Share

Bab 15

“Kau,” Aku  masih menatapnya tidak percaya. “ Kau manusia.”

Akhirnya aku bisa berkata-kata. Tapi entah kenapa kata-kataku terdengar sangat bodoh. Bahkan bagi telingaku sendiri.

Lelaki tua itu tertawa kecil lalu mendekatkan wajah kayunya tepat di hadapanku.

“Kau yang manusia. Bukan aku.”

Ia lalu berbalik dan berdiri menjulang sambil menatapku.

“Lalu, kau apa?”

“Apa kamu tidak bisa lebih sopan? Ia adalah Raja Narawana. Pemimpin para Daunas, Peri Hutan.”

Suara kecil tanpa diduga menjawab pertanyaanku. Aku menoleh kesana kemari mencari sumber suara.

“Kau masih disini, Firroke?”

Sesuatu terbang dari balik punggungku. Mahluk capung yang kutemui tadi. Ia melayang tepat di depan wajahku tanpa memperdulikan keberadaanku.

“Maafkan aku Yang Mulia. Aku tidak bermaksud menguping. Aku akan segera pergi.”

Wajah penuh kerutan itu tersenyum geli.

"Tidak perlu. Tetaplah disini. Mari kita dengarkan cer

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status