Stelan jas hitam, dasi biru Dongker dan rambut klimis, sepatu mengkilap. Pria yang bertinggi badan 170cm dengan kulit kuning langsat berjalan menuju ke meja makan menghampiri istri dan adik iparnya. "Siapa yang memasak semua ini?" tanya Alex kepada Randy dan Renata. "Randy Sayang, dia yang memasak semua ini. Aku bangun dan sudah selesai semuanya. Hemh... menyenangkan sekali rasanya seperti ini, ada orang yang membantuku, ada teman juga bagiku untuk mengobrol," ucap Renata sambil mengambilkan nasi goreng untuk Alex. Saat itu mereka seperti keluarga kecil yang bahagia. Keluarga yang utuh dan hangat. Sama sekali tidak terlihat keretakan di dalamnya. Ada kerinduan di hati Renata dengan suasana yang hangat seperti itu. Jika diingat, jarang sekali dia bisa berkumpul dengan sang adik di meja makan, terlebih sejak adiknya-Randy, yang sedari SMP sudah secara terang-terangan menolak dan menyatakan ketidaksukaan terhadap Derina. "Apa ibu menghubungimu?" Renata menatap adiknya yang sedang ma
Berada di dalam ruangan yang bernuansa putih, dengan beberapa tanaman hias dan juga akuarium kecil dengan ikan-ikan hias sebagai pengurai kejenuhan membuat Renata tersenyum senang sedari tadi dia memasuki ruangan kerja sang suami.“Mana ini, dari tadi aku menunggu mereka mengajukan surat pengunduran diri kenapa tidak ada?” gumam Alex yang langsung disahuti oleh Frans.“Mana mungkin mereka berani, mencari pekerjaan di jaman sekarang ini sangat sulit.”“Alex, sebenarnya kamu juga tidak perlu melakukan hal itu. Aku sudah bisa menerima kalau mereka terbagi menjadi dua kubu. Ada yang menyukai sudah pasti ada yang membenci. Apa masalahnya?” kata Renata dengan ekspresi wajah yang datar seolah tak mempermasalahkan gunjingan para karyawan yang ada di perusahaan suaminya.Alex menatap Renata penuh makna. Dia memperhatikan bagaimana wanita itu bisa tersenyum bebas hanya karena melihat ikan-ikan cantik berenang.“Kamu suka ikan?” tanya Alex.“Suka, aku senang melihat mereka. Kenapa di rumah kita
Bagian 40. Dia Harus dipenjara "Aku berjanji padamu ibu, aku tidak akan membiarkan keluarga itu tenang." Kalimat penuh dendam itu terlontar dari mulut seorang wanita yang berusia 25 tahun dibawah guyuran hujan. Derina, setelah berhasil menghancurkan masa depan Renata dan membuatnya terusir dari rumah tak lantas membuatnya puas. Derina masih saja menggencarkan aksinya, termasuk mempengaruhi ibu Rima melalui jalur mistis. Selain ingin membuat keluarga itu hancur, dia juga ingin menguasai seluruh hartanya lalu menyingkirkan semuanya satu per satu. "Sekarang juga kamu harus menemui kakakmu dan meminta maaf. Aku sama sekali tidak menyangka jika otakmu akan sedangkan itu Rina!" berang tuan Harisson yang memarahi Derina sampai kedua bola matanya nyaris menggelinding. "Ayah, kenapa ayah tega sekali kepadaku? Aku kehabisan waktu untuk belajar. Aku tidak mengenal cinta dari pria lain, selama ini yang sering kulihat adalah Justin. Apa salah jika aku juga menginginkannya Ayah? Apakah itu s
Renata, dia sudah menemukan posisi yang sebenarnya di keluarga Harisson. Dirinya dan Randy tak lain hanyalah seperti anak kandung yang di anak tirikan. Tuan Harrison yang tadinya hanya membicarakan semua tindakan hukum melalui sambungan telepon seluler, kini beralih mengajak Renata bertatap muka. Tuan Harrison bahkan hatinya tak tersentuh sama sekali meskipun melihat Renata yang sedang hamil besar mengandung cucunya. Seharusnya dia tersentuh akan kehamilan putrinya sebab itu adalah cucu pertama bagi keluarga mereka. Akan tetapi, kerasnya hati tuan Harrison sama sekali tak tertandingi. Dia benar-benar lebih mencintai mendiang istri keduanya daripada ibu Rima yang telah banyak berkorban demi keutuhan keluarga mereka. Lelah terus bersembunyi, setelah mendapatkan kejelasan tentang keterlibatan Derina, Renata mulai sedikit mendapatkan kepercayaan diri. Dia yang semula terus saja berdiam diri di rumah itu pun sore itu mau keluar rumah dan menikmati waktu luangnya bersama sang suami. Ha
