Malam berganti pagi, Ardi menjadi orang yang kedua bangun di kediaman keluarga Cynthia. Karena kemarin sudah larut malam, dia memutuskan untuk tidak pulang dan menginap di rumah Cynthia. Dengan hati-hati, dia berusaha untuk tidak membangunkan Cynthia yang masih tertidur pulas di sampingnya. Sesuai dengan rutinitas pagi harinya, dia turun ke dapur untuk mengawali pagi harinya dengan segelas kopi dan sebuah roti lapis. Saat hendak menikmati waktu pagi harinya di halaman belakang. Dia tidak mengira kalau dirinya akan bertemu dengan Ayahnya Cynthia. “Ahh. Kenapa harus sekarang coba?” ucapnya dalam hati. Walau begitu, dia juga merasa ini kesempatan bagus untuk mencoba menyelesaikan masalahnya dengan Ayah Cynthia. Sebab sampai sekarang, dia sama sekali tidak mengerti alasan Ayah Cynthia membencinya. “Pa,” dia menyapa lebih dulu sembari menaruh gelas kopinya di atas meja di depan mereka berdua dan duduk berhadapan dengan calon mertu
“Maksud lu?” Kurniawan bertanya.“C’mon, cut the bullshit.” Ardi terkekeh sejenak. “Gua tahu tujuan lu datang ke Indonesia bukan sebatas untuk kerja sama. Karena kalau demi pekerjaan, lu ngak akan datang ke pesta tadi malam seperti orang yang ingin meninggalkan kesan baik,” tambahnya.“Kan gua sudah jelaskan—”“Nala? Dia sedang kuliah di Cambrigde dan tidak ada di Indonesia saat ini.” Ardi kembali menyela.Ekspresi Kurniawan mendadak berubah setelah Ardi membantah alibinya barusan. Dia menyeringai dan bersikap lebih santai dari sebelumnya. “Memang ya. Seperti biasa, lu masih saja sangat detail dan selalu memeriksa semuanya.” Dia menghela nafas. “Tapi—gua memang kembali ke Indonesia karena CoF.Walau gua benci melakukannya, tapi perintah atasan tetaplah sebuah perintah. Karena orang biasa seperti gua tidak akan bisa
“Bantah semua berita ini. Minta bagian keuangan untuk membeli semua saham di pasaran saat ini sebanyak yang kita bisa!” Di tengah momen seperti ini, yang ada di pikirannya hanyalah satu; mencegah pihak The Collector’s mendapatkan saham lebih banyak. “Tapi pak, kita tidak akan sanggup untuk membeli semuanya andai skenario terburuk terjadi,” ujar Diana. Tidak mengherankan, sebab Diana memang punya latar belakang pendidikan di bidang accounting. “Lakukan saja apa yang saya perintahkan,” Ardi kembali menegaskan. Setelah Diana keluar, Ardi menghubungi Pak Dwi soal kabar dari Ayu dua minggu yang lalu. Ancaman yang sempat mereka terima beberapa hari lalu tampaknya bukanlah sebuah gertakan. The Collectors’s akhirnya mulai bergerak! Sembari menunggu balasan dari Pak Dwi, Ardi mondar-mandir di dalam ruangan kerjanya; ,memikirkan bagaimana cara untuk bisa keluar dari krisis ini dengan kerugian paling kecil. Pilihan terbaikny
Seperti yang di janjikan oleh Pak Baswara, gosip soal pengembangan senjata yang di lakukan oleh ENS langsung mereda setelah wawancara dengan salah satu staf Kemenhan yang ditayangkan beberapa hari lalu mengatakan kalau semua gosip itu tidak benar. Dan The Collector’s juga tidak terlihat lagi pergerakannya saat ini. Ardi sengaja tidak memberitahu Pak Baswara soal data yang di curi tersebut. Di samping karena memang yang dicuri tidak terlalu banyak, semua yang di dapatkan The Collector’s adalah data awal yang sifatnya banyak cacat dalam penelitiannya. “Wah, gila juga lu ya. Gosip sebesar itu bisa di redam hanya dalam seminggu,” Ayu memuji Ardi ketika mereka bertiga—bersama dengan Joe—sedang melakukan video call rahasia; yang mana saat itu Ardi memang sedang sendirian di ruangan kerjanya. “Tapi sebenarnya lu rugi besar si,” celetuk Joe. “Bayangkan saja. Industri senjata itu bisa menjadi ladang pemasukan yang sangat besar loh untuk ENS.” “Da
