Bunyi petir yang keluar dari tubuh Zi-Dian menggelegar dan berfrekuensi tinggi. Xue Feng terkejut saat tubuh elang itu tiba-tiba menghilang.Xue Feng membulatkan mata saat melihat kilatan petir dan kecepatan menghilangnya elang. Zi-Dian belum pernah menunjukkan kekuatan petir seperti ini sebelumnya!"BOOM!" ledakan terdengar dari bawah.Xue Feng berdiri di atas pohon, memandang ke arah suara ledakan. Zi-Dian, elangnya, melawan sekelompok monster mayat hidup dengan kekuatan petir.Setiap serangan Zi-Dian disertai suara desis petir yang menggetarkan tubuh monster mayat hidup. "BOOM!" ledakan terdengar saat kekuatan petir Zi-Dian mengenai monster tersebut.Xue Feng terus memperhatikan gerakan Zi-Dian dengan seksama. Ia melihat elang tersebut dengan cepat menghindari serangan monster mayat hidup dan menyerang mereka dengan kekuatan petir yang mematikan."BOOM! BOOM! BOOM!" ledakan petir bergema di sekitar mereka. Xue Feng merasa seolah-olah menyaksikan pertempuran epik antara elang dan mo
Kota Bulan. Sementara itu, di depan gerbang Kota Bulan, sekelompok orang sedang berkumpul. Terdiri dari anak muda dan beberapa orang paruh baya, mereka tengah berbincang dalam kelompok-kelompok mereka.Tepat pada saat itu, beberapa gadis dan dua monster berwarna abu-abu dengan postur hampir dua meter melangkah perlahan menuju pintu gerbang kota. Kedatangan mereka menarik perhatian semua orang, atau lebih tepatnya, dua monster abu-abu itu menimbulkan kecurigaan dan rasa penasaran."Hahaha. Lihatlah, semua orang menatap Yan-Wu dan Xiao-Hui. Yan-Wu, kamu akan menjadi terkenal mulai hari ini. Jangan lupakan kami setelah kamu mendapatkan banyak penggemar, oke?" ucap Xue Fei pada Yan-Wu sambil mengelus-elus bulunya. Yan-Wu mulai mengangkat kepalanya dengan bangga, sadar bahwa banyak orang yang memperhatikannya."Yan-Wu sepertinya sangat menikmati perhatian. Tapi berbeda dengan Xiao-Hui yang tampak acuh tak acuh terhadap sekelilingnya," ujar Xue Mei sambil tersenyum."Ngomong-ngomong, apaka
"Kueekkkk!"Elang raksasa dengan leluasa melintasi langit, membawa seorang penunggang yang gagah tegak di atas punggungnya. Angin bertiup kencang, membelai rambut perak sang penunggang yang terlihat dalam keheningan.Xue Feng, yang menaiki elang sejak awal, kini duduk di atasnya sambil menyandarkan dagunya pada tangannya. Matanya terfokus pada angin yang melaju terbang, merasakan energi aneh yang menyertai perjalanannya."Hmm... Apa ini energi yang aku rasakan? Tidak ada teknik gelombang atau energi spiritual yang menghalangi udara saat terbang," gumam Xue Feng, merenungkan fenomena tersebut.Xue Feng baru menyadari bahwa ada energi di sekitar tubuhnya yang menolak angin. Ia merasa kaget karena seharusnya ia merasakan hambatan saat angin bertiup pada tubuhnya sejak awal menaiki elang Zi-Dian.Energi itu tidak terlihat oleh mata kasar, tapi saat ia berkonsentrasi, ia melihat getaran kekuatan yang terus melawan angin yang melaluinya. Xue Feng merentangkan tangan di depannya dan dapat me
Xue Feng dengan cepat membuka matanya dan terkejut melihat tubuh Jin-Mao yang memancarkan cahaya emas dan dikelilingi oleh energi spiritual dari elemen alam yang sedang diaktifkan oleh Xue Feng. Tampaknya, Jin-Mao menyerap energi spiritual Xue Feng tanpa disadarinya."Apakah Jin-Mao mencoba untuk menerobos ke level keenam? Aku pernah mendengar bahwa monster membutuhkan banyak energi spiritual untuk naik ke level berikutnya. Untungnya, aku memiliki banyak energi spiritual berkat teknik" Unlimited Body Method," gumamnya sambil mengamati banyaknya energi spiritual yang berkumpul di sekitar monyet emas itu.Zi-Dian, yang berada di samping Xue Feng, juga menatap Jin-Mao dengan mata berbinar-binar, seolah-olah ia teringat ketika ia sendiri berhasil menerobos ke level keenam sebelumnya.Pada saat itu, Xue Feng merasakan tato di dadanya berdenyut, menunjukkan kemampuannya untuk menyerap energi spiritual di sekitarnya dengan cepat. Karena energi spiritual di dalam tubuhnya semakin menipis kare
