Daniel juga memiliki motif egois, yaitu dia ingin membina hubungan ayah-anak dengan Russel. Dia ingin menjadi lebih unggul dari Roni, sekalipun dia memang sudah lebih unggul dari Roni.Daniel ingin semua orang di Kota Mambera tahu betapa dia menyukai Russel, betapa dia ingin menjadi ayah sambung Russel. Jika mimpinya menjadi kenyataan, Daniel pasti akan memperlakukan Russel seperti anak kandungnya sendiri.Sebenarnya Odelina tahu apa yang Daniel rencanakan, tapi dia juga tidak menghentikan pria itu. Dia hanya menjawab, “Kalau kamu nggak merasa Russel berisik dan buat kamu terganggu, nanti sore kamu jemput saja dia dari sekolah.”Daniel menyantap sarapannya sambil berkata, “Tentu saja nggak. Kadang Russel memang banyak tanya, tapi dia sangat pengertian. Saat kita orang dewasa sedang sibuk, dia bakal duduk di samping dan main dengan mainannya sendiri.”Kalau soal banyak pertanyaan, namanya juga anak usia tiga tahun, sepatuh apa pun juga ada batasnya. Anak-anak di usia ini penuh dengan ra
“Nggak sampai buat Russel takut. Tapi menurutku rasanya kurang aman kalau tetap tinggal di sana. Kamu juga jangan marah, dia nggak lakukan apa pun padaku.”Odelina menenangkan Daniel, tapi pria itu berkata dengan wajah cemberut, “Dia incar kamu.”Daniel sudah menduga setelah Odelina berhasil menurunkan berat badannya, pasti akan ada banyak pria yang mengincarnya. Bagi mereka yang tahu Daniel menyukai Odelina, sekalipun mereka memiliki perasaan terhadap Odelina juga tidak akan bersaing dengan Daniel.Namun bagi orang yang tidak tahu, misalnya saja si pria mabuk itu, sudah pasti akan mengincar Odelina. Mereka pasti akan berusaha mendekati Odelina. Namun, Odelina adalah miliknya. Daniel sudah menunggu begitu lama tapi masih belum diterima Odelina. Dia tidak bisa membiarkan orang lain melangkahinya.“Pindah, Odelina. Kamu harus segera pindah. Aku akan atur orang untuk bantu kamu pindahkan barang.”Daniel berkata dengan tegas. Dia ingin Odelina pindah secepatnya, pindah keluar dari kompleks
Odelina memiliki ambisi. Dia ingin mengembangkan Resto Makan Sepuasnya menjadi jaringan restoran yang tersebar di seluruh negeri. Dia ingin mengembangkan karakteristiknya sendiri.Oleh karena itu, Odelina masih perlu belajar keras, bekerja keras untuk maju. Sedangkan Daniel adalah penopangnya yang paling kuat.Odelina segera meninggalkan ruangan Daniel. Setelah Odelina pergi, Daniel langsung menghabiskan sarapannya dalam waktu singkat. Perut kenyang, hati pun senang.Daniel mengulurkan tangan dan mengambil ponselnya di atas meja untuk menelepon sahabatnya. Setelah Stefan menjawab, dia pun berkata pada Stefan, “Odelina baru saja antarkan sarapan untukku. Dia ceritakan padaku soal rumah. Stefan, Odelina bersikeras kasih kamu uang, kamu terima saja. Dengan begitu, dia baru bisa tinggal di rumah itu dengan tenang. Rumah yang kamu beli dengan uangmu sendiri akan lebih terasa seperti rumah sendiri. Kalau tinggal di rumah orang lain, kamu akan selalu merasa kalau itu bukan rumahmu.”Stefan me
Saat Odelina tiba di Resto Makan Sepuasnya, manajer yang direkrutnya sudah membuka restoran. Para karyawan sudah berada di tempatnya masing-masing, siap-siap untuk bertempur dengan pesanan di jam makan siang.“Bu Odelina.”“Bu Odelina.”Begitu melihat Odelina datang, semua orang menyapa sambil tersenyum. Restoran baru dibuka kemarin, tidak hanya penjualan restoran sangat bagus. Kehadiran para tamu terhormat yang datang untuk memberi selamat atas pembukaan restoran tersebut membuat semua orang bersemangat dan penuh energi.Mereka merasa masa depan mereka pasti akan menjadi lebih baik dan lebih baik lagi karena bisa bekerja untuk bos seperti Odelina. Penghasilan mereka juga akan semakin tinggi kelak.Selama mereka bekerja dengan baik, mereka mungkin saja bisa naik jabatan. Asalkan Odelina membuka beberapa jaringan restoran lagi, sebagai karyawan angkatan pertama, kemungkinan besar mereka akan ditugaskan sebagai manajer di restoran baru. Oleh karena itu, semua orang sangat termotivasi.Od
