Share

Bab 32

Kini, Rayoen tengah menatap istrinya yang kini tengah duduk didepan cermin, seraya menyisir rambut sebahu miliknya, Rayoen tersenyum membuat Lucia merona ketika menyadari tatapan suaminya lewat pantulan cermin besar.

“Jangan terus menatapku,” kata Lucia, membuat Rayoen menggaruk tengkuknya karena merasa malu.

“Kamu tetap cantik, meski anak-anak kita sudah dewasa,” puji Rayoen.

“Terima kasih atas pujianmu,” kekeh Lucia, lalu menggeleng pelan karena gombalan suaminya terdengar tak biasa.

“Aku tidak bercanda, Sayang. Aku serius, setiap kali melihatmu, aku selalu saja jatuh cinta,” jawab Rayoen.

“Sayang, kita sudah tua, apa pantas mengatakan cinta di usia seperti ini?”

“Apa kau pikir kita sudah tua? Sayang, kamu itu terlihat seperti Kakak Alice, bukan ibunya.”

“Terima kasih atas pujianmu itu. Dan, aku juga tetap mencintaimu.”

Lucia berjalan menghampiri suaminya, dan duduk di tepian ranjang. “Aku tidak pernah protes akan keputusanmu, namun apa tidak sebaiknya kau cari tahu dahulu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status