Cynthia menatap Ardi cukup lama dengan begitu serius. Dia lalu menghela nafas. “Terserah kamu saja. Yang penting jangan samapai dia berhasil memancing emosimu. Karena kamu tahu sendiri kan dia itu orangnya seperti apa?” Ardi tertawa kecil. “Dia itu tidak bukan tandinganku kali,” ucapnya dengan begitu percaya diri. “Iya sih. Tapi tetap saja kita tidak boleh lengah dengan rencana licik yang mungkin saja sedang dia lakukan saat ini.” “Iya, aku janji ngak akan terpancing atau lengah,” Ardi mengelus kepala Cynthia. “Lagian—aku juga cuma berencana memanfaatkan dia dan perusahaannya untuk sementara waktu,” tambahnya.Semenjak pulang dari New York saat Ayu mengungkapkan rencana gilanya. Ardi memutuskan untuk memberitahu segalanya kepada Cynthia. Dia memilih untuk melakukan hal tersebut untuk berjaga-jaga seandainya hal buruk menimpa dirinya, Cynthia bisa menyusun rencana secara berhati-hati.Malam ini, Ardi dan Cynthia bisa menikmati makan malam romantis me
3 Hari setelah pertemuan malam itu, marketing soal CoF mulai membludak di mana-mana. Untuk memperlaris penjualannya, Ardi menggunakan banyak artis untuk menggunakan gimmick bertetangga dengan artis favorit kalian.Dan tentu saja, Cynthia tidak luput dari strategi pemasaran tersebut. Berkatnya, Hanya dalam waktu seminggu saja, ENS Property yang menaungi CoF bisa menjual 20% dari total unit yang sudah bisa di order.“Wah. Kayanya calon suami lu bakal sukses besar lagi.” Saat dalam perjalanan menuju lokasi pemotretan siang ini. Kamila sempat berkomentar ketika dia tidak sengaja melihat salah satu berita soal CoF; sebab belakangan ini, CoF menjadi trending topic di mana-mana.“Ya iya dong. Siapa dulu bintang iklannya.” Cynthia memuji dirinya sendiri.“Minta seunit dong. Ngak usah yang mewah-mewahnya deh. Yang cocok buat keluarga kecil aja."Dan kebetulan sekali, saat mereka sedang membicarakan seputar Ardi da
“Itu si Chandra kayanya akan menjadi calon bintang masa depan deh,” ujar Kamila saat mereka sedang dalam perjalanan ke sebuah restoran untuk bergabung dengan Ardi dan juga orang-orang dari RTA Group.“Iya. Sudah wajahnya tampan, sikapnya tadi itu loh. Perhatian banget. Memang ngak salah kalau banyak yang ngehalu jadi istrinya.” Friska ikut menambahkan.Cynthia mendengus. “Masih lebih baik My Husband dari dia.”Perkataan yang keluar dari mulut Cynthia spontan saja membuat dia mendapat pukulan pelan di kepalanya dari Kamila dan juga Frsika.“Sakit kali!” Cynthia mengeluh sembari mengelus kepalanya setelah menyadari kalau Kamila memukulnya dengan tablet.“Ya berarti itu lu masih waras oneng. Lu itu sudah mau married. Gila saja kali kalau lu masih jadi salah satu para cewek halu itu.”“Lah—Apa kabar yang sudah tunangan?” Cynthia menyindir balik Kamila yang sudah bertunangan selama setahun.Friska langsung bergabung dengan Cynthia dan menatap balik Kamila.“Fris.” Cynthia memulai. Dia semp
Begitu tiba di apartemen, Cynthia masih tidak menyangka kalau Kurniawan segila itu. Semuanya terasa masuk akal baginya, namun sebagian dari dirinya juga masih sulit menerima fakta tersebut.“Tapi bagaimana kamu tahu kalau kurniawan dan isabella bekerja sama?” dia bertanya kepada Ardi yang sedang memeriksa kulkas.“Kamu lupa?” Ardi memulai seraya mengeluarkan dua botol kecil cola dari dalam kulkas. “Aku itu punya mata dan telinga di mana-mana. Termasuk di sekitarmu,” ucapnya. Dia berjalan mendekati Cynthia dan memberikan salah satu botol yang di ambilnya tadi. “Tapi tidak usah khawatir, aku hanya melakukan ini untuk melindungi kamu,” tambahnya lagi.“Dasar wanita ular itu. Apa belum cukup keramahan yang kita berikan saat itu?” Cynthia menggerutu setelah meneguk setengah dari isi botol yang ada di tangannya sekarang ini.Ardi tampak tersenyum melihat Cynthia yang sedang kesal sendiri. “Kamu tenang saja, kamila pasti akan mengurusnya dengan baik. Dia kan sudah termasuk veteran dalam duni