Share

Part 10 POV Kenzo - Flashback

Kenzo terus memantau kondisi kota dari arah balkon apartemennya.

"Keadaan dunia akan berubah dengan semestinya, sebentar lagi rencanaku akan berhasil. Sayangku, kau disana pasti akan bahagia. Lihatlah, aku bisa membalaskan dendam lama yang hampir fana." gumam Kenzo dengan senyuman miringnya.

Setelah puas, melihat kekacauan yang terjadi di kotanya. Kenzo melangkahkan kakinya menuju pintu masuk kamar apartemennya.

Saat ini, ia tinggal di Apartemen di ujung kota U dan apartemennya paling tinggi dan menjulang dengan tingkatan lantai 30. Kenzo berjalan menuju tempat tidurnya. Ia menduduki diri di pinggir tempat tidur dan diambilnya sebuah bingkai foto yang tertata rapi di atas meja sebelah tempat tidurnya.

Kenzo menatap sebuah foto yang menampilkan foto pernikahan dirinya bersama sang istri tercintanya.

"Sayang, aku merindukanmu," gumam Kenzo dengan menitikkan buliran kristal yang membahasi wajah tampannya. "Andai waktu itu tidak terjadi, kita pasti hidup bahagia dan mempunyai anak-anak yang lucu yang dapat kita jaga." lanjut Kenzo.

Hiks! Hiks!

Inilah sosok asli seorang Kenzo Albert terlihat rapuh dan merasa kesepian. Tidak ada yang tahu tentang dirinya yang satu ini dan Semua orang hanya mengetahui bahwa Kenzo Albert merupakan seorang pedagang picik yang kejam dan menjual senjata biologis yang mematikan.

"Sarah, ketahuilah cintaku hanya untuk dirimu seorang. Kalaupun kau hidup kembali dengan tubuh dan nama yang berbeda maka aku siap menghalalkanmu dan menjagamu seumur hidupku," ujar Kenzo masih menyentuh foto Sarah.

"Andai semua tidak terjadi," lanjut Kenzo lagi dan berputarlah kenangan indah dirinya bersama Sarah.

*Flashback On*

Di sebuah mension mewah milik seorang pengusaha muda bernama Kenzo Albert. Kenzo sedang mengotak-atik laptopnya di ruang kerja mensionnya. Saat ini, ia disibukkan dengan banyaknya urusan penanaman saham dan rencana kerja samanya dalam meningkatkan keuntungan antar perusahaan. Kenzo Albert membangun sebuah perusahaan di bidang ekonomi yang dimana ia lebih banyak memberikan produk dalam kebutuhan masyarakat. Seperti: bahan makanan dan minuman, pakaian terbaru hingga alat senjata pun ia perjual-belikan kepada siapapun yang ingin membelinya. Sebenarnya, Kenzo lebih nyaman mengenai senjata tajam tetapi ia juga harus menyeimbangkan kebutuhan pokok masyarakat karena saat ini, perusahaannya yang lebih unggul dari perusahaan lain.

Setelah selesai menerima laporan perusahaan melalui G***l pribadinya. Kenzo menutup laptopnya dan meregangkan kedua tangannya agar otot-ototnya tidak pegal. Kenzo berdiri dari duduknya dan berjalan menuju jendela ruang kerjanya. Ia melihat keadaan kota yang dipenuhi manusia yang berlalu lalang di jalanan. "Sabar Kenzo, tinggal menghitung hari lagi." kata Kenzo dalam hati. Ia tersenyum mengingat tidak lama lagi dirinya akan mengikat janji sucinya bersama wanita yang selama ini ia cintai.

Ceklek!

Suara pintu ruang kerjanya terbuka, seorang wanita berpakaian modis berwarna lylac dan dengan gaya rambut pendeknya berwarna gold melangkah masuk ke dalam ruangan.

"Sayang!" panggil wanita itu, memeluk Kenzo dari belakang.

Kenzo yang mendengar suara lembut dari seorang wanita yang dicintainya. Ia mengalihkan pandangannya dan membalikkan tubuhnya. Kenzo mendapati seorang wanita cantik tersenyum ke arahnya.

"Kamu sudah makan?" tanya Kenzo mengusap pipi cabi Sarah.

Sarah yang melihat Kenzo menyentuh pipi cabinya, ia membalas sentuhan tangan Kenzo. "Belum sayang, aku datang kemari mau mengajakmu untuk makan siang bersama di luar, apakah kamu mau?" tanya Sarah menatap kedua bola mata indah Kenzo berwarna biru tosca.

