Setelah selesai bertemu dengan Jenny dan Katty, Alena langsung menuju kantor Devin. Kali ini Alena akan menjemput suaminya karena Devin tadi pagi menyuruh Alena mengantarkannya, lagi pula Devin juga sedang tidak enak badan namun tetap saja dia memaksakan untuk masuk bekerja dan bertemu dengan kliennya, Alena melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Beruntung saja jalanan sore ini tidak terlalu padat jadi dia bisa cepat sampai di kantor.Alena memarkirkan mobilnya di lobby depan, dia langsung keluar dari dalam mobil dan langsung masuk ke dalam, saat itu juga Devin baru saja keluar dari lift bersama dengan Evan dan Sandra.“Sayang,” panggilku, sambil melambaikan tanganku. Saat itu juga Devin tersenyum saat menatapku, aku pun berjalan dengan sedikit berlari lalu memeluk Devin.“Honey,” ucap Devin, dia membalas pelukanku dengan sangat erat. Namun pelukan kami hanya sebentar saja.“Bagaimana? Apa kamu sudah baikkan? Jika belum lebih baik kita ke dokter,” ajakku, namun Devin menggelengka
Pagi ini Evan sudah tiba di hotel dimana Katty menginap, Evan mengetuk pintu kamar hotel Katty, dia sengaja melakukan ini karena ingin memperjelas hubungan mereka selama ini. Memeang mereka berdua sudah putus dan Evan juga akan meminta maaf pada Katty dengan kejadian beberapa hari yang lalu dimana dia memaksa Katty untuk berhubungan intim, sudah ada lima menit Evan menunggu di depan pintu kamar Katty namun belum juga ada tanda-tanda Katty akan membukakan pintunya, saat Evan mau mengetuk kembali pintu pun terbuka dan menampilkan Katty dengan wajah bantalnya, bahkan Katty yang hanya mengenakan lingerie dan Evan pun bisa melihat tubuh Katty dengan jelas. Evan pun menyelusup masuk dan bahkan dia juga menggambil selimut lalu di pakaikannya pada Katty. Katty yang masih belum sadar, karena dia baru saja bangun tidur dan dikejutkan dengan ketukan pintu yang menurutnya sangat berisik di telinganya dan mau tidak mau Katty pun harus bangun dan membuka pintunya. Akan tetap yang dia lihat sosok m
Mereka menghabiskan malam panas semalaman dan pagi ini Devin terbangun lebih dulu karena dia mendengarkan suara hpnya yang berbunyi. Ya, baru saja dia di telepon oleh Evan jika hari ini dia harus bertemu dengan klien yang datang dari Jepang, dan tentu saja Devin tidak mau telat atau pun tidak konsisten karena klien ini sangat penting baginya dan juga perusahaannya yang akan mendapatkan untung yang banyak. Dengan perlahan Devin membangunkan Alena dengan pelan-pelan, dia mengusap wajah istrinya dengan lembut, bahkan sesekali Devin juga mengecup puncak kepala Alena dengan lembut. “Sayang, bangun. Hari ini aku harus pergi untuk bertemu dengan klien,” bisik Devin tepat di telinga Alena, dan jelas saja itu sukses membuat bangun Alena. Alena membuka matanya dan dia juga tersenyum saat melihat wajah tampan suaminya, bahkan tangan Alena mengusap wajah suaminya itu namun dengan cepat Devin menghentikannya dan mengecup punggung tangan Alena dengan sayang. “Maafkan aku membangunkan kamu, hari i
Malam ini mereka berdua sedang menikmati makan malam di restoran mewah yang sudah ditentukan oleh Evan. Malam ini Alice juga mengenakan gaun yang dibelikan oleh Evan, bahkan Evan juga menjemput dan menunggunya lama di rumah saat Alice sedang bersiap untuk pergi bersama dengan Evan.“Terima kasih untuk makan malamnya,” ucap Alice, menatap Evan.“Kamu tidak perlu berterima kasih Alice, aku sengaja melakukannya. Aku mau malam ini menjadi malam yang spesial untuk kita berdua,” ucap Evan tersenyum, bahkan dia juga meraih tangan Alice lalu mencium punggung tangannya dengan lembut.Alice terpaku dengan apa yang dilakukan malam ini oleh Evan, entah apa yang terjadi pada Evan malam ini sungguh membuat Alice begitu senang diperlakukannya manis seperti ini.“Alice,” panggil Evan.“Ya, kenapa?” tanya Alice yang tersadar dari lamunannya.“Aku ingin malam ini kamu menjadi kekasihku, jika bisa menjadi teman hidupku sampai maut memisahkannya,” ucap Evan.“A-apa? Apa a-aku tidak salah mendengar
