Share

206. Sebelum menuju Dunia Lestari

Di sebuah ruangan yang dipenuhi oleh pernak pernik artefak, ada dua buah sofa yang berhadapan dengan sebuah meja di tengah-tengahnya. Akara dan Zimo duduk santai dengan saling berhadapan.

"Sudah bertemu kenalannya?"

"Kalau sudah, aku tidak akan keluar mencarimu," jawabnya sambil tertawa kecil.

Brakk… Pintu terbuka dengan paksa, namun tidak mengejutkan dua orang itu seperti mereka sudah tau hal ini akan terjadi. Muncullah seorang pria berumur 40 tahunan dengan si kembar di sampingnya. Hidung mereka masih memerah dengan plester yang menempel. Seperti yang Akara katakan di jauh-jauh hari, tulang hidung tidak bisa langsung sembuh dengan pil. Itulah mengapa ia memilih pukulan penghancur hidung untuk memberi pelajaran.

"Itu ayah! Bocah itu yang memukul kami!" teriak Sung Ka sambil menunjuk ke arah Akara.

Pria itu langsung menyorot Akara dengan tatapan garang dan geram, bahkan bibir dengan kumis tipisnya sampai berkedut.

"Kau!?" Ia me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status