Biantara yang terlebih dahulu berbicara. Semua informasi berada di bawah kendalinya dan dia juga sudah mengatur semuanya dengan baik.Wira tersenyum dengan puas. "Ada kamu bersamaku, aku jadi seperti punya sepasang mata tambahan. Aku nggak perlu melihat apa pun, tapi bisa mengetahui semuanya."Tak lama kemudian, mereka tiba di depan gerbang kota. Tak jauh dari sana, semua orang sudah menunggu di depan gerbang kota dan semua mata tertuju pada Wira dan yang lainnya.Biantara menunjuk pada orang yang berdiri di barisan paling depan dan memperkenalkan pada Wira, "Dia adalah Yusup, gubernur Kota Limaran. Orangnya rendah hati, tapi nggak punya prestasi yang besar. Aku sudah menyelidikinya. Orang ini nggak menekan warga dengan kekuasaannya, termasuk seorang penjabat yang bersih."Wira menganggukkan kepala dan sudah memiliki rencana di pikirannya. Jika Yusup ini nggak punya prestasi yang besar, orang ini harus diganti. Dia juga menyadari Kota Limaran ini sangat penting. Sebelumnya dia tidak me
"Tuan berencana untuk tinggal di sini selama beberapa hari ya?" tanya Yusup secara refleks saat pesta dimulai. Sebenarnya, dia lebih ingin tahu apa tujuan Wira datang ke sini.Wira mengangkat gelas araknya, lalu perlahan-lahan berkata, "Aku setidaknya akan tinggal di sini selama tiga bulan."Mata Yusup membelalak saat mendengar Wira akan tinggal selama tiga bulan, bahkan tidak percaya dengan apa yang sudah didengarnya. Wira malah berencana untuk tinggal di sini begitu lama?"Boleh tahu kenapa Tuan ingin tinggal di sini begitu lama? Apa ada hal penting yang ingin ditangani?" tanya Yusup lagi.Namun kali ini, Wira belum sempat berbicara, Biantara sudah tersenyum dingin dan berkata dengan tenang, "Apa maksudmu? Apa kamu sudah melakukan kesalahan, jadi nggak berani membiarkan Tuan tinggal di sini begitu lama dan mengusir kami?"Dalam sekejap, Yusup merasa seluruh tubuhnya merinding. Dia tentu saja mengenali pria yang berbicara itu adalah Biantara, tangan kanan Wira yang memiliki kedudukan
"Nggak bisa dibilang begitu juga. Saat itu kamu yang mereformasi agar semua pejabat bisa selangkah demi selangkah mencapai tahap ini dengan kemampuan mereka sendiri yang sebenarnya. Kalau dilihat dari sisi ilmu, Yusup memang punya kemampuan yang luar biasa. Bukankah kamu menyangkal keputusanmu sendiri?" kata Wulan sambil tersenyum.Wira menggelengkan kepala dengan tak berdaya. Sebelumnya dia memang mereformasi sistem pemerintahan, tetapi dia melakukan itu agar para warga miskin bisa berguna. Namun, dia mengabaikan satu hal yaitu orang yang cerdas dalam bidang sastra belum tentu berbakat dalam memerintah. Sastra adalah keahlian mereka."Kelak aku harus mereformasi sistem ini lagi agar benar-benar sempurna," kata Wira dengan kesal."Semua orang ingin menjadi seorang penguasa, tapi mereka baru tahu penguasa juga punya penderitaannya sendiri setelah mereka benar-benar menjadi penguasa. Semuanya nggak semudah yang mereka bayangkan. Kalau setiap hari hanya bersenang-senang saja, dia akan men
Tidak mungkin untuk menarik beberapa orang berbakat dari Provinsi Lowala ke sini lagi. Bagaimanapun juga, Provinsi Lowala juga membutuhkan perkembangan."Untuk saat ini, aku masih nggak punya orang yang bisa direkomendasi. Aku sungguh sudah mengecewakan kepercayaan Tuan," kata Yusup dengan segera."Baiklah, aku akan mempertimbangkannya lagi. Setelah ini, aku pasti akan menemukan seseorang yang cocok untuk posisi ini. Kalau nggak ada masalah lagi, kamu juga boleh pergi dulu," kata Wira.Yusup segera merespons dan langsung pergi. Hatinya akhirnya merasa lega karena kelak tidak perlu berada di dekat Wira lagi. Semua penguasa itu mengerikan, dia hanya ingin hidup lebih lama lagi. Meskipun tidak berprestasi, yang penting dia bisa bertahan hidup saja.....Pada saat yang bersamaan, di dalam Kerajaan Beluana. Selama beberapa saat ini, Wira tetap sibuk untuk mengembangkan provinsinya, tetapi Ciputra malah terus mempelajari Meriam Darmadi dan juga senjata tersembunyi yang Wira taruh di dalam ko
