mimpinya tetapi saat ia membuka matanya ras hangat itu masih ia rasakan dan seperti ada seseorang di belakangnya.Luna merasa ragu untuk melihat siapa yang ada di balik punggungnya karena ia tidur dengan posisi miring jadi ia bisa merasakan ada seseorang di balik punggungnya.Perlahan Luna membuka matanya dan tangannya meraba tangan kekar yang sedang melingkar di pinggangnya dan ia tampak terkejut, belum sampai di situ Luna memberanikan dirinya untuk menengok ke belakang dan melihat siapa pemilik tangan yang sedang melingkar di pinggangnya.“Suami?” Luna sangat terkejut melihat siapa laki-laki yang ada di balik badannya, entah dari kapan suaminya sudah berbaring di Kasur bersamanya.“Ada apa sayang? Kenapa kau tampak kaget melihat suamimu sendiri,” Farhan mengatakannya dengan mata yang masih terpeja
Untuk membunuh waktu saat perjalanan menuju Riyadh mengan aku habiskan dengan tidur, di setiap perjalanan yang memakan waktu pasangti aku sangat gampang untuk tidur. Farhan tidak mempermasalahkan aku jika tidur saat perjalanan.Karena sekarang ia sudah bersama istrinya dan di tambah istinya sedang tidur jadi ia tidak bisa berbuat apa apa, hanya bisa terus menciumi aroma rambut istrinya karena ia tidak berani untuk membangunkan istinya yang sedang terlelap.***Sesampainya di bandara, Jack sudah menyiapkan sebuah mobil yang cukup mewah karena sangat tidak mungkin kalau Jack membiarkan Farhan menaiki kendaraan umum ajdi selepas ia mengantarkan Farhan ke bandara ia langsung memesan satu buah mobil dan di kirim langsung ke bandara. Sedangkan Jack kini menggunakan mobil yang tadinya ia pakai bersama Farhan.“Ayo sayang kita menuju rumah,” ajak Farahn sambil menggandeng tanganku dan berjalan menuju pintu keluar.“Rumah? Sejak kapan kau
“Suami ini dimana?”“Rumah kita,” Farhan keluar dari dalam mobil dan melangkahkan kakinya ke arahku.“Ayo kita masuk ke dalam rumah baru kita,” Farhan mengajakku untuk ke dalam rumah tetapi aku mau mau saja dengan ajakan Farhan.Kita berjajar dan melangkah bersama sambil tangan Farhan merangkul pinggangku.Apa dia tuli, bukankah tadi saat di mobil aku meminta untuk ke restoran terlebih dahulu lalu ia menawarkanku untuk belanja, tetapi sekarang ia membawaku ke kediaman baru.“Suami apa kau lupa dengan pesanku tadi saat kita di jalan?”“Pesan yang mana?” Farhan terus berjalan dan tidak begitu menggubris omonganku.“Bukankah tadi aku sudah katakan aku ingin ke restoran dan kau juga menawarkan untuk belanja. Kenapa sekarang kita malah langsung ke rumah, apa kau sudah jatuh miskin karena telah membeli rumah di sini dan juga membeli mobil mewah?”“Aku