Share

Bab 584

“Winda, kamu jangan tertidur ... Buka matamu ...,” ujar Hengky suaranya gemetaran secara rasa takut menyebar dari lubuk hatinya terdalam.

Di benaknya terlintas sejumlah gambaran yang tak terhitung jumlahnya, dari suara tembakan, teriakan, dan darah yang mengucur keluar dari ingatannya yang terdalam. Pengalaman dan kenangan menyakitkan itu sangat membebani hati Hengky. Di depan tatapan hanya tersisa sepetak darah merah.

Winda berusaha untuk membuka matanya. Dia merasakan rasa sakit yang luar biasa dari tubuhnya dan nyawanya yang perlahan melemah, namun dia tidak takut mati. Tapi malah sebaliknya, dia merasa bersyukur telat berhasil menyelamatkan Hengky.

“Untunglah...,” ujar Winda mengulurkan tangannya dengan segenap kekuatannya yang tersisa untuk membelai pipi Hengky. Sambil tersenyum dia melanjutkan, “Bukan kamu yang terluka....”

Mendengarnya, mata Hengky memerah, dia sempat ingin memegang tangan Winda, tapi ketika dia ingin menyentuhnya, tangannya terlepas dari pipinya dan jatuh terga
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status