Di sisi Kota Limaran. Sejak Wira tiba di sana, ada banyak perwakilan rakyat yang inisiatif datang mencarinya dan berharap bisa menjalin hubungan yang lebih dekat dengannya. Namun, dia selalu menolak untuk bertemu dengan mereka. Dia memiliki urusan yang lebih penting yaitu segera mengembangkan Kota Limaran. Huben adalah bakat yang langka dan dia harus bisa merekrutnya agar dia bisa tenang.Dua hari berlalu, Wira terus mengurung dirinya di dalam kamar. Selama itu, hanya Wulan yang terus mengantarkan makanannya, sedangkan yang lainnya sulit untuk bertemu dengannya. Begitu juga dengan Biantara.Hingga pada petang ini, Wira baru keluar dari kamarnya dan berteriak dengan keras, "Akhirnya berhasil!""Sayang, apa yang kamu lakukan selama beberapa hari ini? Aku lihat kamu terus mengurung diri di dalam kamar, bahkan aku pun nggak berani mengganggumu. Cepat ceritakan padaku, apa ada rencana besar lagi?" Setelah mendengar suara itu, Wulan adalah orang pertama yang berlari keluar dari kamar sebelah
"Hal yang kuserahkan padamu sudah selesai?" tanya Wira sambil mengangkat cangkir teh dan menatap Biantara.Biantara menggelengkan kepala dan berkata, "Aku terus mencari orang yang kompeten, tapi hal ini nggak semulus yang kita pikirkan. Ada yang berbakat, tapi sulit untuk mengerti pemikirannya. Intinya, nggak ada yang benar-benar cocok ...."Wira juga menganggukkan kepala. Setelah dipikirkan lagi, sebenarnya memang benar juga. Bukan hal yang mudah untuk menemukan seseorang yang andal dan berpengetahuan. Waktu dua hari sangat tidak cukup."Begini saja, kamu terus mencari orang yang tepat. Lagi pula, aku akan tetap di Kota Limaran ini selama beberapa hari ke depan ini. Aku akan menangani urusan di sini untuk sementara. Tapi sebelum itu, aku masih ada satu hal yang perlu bantuanmu. Bantu aku untuk mencari beberapa pekerja untuk membantuku membuat jalur sungai," perintah Wira.Biantara menyetujuinya dan langsung pergi ke luar ruangan.Setelah menghabiskan dua hari di dalam kamar dan sekara
"Hmm?" Wira tampak mengangkat alisnya. Dia segera menyadari bahwa orang-orang ini mungkin kesal karena masalah buruh.Wira menjelaskan, "Semuanya, aku rasa kalian sudah salah paham. Aku memang ingin mempekerjakan para buruh, tapi semua ini demi perkembangan Kota Limaran. Begitu pembangunan irigasi selesai, kita nggak perlu lagi khawatir sungai akan meluap ketika musim hujan tiba.""Yang lebih penting lagi, ke depannya waktu perjalanan dari Kota Limaran menuju kabupaten di sekitarnya juga akan berkurang secara signifikan. Ini adalah sesuatu yang bermanfaat bagi negara dan masyarakat. Selain itu, aku nggak akan biarkan kalian bekerja sia-sia. Aku akan menggaji kalian 1.000 gabak tiap bulan!" tambah Wira.Wira menjelaskan situasinya secara singkat. Hanya saja, kenyataannya memang demikian. Setelah pembangunan irigasi selesai, Kota Limaran akan mengalami perubahan besar.Di masa depan, bahkan ibu kota pun mungkin tidak akan sebagus perkembangan Kota Limaran. Semua ini juga berkat keunggula
Yusup melanjutkan, "Kalian bisa daftar begitu ke sana!"Setelah mengetahui Wira belum beristirahat dengan baik, orang-orang segera bubar dan menuju Pasar Timur. Makin cepat mendaftar, beban yang ada di hati mereka juga bisa segera dilepaskan.Melihat orang-orang datang dan pergi dengan cepat, Yusup tak kuasa berkomentar, "Orang-orang ini memang gampang emosi. Sedikit saja melawan kehendak mereka, mereka akan terus mencari masalah. Untungnya aku bukan lagi prefektur di sini. Akhirnya aku nggak perlu begitu tertekan ...."Yusup tidak menyadari bahwa Wira masih berdiri di sampingnya. Begitu menoleh dan mendapati Wira sedang menatapnya, Yusup tersentak dan mundur beberapa langkah. Bahkan, napasnya pun menjadi terengah-engah. Yusup segera menjelaskan, "Tuan Wira ... bukan itu maksudku."Melihat Yusup yang ketakutan, Wira hanya menggeleng sambil tersenyum. Tampaknya keputusannya sudah tepat. Bagaimana bisa orang seperti ini menjadi prefektur?Apabila membiarkan Yusup tetap menjadi prefektur,