Share

Bab 4

P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part4

Penulis: Nurliani Damanik

"Tika... Bagaimana bisa ini terjadi?" Bentak mbak Yuni semakin kuat.

"Mbak... Jangan keras-keras mbak, nanti tetangga dengar. Malu mbak" ucap mas Bara suami ku menenangkan kakak nya yang dada nya sudah naik turun karna emosi.

"Bara, aku tidak menyangka anak mu ini hanyut dan terbuai dengan godaan syaitan" tunjuk mbak Yuni pada Tika.

Ketegangan, emosi, dan kesedihan bercampur aduk menjadi satu saat ini.

"Tika... Kamu masih kecil, bahkan ponsel pun tidak punya karna ayah dan ibu mu tidak memberi izin bukan? Bagaimana bisa kamu melakukan hal yang tidak pantas untuk seusia mu? Kau menutup aurat dan berpenampilan seolah gadis Sholehah. Tapi kelakuan mu tidak mencerminkan kebaikan seperti yang ayah dan ibumu ajar kan. Astaghfirullahalazim..." Mbak Yuni masih mengeluarkan kata-kata umpatan amarah nya.

Sedangkan aku hanya pasrah dan tak tahu harus berbicara apa lagi.

Percuma sudah.

Semua sudah terlanjur..

"Mbak, kami akan menyuruh lelaki itu menikahi Tika" ucap ku sambil terisak menunduk.

"Silahkan dik Aina, lepaskan dia dengan ikhlas pada lelaki yang menodai nya" ucap mbak Yuni gemetar.

"Ya mbak. Lelaki itu tinggalnya di kampung sebelah, tapi Tika tidak tahu pasti rumah nya dimana" ucap mas Bara pada Mbak Yuni.

Berkali-kali wanita bercadar itu mengelus dada dan beristighfar.

"Ya Allah, kata-kata apa lagi yang pantas kami ucapkan untukmu Tika..." Tangis mbak Yuni pecah.

Hanyak mbak Yuni dan mas Yusuf suaminya yang menjadi pengaduan kami saat ada masalah. Mertua ku telah meningg4l karna kebakaran sewaktu mbak Yuni dan mas Bara suamiku masih kecil.

Dahulu, sejak kejadian nahas yang menimpa mertuaku, mereka berdua tinggal dan besar di pondok pesantren dengan biaya yang di tanggung pemerintah setempat.

"Mbak, ini sudah malam. Sangat sulit bagi kami untuk mencari di mana alamat lelaki itu. Izin kan kami menginap di sini, karna besok pagi kami baru akan mencari nya" suamiku berucap membuka suara lagi.

"Baik lah Bara" ucap mbak Yuni pada mas Bara.

"Tika..." Tegur mbak Yuni pada Tika.

"Ya Tante?"

"Pergilah mandi. Basuh tubuh mu, dan laksanakan shalat taubat nasuha. Mohon ampun lah pada Allah Tika" ucap mbak Yuni menangis.

Tika yang terisak mengangguk dan beranjak dari kursi sofa menuju kamar mandi.

Ku lihat dari punggungnya, betapa pedih dan hancurnya hati ku. Kecil... Begitu kecil tubuh itu.

Aku tak bisa membayangkan bagaimana bisa ia berbuat demikian.

"Astaghfirullahaladzim... " Aku beristighfar dalam hati.

"Maaf mbak Yuni, mas Yusuf sedang di mana? Apakah malam ini tidak pulang?" Tanya ku pada Mbak Yuni.

"Mas Yusuf sedang ada dakwah di luar kota, kemungkinan besok pagi sudah kembali. Nanti aku akan menyuruh mas Yusuf untuk menemani dik Aina dan Bara mencari lelaki itu" ucap mbak Yuni memegang pundak ku.

"Baik lah mbak"

"Kalian mandi lah. Bara nanti boleh pakai baju mas Yusuf dan dik Aina pakai baju saya, tidak perlu pulang kerumah untuk ambil pakaian" ucap mbak Yuni.

"Iya mbak, terimakasih " jawab ku.

Kami pun makan malam dengan masakan mbak Yuni sore tadi.

Aku menyuapi anak bungsu ku Bian.

Tika masih ada di kamar tamu. Terdengar suara mengaji yang sangat amat merdu di lantunkan dari dalam kamar itu.

Membuatku tak kuasa membendung kesedihan ku berulang kali.

"Tenang lah Aina, jangan menangis lagi" ucap mas Bara menghapus air mata yang mengalir di pipi ku.

Mbak Yuni yang sedang makan pun menghentikan suapan nya dan melihat ke arah ku dengan tatapan iba.

"Ibu... Ibu kenapa nangis? Ibu jangan nangis ibu.." celetuk Bian bocah kecil yang melihat ku meneteskan air mata.

"Tidak nak, tidak sayang. Ibu hanya kelilipan, ibu tidak menangis" ucap ku dusta pada Bian yang masih 4 tahun itu.

"Huhhhh....huhhhhhh.." Bian meniup mata ku.

" Udah ibu, gak kelilipan lagi kan?" Tanya Bian menatapku khawatir.

"Enggak nak. Makasih ya" ucap ku dengan bibir bergetar dan mengelus kepalanya.

Sedangkan mas Bara mendongakkan kepalanya ke atas langit-langit rumah menahan air mata yang hampir luruh tumpah.

B E R S A M B U N G..

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status