Hari ini Alena memang sengaja ikut Devin untuk pergi ke kantor Devin. Alena melakukan ini hanya ingin tahu interaksi antara Devin dan Sandra, entah sejak kapan dirinya jadi penasaran dan tidak mempercayai Devin. Alena duduk di sofa sambil menyalakan laptopnya, dia ingin mengerjakan beberapa pekerjaan yang belum sempat dia kerjakan. Bahkan sesekali dia juga melirik keluar dan dia juga mendapati Sandra yang sedari tadi menatapinya, dalam hati Alena hanya bisa bersabar, andai saja ini bukan di kantor suaminya maka Alena bisa menegur Sandra atau mungkin memberikan Sandra umpatan.“Apa dia setiap hari pekerjaannya seperti itu?” tanya Alena dalam hati, dia langsung menggelengkan kepalanya dan kembali fokus pada pekerjaannya, dia hanya ingin berpikir positif saja.Waktu berjalan dengan cepat dan kini saatnya makan siang tiba, Alena yang masih sibuk dengan laptopnya di kagetkan Devin yang sudah berada di sampingnya.“Honey, kamu makan di restoran apa di sini saja? Biar aku suruh Sandra yang m
Pagi yang cerah, begitu juga untuk Alice. Di mana pagi ini dia akan pergi bersama dengan Evan, mereka hanya akan pergi jalan-jalan saja sebenarnya namun bagi Alice sangat menyenangkan, apa lagi kini dengan hubungan yang berbeda. Alice meminum secangkir kopi yang dia buat tadi, saat ini dia sedang duduk santai di pinggir kolam. Lagi pula ini juga masih terlalu pagi dan lebih baik nanti saja bersiapnya, dengan di temani sandwich buatannya, Alice memakannya dengan penuh senyum dan bahagia dalam hatinya.“Apa aku enggak salah lihat? Kamu senyum-senyum sendiri seperti orang gila,” ucap Alena yang baru saja datang dengan membawa segelas susu untuk ibu hamil.Alice hanya tersenyum. “Eonie, bikin kaget saja. Aku masih sehat eonie, enggak gila. Bagaimana keadaan janin eonie?” tanya Alice.Alena duduk di samping Alice sambil meletakkan susunya di meja. “Baik, tidak ada masalah dan dokter juga menyuruh eonie makan-makanan yang sehat,” ucap Alena.“Syukurlah eonie, aku senang mendengarkannya,” uc
Sebagai seorang sekretaris Sandra memang harus rajin, dia harus datang lebih dulu dan membersihkan ruangan tuannya, bahkan dia juga menyiapkan air minum untuk Devin dan yang lainnya. Sandra juga harus membuat jadwal setiap harinya yang di tulis di ipad yang dia bawa kemana saja, dan nantinya akan di sampaikan kepada Devin. Beberapa bulan bekerja di perusahaan milik tuannya, Sandra masih melangkah belum jauh, karena untuk menaklukkan tuannya sungguh tidak mudah. Apa lagi sang istri yang datang hampir tiap hari, bahkan Sandra juga sudah mendengar jika istri tuannya sedang hamil, seharusnya ini memang kesempatan Sandra bukan? Sandra bisa mencelakai istri tuannya agar mengalami keguguran dan bisa jadi tuanya nanti akan membenci Alena dan menceraikannya.“Pagi San,” sapa Evan yang baru saja datang.Sandra pun menundukkan kepalanya dan dia juga tersenyum pada Evan. “Pagi juga tuan Evan, ada apa tuan ke sini pagi-pagi?” tanya Sandra.“Aa, itu tadi tuan Devin menyuruhku untuk mengambil bebera
“Apa tuan akan mengikuti saya terus?” tanya Sandra, bahkan kali ini Sandra juga menatap Austin dengan tatapan tajam, seakan memang Sandra menunjukkan ketidaksukanya pada Austin di apartemennya.“Why? Apa kamu akan terus menolakku San? Aku sangat serius dengan ucapanku,” ucap Austin, dia tidak marah saat Sandra mengusirnya, dan dengan beraninya Sandra juga menatapnya seperti itu.“Saya mohon tuan, lebih baik anda kembali. Bahkan saya meminta dengan tuan sangat hormat,” ucap Sandra.Namun Austin menggelengkan kepalannya, dia juga tersenyum. Austin juga berjalan mendekati Sandra agar lebih dekat lagi. “Please, Sandra,” mohon Austin.Akan tetapi tetap saja Sandra menolak Austin saat ini dan dia lebih memilih memasukkan sandi untuk masuk ke dalam apartemennya, bahkan Austin juga ikut masuk ke dalam. Sandra berusaha mengusir Austin namun apa daya dia tidak bisa melawan tenaga Austin yang jauh lebih kuat darinya. Sehingga Sandra jauh lebih mengalah dia duduk di sofa sambil melepaskan high he