Share

97. Pelukan Ibu

"Dokter Bara, ada seratus lima pasien yang mendaftar untuk besok. Angka orang yang mengidap gangguan kejiwaan sangat banyak akhir-akhir ini. Kami sudah menggeser jadwal konsultasi untuk dibagi ke beberapa waktu. Tingkat gangguan ini juga beragam, ada yang sedang, parah dan ada yang membutuhkan perawatan khusus," ucap rekan Dokter Bara. Bara menganggukkan kepalanya. 

"Atur saja, jam saya sudah habis, saya mau pulang," kata Bara. Rekan dokter Bara itu pun segera undur diri. 

Bara menatap pergelangan tangannya di mana ada jam tangan hitam yang melingkar di sana. Pikiran Bara kembali berkecamuk. Menjadi Psikiater adalah cita-citanya, dan mengobati orang adalah bagian dari pengabdiannya. Bara menatap Dokter Evan yang masih belum beranjak dari duduknya. Ia baru saja mengatakan pada Dokter Evan kalau ia tidak akan pergi, tapi sesaat kemudian pikirannya berubah. 

"Aku permisi, Dok," ucap Bara pamit undur diri. Bara segera berlari kembali memasuki rumah sa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status