“Ahh, sstts, Glad,” ucapku.“Yeah, baby kenapa? Apa aku menyakitimu?” tanya GladwinAku hanya menggelengkan kepala dan menikmati setiap permainan yang kita ciptakan, entah aku sudah keluar berapa kali. Akan tetapi kami berdua terus melakukannya lagi dan lagi, sentuhan Glad yang membuatku mudah menaikkan gairahku.Bahkan kami juga tidak peduli dengan sekitarnya, aku tahu jika di pavilion ini hanya di tutup oleh kain jika tertiup angin maka akan mudah terbuka dan memperlihatkan kami berdua apa yang sedang kita lakukan. Tapi itu tidak membuat kami takut atau yang lainnya, karena memang kami sedang mengejar kenikmatan satu sama lain, bahkan berbagai gaya kami lakukan semuanya.“Arrggh! Sial, kenapa milikmu begitu nikmat baby,” racau Gladwin yang kini semakin mempercepat permainannya.Sampai akhirnya kami pun keluar bersama, kami berdua langsung istirahat, namun Glad juga memelukku dengan erat. Entah kenapa aku juga sangat menyukainya, dan saat itu juga aku langsung memejamkan mataku.Pagi
Alena mengajak Devin untuk mengecek kandungannya yang sudah memasuki usia tujuh bulan, dimana perut Alena yang semakin membesar dan terkadang dia sangat kesusahan dengan perutnya yang sudah besar itu. Akan tetapi Devin selalu menjadi suami siap siaga, dia tidak ingin melihat Alena kenapa-napa dan jika terjadi sesuatu yang buruk maka dia yang akan merasa bersalah. Alena yang duduk di ruang keluarga sambil menunggu Devin turun, dia memainkan hpnya, namun tiba-tiba saja bel rumahnya berbunyi. Alena segera membukakan pintunya, dan saat pintu sudah terbuka dengan lebar, Alena dapat melihat siapa yang datang.“Selamat pagi,” ucap Sandra dengan senyum lebarnya.“Ya, pagi juga. Ada apa ya? Kenapa kamu datang kemari?” tanya Alena.Dengan masih tersenyum manisnya dan tidak sadar diri Sandra langsung masuk ke dalam rumah tanpa menunggu izin dari Alena lebih dulu, dan saat itu juga Sandra menoleh lalu berkata, “Tentu saja aku ingin menemui tuan, aku ingin meminta pertanggung jawaban,” ucapnya.Al
Devin sampai di kamarnya, dia melihat Alena sedang tidur dengan membelakanginya. Devin berjalan dengan pelan, dia ingin menjelaskannya pada Alena jika semuanya itu tidak benar, dia tidak mungkin melakukan hal bodoh yang justru akn kehilangannya. Devin duduk di tepi ranjang, dia menatap punggung Alena, dimana dia bisa melihat Alena sedang menangis terisak.“Honey, kamu jangan salah paham. Apa yang dikatakan Sandra itu semuanya bohong, percayalah padaku,” ucapku.Aku mendekati Alena dimana dia semakin terisak karena tangisannya yag semakin dapat kudengar dan itu membuatku semakin sakit, sungguh aku tidak bisa melihat Alena menangis, aku langsung memeluk erat tubuh Alena.“Sttss, honey. Please, aku mohon kamu jangan menangis lagi, kamu percaya padaku bukan? Aku hanya mencintai kamu selamanya dan tidak mungkin melakukan itu pada wanita lain, buat apa aku melakukan itu sedangkan aku memiliki istri cantik, bahkan dia sangat menggoda,” ucapku, aku mencoba menghibur istriku agar dia tidak men
Austin membawa Sandra ke rumahnya, dimana rumah itu hanya ada dia saja. Keluarga Austin berada di Hamburg, di sini Austin sebenarnya hanya sementara waktu saja, namun karena Sandra dia rela membeli rumah ini dimana Sandra juga akan tinggal di sini. Austin tidak akan membiarkan Sandra berulah lagi, apa lagi tadi dia dengar dari mulut Devin dan Alena, bukankah Sandra sudah sangat keterlaluan dan tidak bisa di maafkan. Akan tetapi apa daya Austin, dirinya tidak bisa berbuat kasar pada Sandra, dia bahakan juga tidak mau sampai terjadi kenapa-napa dengan janin yang ada di perut Sandra. “Lebih baik kamu istirahat di sini, aku akan pergi sebentar,” ucap Austin, bahkan tatapannya yang sangat marah pada Sandra, akan tetapi dia hanya bisa meredamnya. “Tunggu! Kenapa kamu membawaku ke sini? Lebih baik aku kembali ke apartemenku,” ucap Sandra, bahkan dia juga sudah beranjak dari duduknya dan berjalan keluar kamar. Tangan Austin segera mencekal tangan Sandra, agar dia tidak pergi dari sini, “Ka