Bagian 42. Rahasia Ibu Rima dan Tangan Kanan Tuan Harisson“Apa masih sakit?” tanya Rena kepada suaminya yang sedang menikmati sarapan paginya.Alex, dia menikmati bubur dengan perlahan. Rahang dan bibirnya masih tidak bisa terbuka lebar. Pukulan perlawanan yang diberikan oleh sopir ayah mertuanya itu membuatnya lumayan menderita.Pagi itu Frans dan kuasa hukumnya datang ke rumah untuk membahas tentang pengajuan laporan terkait kasus pemukulan kemarin.“Lumayan sakit. Aku masih tidak menyangka dia tega menamparmu demi membela Derina. Kalian sama-sama anak kandung dan ibu sudah banyak berkorban melawan suara hatinya sendiri demi bisa mempertahankan rumah tangganya. Sial sekali,” gerutu Alex sambil memegangi sudut bibirnya.“Itulah cinta ibu dan pengorbanannya yang sama sekali tidak pernah dihargai oleh ayah. Entah sudah berapa kali aku mengatakan kepada ibu agar mau bercerai dan melepaskan ikatan pernikahan itu. Tapi ibu ....”Alex melihat raut sedih di wajah istrinya. Dia menyadari b
Bagian 43. Hari KehancuranIbu Rima, dia benar-benar menepati ucapannya. Di hari di mana setelah semalaman dia sama sekali tak pulang, setelah kekacauan yang Derina ciptakan, dia yang selama ini hanya menahan amarah pada akhirnya meledak juga.Ibu Rima, dia mengajukan gugatan cerai. Secara terang-terangan dia menunjukkan keberpihakannya kepada Renata dan Randy, anak-anaknya.“Apa-apaan ini?” sentak tuan Harisson sambil melemparkan surat gugatan cerai dan pemberitahuan sidang yang diterimanya.“Kamu bisa membacanya dengan sangat jelas. Aku ingin kita berpisah. Aku sudah tidak tahan lagi dengan drama yang ada dalam keluarga kita. Bertahun-tahun kita bersama dan rasa cintamu hanya untuk Derina dan Diana. Sama sekali tidak pernah ada aku dan anak-anakmu meski aku sudah banyak berkorban.”Tuan Harisson mendekat dan hendak menampar wajah ibu Rima. Pak Andreas yang juga ada di ruangan itu dengan cepat menghadangnya. Dia menjadi tameng bagi wanita yang dicintainya tanpa menunjukkan ekspres
Bagian 44 Pembalasan Ibu RimaTermenung seorang diri di kamarnya tanpa mau diganggu oleh siapapun. Renata menghabiskan waktunya untuk menangisi nasibnya mempunyai seorang ayah yang tak pernah menyayanginya.“Aku selalu, menyayangi ayah. Tapi ayah, semenjak ada Derina, dia sama sekali tidak pernah menyayangiku. Dia bilang aku harus menjadi anak yang baik supaya disayang. Tapi kenyataannya?”Renata kembali mengusap air matanya yang terus saja tumpah tanpa perintah. Dia baru berhenti ketika sensasi kram dirasakan, menyerang perutnya yang tiba-tiba menegang.“Aduh... kamu kenapa Nak, kenapa sayang? Kamu melarang ibumu bersedih?” tanya Renata sambil mengusap perutnya.“Ibu sedih, bagaimana nanti kedepannya. Orang lain akan punya kakek dan kamu tidak. Orang lain bisa tertawa dan bermain bersama kakeknya, dan kamu tidak sama sekali. Itu tidak adil Nak. Maafkan ibu,” ucapnya penuh kesedihan yang mendalam.Terdengar suara ketukan pintu, Alex dan Randy yang masih membahas perlakuan tuan Hari
Bagian 45. Rena yang Kembali dari Kematian Berita tersebar di berbagai media online. Kabar tentang perceraian tuan Harisson dengan cepat mencuat, menambah tinggi pencarian netizen tentang skandal keluarga mereka.Sudah bisa dipastikan bahwa keadaan tuan Harisson akan drop karena masalah itu. Dia yang mempunyai penyakit tekanan darah tinggi dan juga gangguan jantung itu dilarikan ke rumah sakit.Keadaan yang tak begitu baik pun menimpa Renata. Kehamilannya sudah menginjak usia 8 bulan, seharusnya dia tidak boleh banyak pikiran. Namun dengan apa yang tuan Harisson lakukan, mau tidak mau Renata pun memikirkannya dan bahkan dia menyalahkan dirinya terus menerus.“Akh....” rintih Renata di jam 3 pagi.Alex yang tidur di sampingnya itu pun terusik, dia terbangun dan melihat Renata yang gelingsangan sambil memegangi perutnya.Lampu tidur dinyalakan dan Alex melihat keringat dingin membasahi wajah istrinya.“Rena, apa kamu mimpi buruk?” tanya Alex yang mengira kalau istrinya mengalami mim