Albert berkata sambil tertawa, “Aku juga nggak tahu, tapi Kakak serahkan saja urusan motor Kakak ini sama aku. Aku jamin, besok aku akan mengembalikan motor Kakak dalam kondisi yang dapat berfungsi seperti sediakala.”Olivia sudah bertahun-tahun mengenal adik sepupu sahabatnya ini, tentu saja perempuan itu percaya kepadanya. “Kalau begitu aku serahkan kepadamu,” ucap Olivia.Albert juga sangat senang bisa membantu Olivia, kemudian pria itu menelepon seseorang, entah siapa yang ditelepon olehnya. Olivia hanya bisa mendengar Albert memberitahukan sebuah alamat kepada orang yang di sebrang telepon.Kemudian, mereka berdua pun menunggu sebuah mobil derek yang bisa mengangkut motor Olivia datang.***“Pak ….”Sopir Stefan memiliki kemampuan penglihatan yang sangat baik. Hanya dengan mengandalkan bayangan samar-samar dari majikan perempuannya, sopir itu sudah dapat menebak bahwa perempuan di seberang mereka adalah istri dari bosnya. Sambil menunggu lampu merah, sopir itu pun langsung menole
“Sekalipun dia manusia normal seperti kita, tetap nggak akan mungkin berhubungan dengan aku orang biasa ini.”Paling-paling, Olivia hanya membicarakan sebentar mengenai tuan muda kaya raya dari Adhitama Group itu. Selanjutnya, perempuan itu hanya akan mengesampingkan semua informasi mengenai pria ini di dalam otaknya.Bagi Olivia, senormal apa pun tuan muda dari Adhitama Group ini, tidak akan pernah berhubungan secara langsung dengan orang biasa seperti dirinya.Perempuan itu memang bukan berada di lapisan paling bawa di dalam masyarakat, tapi juga tidak tinggi sampai di mana. Orang paling kaya yang berada di dalam lingkarannya, selain Junia, hanyalah Albert. Bagi Olivia, Albert adalah tuan muda paling kaya yang pernah dikenal olehnya.Sekalipun ada pria yang lebih kaya dari Albert, pria itu tidak akan pernah bisa masuk ke dalam dunia Olivia, begitu juga sebaliknya. Di dalam kehidupan ini, perempuan itu tidak akan pernah ada satu titik yang bisa mempertemukannya dengan pemuda kaya man
Apakah sebaiknya Olivia membangunkan pria itu?Tapi kata nenek, kalau ada yang membangunkan Stefan ketika dia tidur, pria itu bisa sangat marah.Olivia melihat jam tangannya, waktu sudah menunjukkan lewat tengah malam.Biasanya Stefan pulang sekitar waktu tersebut, seharusnya pria itu masih belum tidur. Olivia pun memutuskan untuk menelepon Stefan.Sebenarnya Stefan masih belum tidur, tapi pria itu sengaja mengunci pintu rumahnya. Mengapa dia melakukan hal tersebut? Bahkan Stefan sendiri juga tidak tahu alasannya yang pasti. Pria itu hanya merasa hatinya sangat tidak senang, ketika melihat Olivia dan Albert bersama.Mungkin perempuan licik itu merasa tidak akan bisa mendapatkan apa pun dari dirinya, sehingga sibuk mencari pria kaya yang lain.Nenek sudah dibohongi oleh perempuan licik itu.Kalau dihitung-hitung, Nenek mengenal Olivia baru tiga bulan lebih. Dengan waktu sesingkat itu, bagaimana mungkin nenek bisa mengenal Olivia? Pasti Nenek hanya merasa berterima kasih, kemudian memer
“Olivia, kita sudah menandatangani perjanjian, hanya dalam waktu setengah tahun kita sudah bisa bercerai. Apa kamu nggak bisa menunggu sampai kita bercerai dulu, baru mencari suami baru? Sekarang kita adalah suami istri yang resmi, kalau kamu mencari pria lain di luar sana, sama saja kamu sudah selingkuh.”“Walaupun aku nggak menyukai kamu, dan nggak akan mungkin pernah menyukai kamu. Tapi sebagai seorang pria, seorang pria yang normal, nggak aka nada yang pernah suka diselingkuhi oleh orang lain.”Stefan tidak suka melihat Olivia dan Albert bersama, sehingga pria itu menjadi marah. Marah kepada Olivia karena terburu-buru mencari pasangan baru dan membuatnya merasa diselingkuhi.Apalagi Albert diam-diam menyukai Olivia. Maka Albert sama saja telah menjadi musuhnya!Hal ini tidak ada hubungan sedikit pun dengan perasaan, tapi berhubungan dengan harga diri sebagai seorang pria. Olivia melihat ke kiri dan kanannya, seolah sedang mencari suatu benda, tapi sayangnya dia tidak menemukan ben
Wajah Stefan berkerut dengan kesal, telinganya pelan-pelan berubah menjadi merah. Akan tetapi itu pasti karena dia telah salah paham terhadap Olivia, sehingga berubah menjadi merah, bukan karena dia malu. Dirinya, Stefan Adhitama, mana mungkin malu terhadap orang lain!“Ini adalah masalah harga diri seorang pria!”Olivia langsung mendengus mendengar hal tersebut.Detik berikutnya, wajah tampan Stefan langsung berubah merah padam.“Aku nggak menyukai kamu, apalagi mencintai kamu, mana mungkin aku bisa cemburu? Selama kamu nggak selingkuh, aku nggak akan pernah peduli kamu mau bersama dengan pria mana pun.”“Kamu nggak perlu berkali-kali menekankan bahwa kamu nggak suka juga nggak mencintaiku, seolah aku sangat menyukai dan sangat mencintai kamu saja. Pernikahan kita berdua hanya untuk melewati hari-hari saja. Aku akan berkata jujur kepadamu, aku hanya nggak ingin melihat Kakak dan Kakak iparku terus bertengkar gara-gara aku, hingga aku memutuskan untuk secepat mungkin keluar dari sana.