Semakin hari kandungan Alena yang sudah memasuki delapan bulan membuat Devin semakin wapada apa yang dilakukan oleh sang istri, dimana Devin selalu berhati-hati dan menjaga Alena. Devin juga bertambah posesif pada Alena, bahkan Alena juga tidak boleh melakukan apa pun, dan Devin juga selalu menemani Alena berjalan kecil selama tiga puluh menit. Pagi ini Devin dan Alena masih bermalas-malasan di atas ranjang, karena keadaan cuaca di luar sedang hujan dan hawanya sangat dingin, Alena bahkan memeluk tubuh Devin karena merasa kedinginan.“Apa kamu sudah bangun honey?” tanya Devin dengan khas suara seraknya bangun tidur, sedangkan Alena hanya menganggukan kepalanya dan melepaskan pelukan pada Devin.Alena menatap wajah suaminya yang masih memejamkan matanya, dimana sekitar rahang Devin tumbuh bulu-bulu halus, mungkin karena Devin belum sempat mencukurnya, namun ketampanan Devin juga tidak hilang begitu saja dengan tumbuhnya bulu-bulu halus membuat Devin semakin seksi.“Apa yang sedang kamu
Hubungan mereka yang semakin serius membuat Evan secepatnya mengikat Alice dengan mereka bertunangan lebih dahulu dan pertunangannya akan diadakan besok malam. Pertunangan mereka akan di adakan di rumah Devin dan Alena, memang ini semua keinginan Devin, karena bagaimana juga mereka adalah keluarga Alice. Bahkan berita pertunangan Alice dan Evan ini sudah tersebar di kalangan karyawan Devin, dan membuat mantan Evan dengar, namun seorang Katty, dia sudah tidak peduli dengan semua itu. Baginya Evan adalah masa lalunya dan hari-harinya kini sudah di isi oleh seorang lelaki bernama Gladwin yang dikenalnya melalui aplikasi dating beberapa bulan yang lalu. “Pagi Katt,” ucap Evan, yang baru saja datang dan dia pun membawa undangan agar Katty datang ke pesta pertunangannya dengan Alice. “Apa ini? Kamu mengundangku?” tanya Katty sambil menatap Evan. “Tentu saja, dan aku harap kamu bisa datang,” ucapnya. Katty tersenyum kecil dan berkata, “Baiklah, nanti aku akan datang. Oh, iya, aku tidak m
Selama dua minggu sudah Sandra terkurung di kamar ini, kamar yang begitu luas dan banyak barang-barang mewah dan dirinya juga tidak bisa membayangkan harganya. Sandra hanya memikirkan bagaimana dia bisa kabur di sini dan terbebas dari Austin, dia sangat membenci Austin, dia ingin sekali membunuh Austin namun dia tidak sanggup, akan tetapi dengan tenaganya yang saat ini, Sandra sangat tidak mampu. Usia kandungannya yang terbilang masih dini membuatnya sering mengalami mual dan terkadang rasa pusing yang menghampirinya, bahkan makanan yang dia makan saja selalu dia buang, di sini juga yang merawatnya adalah Austin namun dia sangat benci dengan kedatangan Austin, namun sialnya dia juga tidak ingin di tinggal pergi jauh oleh Austin pikirannya dan tubuhnya tidak sesuai dengan apa yang dia inginkan. Seperti pagi ini Sandra hanya bisa berbaring di ranjang setelah tadi bangun dia memuntahkan isi perutnya, beruntung saja pagi tadi Austin masih di rumah jadi tahu kondisi Sandra. Austin membant
Wajah Alice yang sedari tadi tersenyum, bahkan wajahnya yang terlihat begitu sangat cerah dan bahagia. Bagaimana tidak, jika malam ini adalah hari bahagia dia bersama dengan Evan, mereka berdua akan melangsungkan pertunangan. Sungguh Alice juga tidak akan menyangka jika hubungannya dengan Evan akan berjalan dengan cepat, dimana awalnya dia harus merasakan sakit karena dulu Evan masih berhubungan dengan sang mantan namun mulai malam ini dan seterusnya Evan adalah miliknya seutuhnya.“Adikku malam ini sangat cantik sekali,” ucap Alena yang baru saja masuk ke dalam kamar Alice.Alice menoleh ke arah Alena dan dia juga tersenyum, “Eonie, terima kasih atas pujiannya,” ucapnya, sedangkan Alena duduk di tepi ranjang dan menatap Alice sebentar.“Eonie, bahagia. Melihat kamu dan Evan malam ini akan bertunangan, eonie harap pernikahan kali jangan di kasih jarak lama karena nantinya tidak bagus,” ucap Alena.“Ya, eonie. Nanti aku akan tanyakan pada Evan dan aku harap hubunganku bersama denga