Share

Namanya Juga Cinta

Mahesa kesal, berkali-kali menelepon Wibi tidak juga dijawab. Darah di tubuhnya seakan-akan dipanaskan di atas kompor, mendidih, bahkan sudah berada di atas seratus derajat. “Ih! Anak ini kenapa sih?”

Mahesa

[Kalau kamu nggak mau ngomong ... kita putus aja!] tulisnya dalam sebuah pesan.

***

Tak seperti biasa kamar Wibi acak-acakan. Pakaian, buku, poster, semuanya bercampur aduk. Padahal biasanya tersusun rapi. Memang dia anak lelaki, tetapi kecerewetan Aminah soal kebersihan dan tatakrama berhasil membentuk Wibi menjadi berbeda dari lelaki kebanyakan.

Hari itu ia hanya di kamar, duduk memetik gitar. Tiba-tiba berhenti, melihat layar telepon yang berkedip-kedip, lalu membuka pesan yang baru saja datang. Dengan sangat kuat ia menarik napas. Untuk sekian kalinya Mahesa memanggil.

“Halo ...” sapanya lemas.

Hey anak nakal! Anak enggak sopan! terdengar teriakan di seberang, harusnya kamu yang ngehubungin aku duluan!

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status