"Apakah kamu yang mengatakan aku suka bermain dan melempar?" Xue Feng tercengang saat dia mendengar suara kasar melalui pikirannya. Dia melihat sekeliling dengan bingung, seperti yang dilakukan Jin-Mao tadi.Saat itu, Xue Feng tersadar dan menatap pada Jin-Mao. "Apakah kamu berbicara, Jin-Mao?" tanya Xue Feng dengan gugup dari pikirannya.Jin-Mao yang sedang menampar kepala monster mayat hidup yang mengelilinginya, terganggu dengan suara itu. "Apakah aku berbicara? Aku hanya mengatakan itu dalam pikiranku," balas Jin-Mao."Wow! Apakah kita dapat berbicara sekarang?!" seru Xue Feng dengan terkejut dan senang. Dia fokus pikirannya pada Zi-Dian yang sudah selesai menghapuskan monster terbang. "Zi-Dian, halo. Jawab jika kamu mendengar," ucap Xue Feng dengan ekspresi senang di wajahnya.Elang yang masih waspada melihat sekeliling, tertegun dengan suara dalam pikirannya. Dan dia sepertinya mengenal suara itu, dan menatap pada Xue Feng yang berada di atas pohon sambil melambai padanya."Apa
"Jin-Mao, kamu tinggal di sini dahulu. Aku akan kembali lagi besok. Kamu harus berhati-hati dengan manusia barbar yang melakukan ritual darah, dan juga monster aneh yang terus bertambah. Meskipun kamu sudah kuat sekarang, jangan terjebak dengan jebakan seperti sebelumnya yang membuat kamu terluka parah," ucap Xue Feng dengan serius.Jin-Mao hanya mengangguk mengerti. Dia berpikir takkan terkena lagi jebakan yang sama oleh musuhnya.Xue Feng mengeluarkan daging untuk dipanggang dan menyiapkan makanan untuk Jin-Mao sebelum terus menaiki elang untuk kembali. Meskipun dia melihat banyak monster aneh yang terus berjalan berkelompok, dia tidak berhenti untuk membunuh mereka sekarang.Yang penting, dia harus memberitahu informasi tentang rencana baru para barbar yang sepertinya sangat berbahaya untuk hutan ini. Mereka dapat membuat ritual darah dengan cepat dan juga tersembunyi, seperti yang dibuktikan oleh hutan yang sekarang penuh dengan monster mayat hidup.Zi-Dian terbang dengan kecepata
Xue Feng melangkah perlahan mendekati kakek dan bibinya. Xue Bai, yang sedang berbicara dengan Bibi Mei, juga menyadari kehadiran cucunya."Xiao Feng, jarang sekali kamu datang ke rumah kakek. Ada apa yang membawa kamu ke sini hari ini?" tanya Xue Bai dengan senyuman, sambil berpikir, "Apakah Xiao Feng datang untuk menerima hadiah yang telah aku janjikan sebelumnya?"Bibi Mei juga menatap Xue Feng dengan ekspresi penasaran. Memang, benar bahwa Xue Feng jarang sekali datang ke rumah kakeknya sebelumnya. Kegiatannya yang sibuk dan pemikirannya bahwa tidak ada yang bisa dia lakukan ketika bertemu kakeknya membuatnya jarang mengunjungi rumah itu."Hei, aku memang berniat untuk mengunjungi kakek dan ada hal penting yang ingin aku bicarakan bersama kalian," balas Xue Feng sambil tersenyum dan duduk di antara mereka."Apa yang saat ini paling penting bagimu? Bibi mendengar bahwa kamu tidak lagi pergi ke tempat latihan. Apakah kamu baik-baik saja dan tidak berlatih di sana?" tanya Bibi Mei se
Xue Feng tidak mengetahui percakapan antara bibi Mei dan kakeknya tentang dirinya, dan juga tidak menyadari adanya kesalahpahaman antara kakek dan bibinya tentang kekuatannya. Namun, hal ini memberinya ruang untuk tidak perlu menjelaskan asal usul kekuatannya.Saat hendak pergi ke area gudang yang berada di kompleks rumah kakeknya, Xue Feng melihat ketua keluarga besar yang telah sampai sesuai dengan perkataan kakeknya. Di antara para tamu tersebut adalah paman Wu, ayah Tang Hua, serta orang-orang yang tidak dikenal oleh Xue Feng."Sudahkah kamu mengunjungi kakekmu, Xiao Feng?" tanya paman Wu."Ya, paman. Kamu bisa masuk dan pergi ke pondok kolam kakek. Dia sudah menunggu di sana," jawab Xue Feng sambil tersenyum."Baiklah, jarang sekali kakekmu memanggil kami dengan sinyal elemen cahayanya, pasti ada masalah yang besar," ujar paman Wu sambil masuk ke rumah.Xue Feng melanjutkan perjalanannya menuju gudang. Sebenarnya, sejak awal dia sudah memilih untuk menggunakan tombak karena meras