Setelah satu malam yang hening.Keesokan paginya, setelah Olivia bangun, perempuan itu langsung pergi menuju balkon kamarnya dan menyirami tanaman di dalam pot-pot bunga tersebut. Perempuan itu menghirup udara pagi, sambil menikmati tanaman bunganya.Bisa dikatakan, setiap hari ketika bangun pagi, perempuan itu langsung melihat taman bunga kecilnya ini. Hati Olivia seketika berubah menjadi lebih indah, rasa kekesalannya terhadap Stefan juga langsung menghilang seketika. Faktor utamanya adalah karena Stefan sendirilah yang telah membelikan bunga-bunga ini untuknya, sehingga taman kecilnya menjadi sempurna.Setelah hatinya menjadi lebih baik, Olivia langsung berjalan menuju dapur dan menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.Tidak berapa lama kemudian, Stefan juga sudah bangun. Pria itu berjalan menuju dapur dan melihat sosok Olivia yang sedang sibuk di dalamnya. Kedua bibir tipisnya pun langsung bergerak dengan pelan, “Pagi, Oliv.”Olivia menoleh dan menyapa kembali pria itu, “Pagi.”“Apa
Stefan ragu, mata Olivia ada masalah dalam melihat ketampanan pria. Memang benar, wajah Albert enak dilihat, tapi apa bisa dibandingkan dengan dirinya sendiri?Tentu saja dirinya jauh lebih tampan daripada Albert.Entah di dalam daftar kontaknya, dengan nama apa perempuan ini menyimpan nomornya.Tiba-tiba saja, Stefan ingin mengetahui hal tersebut.Sementara itu, Olivia masih sibuk mendengarkan pembicaraannya dengan Albert.“Pagi, Kak Oliv.”“Sepagi ini menelepon Kakak, ada apa?”“Kak Oliv sudah sarapan belum? Aku antar Kakak berangkat kerja yah, sekalian aku traktir Kakak sarapan. Kalau nggak, Kakak yang traktir aku juga boleh.”Di balik telepon tersebut, suara Albert terdengar sangat bersemangat.Semalam Albert sudah membantu Olivia, sehingga pria itu merasa bahwa dia mempunyai alasan yang kuat untuk pergi mencari Olivia sekaligus pergi sarapan bersama.“Nggak usah, aku sudah hampir kenyang, biasanya aku membuat sarapan sendiri. Lagipula suamiku yang nanti akan mengantarkan aku ke to
“Nenek sakit kanker hati, untungnya masih di tahap stadium awal.”Yoga menjelaskan dari balik telepon, “Dokter menyarakankan agar Nenek dapat di rawat di rumah sakit di kota. Kalian berdua kakak beradik sama-sama tinggal di kota, juga lebih mengerti mengenai keadaan di sana, kamu tolong bantu daftarkan Nenek di rumah sakit dulu. Kalau sudah selesai, nanti kami akan langsung berangkat mengantar Nenek, jadi begitu sampai Nenek bisa langsung mendapatkan pengobatan.”“Kabarnya kalau dirawat di rumah sakit harus ada uang muka, kamu bayarkan dulu uang mukanya. Walaupun Papa Mama kalian sudah nggak ada, kalian masih mempunyai tanggung jawab terhadap kakek dan nenek. Selama bertahun-tahun ini, kalian berdua nggak pernah mengirimkan uang untuk mereka, sekarang nenek sakit, biaya pengobatan nenek, kalian berdualah yang tanggung.”“Anggap saja ini sebagai biaya kebutuhan yang selama bertahun-tahun ini, kalian nggak pernah kirimkan untuk mereka.”Wajah Olivia berubah menjadi hijau begitu mendengar