"Tentu saja, aku mau sayang. Ayo sekarang kita pergi," jawab Kenzo dan dibalas anggukan dari Sarah.

Mereka berjalan keluar dari ruangan, saat ini mereka berjalan dengan bergandengan tangan. Semua pekerja di mension sudah terbiasa dengan pemandangan yang mereka lihat.

Mereka sampai di depan halaman mension dan supir pribadi Kenzo sudah siap membuka pintu mobil. Namun, Kenzo melarangnya dan biarkan saja ia melakukan itu kepada Sarah. Kenzo membuka pintu mobil dan mempersiapkan Sarah masuk ke dalam mobil sport berwarna hitam. Sarah pun tersenyum dan mengucapkan terima kasih di depan Kenzo.

Setelah di rasa Sarah sudah masuk ke dalam mobil, Kenzo pun berjalan memutari mobilnya. Ia menyalakan starter mobil dan mulai melajukan mobil menuju keluar gerbang mensionnya.

Keadaan raya begitu ramai karena banyak orang-orang berlalu lalang pergi untuk makan siang. Di dalam mobil, Sarah bergelayut manja di tangan kekar milik Kenzo. Kenzo menatap fokus ke arah depan, sesekali ia menoleh ke arah Sarah.

"Kita mau makan dimana?" tanya Kenzo menatap fokus ke arah depan.

"Hem..." gumam Sarah berpikir sejenak.

"Bagaimana kita mencoba makanan yang lagi viralnya di medsos, yang katanya makanan jaman now," ucap Sarah melirik ke arah Kenzo.

"Dimana lokasi tempatnya?" tanya Kenzo masih  memegang stir mobilnya.

"Tidak jauh lagi, kau cukup berjalan lurus dan tinggal belok ke arah kanan dan di situ sudah ada tulisan makanan yang kau inginkan." jawab Sarah tersenyum ke arah Kenzo.

"Baiklah," ucap Kenzo.

Akhirnya mereka sampai di tempat tujuan, Kenzo membuka pintu mobilnya dan berjalan ke arah pintu Sarah. Sarah pun keluar dari mobil dan mengikuti langkah kaki Kenzo agar berjalan seiringan dengannya.

"Selamat datang, silahkan duduk," ucap seorang  pelayan wanita berdiri di depan pintu.

Kenzo mengangguk dan berjalan menuju meja makan yang akan di dudukinya. Kini, Kenzo dan Sarah duduk berhadapan di meja makan restoran dan pelayan wanita membawakan daftar makanan yang akan di pesannya.

"Sayang, kamu mau pesan apa?" tanya Kenzo menatap kedua bola mata Sarah.

"Aku pesan salad buah dan cheese cake saja untuk makanan pedas manis viral di medsos juga pesan ya." jawan Sarah.

"Aku sama dengannya," ucap Kenzo dan pelayan pun menulis pesanan mereka dan pamit undur diri dari hadapannya.

"Sayang, tinggal beberapa hari lagi acara pernikahan kita akan berlangsung," ucap Kenzo memegang telapak tangan kanan Sarah.

"Lalu?" tanya Sarah.

"Apakah keluargamu tidak ingin menghadiri pernikahan kita nanti," ucap Kenzo menatap intens ke arah Sarah. Sarah yang ditatap pun merasa gugup.

Sarah menunduk dan buliran kristal pun lolos membasahi kedua wajah cantiknya. "Maafkan aku, sebenarnya kedua orang tuaku dari awal tidak merestui hubungan kita,hiks." jawab Sarah.

Memang benar ucapan dari Sarah, kedua orang tuanya tidak merestui dirinya menjalin hubungan dengan seorang Kenzo Albert yang dikenal sebagai sosok kejam dan sikap piciknya di bidang bisnis membuat kedua orang tuanya berusaha memisahkan dirinya dengan Kenzo. Sarah dapat bertemu dengan Kenzo secara diam-diam dan tidak diketahui oleh kedua orang tuanya. Sarah, anak tunggal dari pasangan Hendry Christian dan Launry christian yang dikenal sebagai pengusaha terkaya ketiga di dunia itu selalu pilih-pilih dalam memberikan pasangan hidup anak kesayangannya.

"Tidak apa-apa, yang terpenting sekarang, kau tetap bersamaku dan kita akan memulai kehidupan baru bersama-sama," ucap Kenzo tulus di hadapan Sarah.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status