Mereka masih berharap Roni memiliki kesempatan untuk rujuk dengan Odelina. Padahal Roni juga belum bercerai dengan Yenny. Namun, Odelina dan Roni rasanya tidak mungkin untuk rujuk kembali, sekalipun Roni sudah bercerai dari Yenny. Roni juga mengerti akan hal ini. Oleh karena itu, dia sama sekali tidak pernah membahas tentang rujuk di hadapan Odelina. Namun, ibu dan kakak Roni yang selalu mendorong mereka berdua untuk rujuk. Padahal penyebab utama Roni dan Odelina bercerai adalah mereka berdua. Rita tersenyum canggung lalu berkata, “Kalau begitu, lain kali kami akan menelepon untuk memesan makanan di sini”“Odelina, bisnismu sekarang berkembang dengan sangat baik. Apa kamu membutuhkan orang lagi untuk bekerja di sini?” “Sekarang, aku sedang nggak butuh orang lagi. Aku juga sudah kasih tahu Kak Shella sebelumnya,” jawab Odelina. Shella langsung tersenyum canggung setelah mendengar penolakan Odelina untuk mempekerjakannya. Kedua ibu dan anak itu langsung tampak semakin canggung sampai
Rita langsung menarik putrinya setelah mereka keluar dari restoran Odelina. Dia tampak sangat kesal dengan putrinya itu. “Mama ngapain, sih?” tanya Shella pura-pura tidak mengerti maksud ibunya. “Kembalikan uang 10 juta itu sama Mama,” ujar Rita kesal. “Ma, usaha keluargaku lagi kurang baik belakangan ini. Uang yang kami hasilkan nggak banyak. kami berlima saja sering bingung mau makan apa setiap harinya. Jadi, tolong kasih uang 10 juta ini agar keluargaku bisa lebih baik, ya,” jawab Shella meminta belas kasihan ibunya. “Lagi pula, aku juga punya andil menyelamatkan nyawa Roni saat dia kecelakaan waktu itu. Aku menahan serangan itu dan membawanya ke rumah sakit, loh. Selain itu, aku juga terluka dan harus dirawat di rumah sakit,” balas Shella. “Si Yenny itu datang tanpa membayar biaya pengobatanku. Semua biaya pengobatanku harus aku tanggung sendiri. Lagi pula, Roni dan Yenny kan masih belum bercerai, jadi dia masih jadi menantu kalian. Menantu kalian sudah menyerang anak perempua
Karena dia sudah menggunakan mobil seharga puluhan miliar ketika dia bertemu dengan Chintya yang sudah menyelamatkan hidupnya. Bram juga sudah mengakui kalau dia adalah CEO dari sebuah perusahaan besar di Mambera. Jadi, dia juga tidak perlu lagi menyamar menjadi orang miskin di hadapan Chintya. Alasan Bram mengendarai mobil besar dan biasa hari ini adalah karena dia sudah menyiapkan hadiah untuk anak-anak murid Chintya. Hadiah yang dibawanya sangatlah banyak. Oleh karena itu, dia sampai harus mengganti mobilnya. Selain itu, dia juga tidak ingin menarik perhatian banyak orang, jadi dia mengganti mobilnya dengan mobil biasa. Walaupun Bram Ardabas adalah sosok yang sangat terkenal di Mambera, dia jarang sekali terlihat di depan umum. Hanya segelintir orang saja yang pernah melihatnya secara langsung. Kemunculannya di Mambera Hotel dengan mobil seharga ratusan juta sama sekali tidak menarik perhatian siapa pun di sana. Dia juga langsung menelepon Chintya setelah dia tiba di Mambera Hotel
“Pak Bram, nanti kita sambung lagi, ya. Sampai jumpa siang ini,” ujar Chintya berusaha menyudahi panggilan telepon dari Bram. “Oke, Bu Chintya! Silakan, lanjutkan urusan Ibu. Oh iya, apa Bu Chintya dan anak-anak ada kendaraan untuk kembali ke hotel? Aku bisa menjemput kalian di sana,” balas Bram. “Terima kasih atas kebaikan Pak Bram. Tapi, kami sudah menyewa bus dan akan kembali ke hotel dengan bus itu,” balas Chintya sopan. “Oke, lain kali kamu bisa langsung bilang padaku kalau memang butuh alat transportasi dan tidak perlu menyewa bus. Aku pasti akan menyediakannya untukmu dan murid-muridmu,” ujar Bram sambil tersenyum. “Oke, Pak Bram! Lain kali, kami sepertinya akan merepotkanmu dengan kedatangan kami ke Mambera,” ujar Chintya. Chintya dan murid-muridnya memang sering bepergian untuk bertanding, tapi mereka sangat jarang datang bertanding ke Mambera. Oleh karena itu, Chintya menyetujui tawaran Bram dengan santai karena berpikir Bram sangatlah sopan dan menawarkannya hanya untuk