Share

Maven

Suara pekikan dan tawa bergantian memenuhi ruangan kelas. Lucas berdongeng seperti biasanya. Betapa dia telah terpukau kepada gadis yang ditemuinya di dalam bus, Gadis yang menutup kepala dan sebagian wajahnya menggunakan Scarf tampak begitu misterius, dengan lagak seorang pendongeng handal Lucas mendekatkan wajahnya yang berjerawat kepada wajah Maven.

"Kamu tidak tahu gadis itu, dia benar-benar menantang!" Lucas berbisik namun terdengar seperti angin yang bergerak lambat. 

"Jangan dengar bualan gila itu Maven!" Loa menyela, "dasar pemimpi gila!" Loa tertawa begitu keras hingga memperlihatkan gigi gerahamnya yang paling akhir. Lucas tak terima, ia memutar balik wajahnya dan memasang muka menyeringai seperti hendak menelan Loa hidup-hidup. 

Suasana kelas semakin panas, ledekan Loa menimbulkan kekacauan luar biasa, suara ejekan satu sama lain terdengar memekakkan telinga di selingi suara tawa yang tak memiliki ujung. Maven hanya tersenyum, ia tahu betul Lucas sahabatnya memiliki kepribadian yang teramat berapi-api. 

Maven tak menanggapi kesenangan yang di lakukan teman-teman kelasnya, buku berwarna biru tua di genggamnya begitu erat, kemudian kembali ia buka dan tersenyum tertahan, menahan geli hati nya yang berbunga-bunga. 

Ketidakpercayaan nya kepada Lucas tentang gadis menantang yang ia sebut, membuat Maven tak sengaja menyindir dengan memainkan bibir bawahnya. Maven percaya dengan segala bentuk dan persepsi Lucas tentang hal apapun, tapi tidak dengan gadis. Lucas memiliki kecerdasan diatas rata-rata dan tak segan berbagi kepada Maven, akan tetapi perihal gadis Lucas jauh di bawah rata-rata, meski pamor Lucas yang memiliki segala yang ia inginkan, Lucas tak pernah beruntung jika itu tentang seorang gadis. Betapa Maven ingat, perempuan bermata indah yang disebut Lucas sedang mengintipnya di toilet sekolah, namun ternyata perempuan itu tak pernah ada dan itu adalah ulah Loa teman sekelasnya yang ingin mengerjai Lucas. 

Apa yang diharapkan Maven tentang seorang gadis telah tercermin sepenuhnya pada gadis bermata coklat indah yang meruntuhkan hatinya. Gadis yang tak sengaja ia temui di balik papan pengumuman siswa baru. Gadis yang tak pernah lepas dalam senyum dan wajahnya yang selalu ceria, serta gadis yang tak pernah ia tahu bernama siapa. 

Maven merangkai kata-kata yang tak sepenuhnya ia mengerti, tangannya seolah tak mau berhenti mengungkapkan isi hatinya kepada gadis itu lewat tulisan-tulisan pendek, tak heran jika Lucas sering memanggilnya pujangga gila. 

''Menjadi cinta adalah dirimu dan aku adalah penikmatnya." 

"Bilang pada orang tuamu, aku mencintaimu."

Loa tertawa keras mendapati Maven sedang kasmaran tak henti-henti, pernah sekali Loa bertanya tentang siapa gadis itu, namun Maven hanya menjawab layaknya orang sedang dimabuk cinta. 

"Gadis itu nyata dan tetap nyata disini." Maven menunjuk dadanya, memperlihatkan tempat gadis itu tepat di hatinya. Loa menggelengkan kepala, betapa Maven telah gila pikirnya. 

Maven tak begitu peduli dengan ucapan teman-temannya, gadis itu yang membuat ia tak pernah membuka hati pada gadis manapun. Gadis yang telah merebut kehangatan Maven terhadap gadis-gadis lain. Tak heran jika Maven terkenal dengan sebutan Lelaki tampan tak berhati pada sekolah lamanya. Meski memiliki wajah yang tampan dan tubuh yang tegap serta bersifat lembut dan ramah, tidak berlaku untuk para gadis, ia hanya ramah pada tetangga dan teman-teman lelakinya.

Lucas menggoda Maven yang sedang duduk membaca coretan-coretan gilanya. Sifat Lucas yang terlalu ramah membuat Maven sedikit merasa jengkel, ia hanya ingin menikmati perasaannya sendiri, "mau aku kenalkan dengan perempuan di dalam bus itu?"Lucas mengedipkan mata seolah menggoda. 

"Tidak, Terimakasih." Maven menjawab dengan memalingkan wajahnya cepat. Lucas membetulkan seragamnya sembari menepuk pundak Maven, seolah ia tampak sedang menenangkan Maven, lagaknya seolah seperti orang tua yang sedang menasehati anaknya yang putus cinta. 

"Kamu ga perlu khawatir Maven, aku bakal bawa gadis tercantik di kota ini untuk menemanimu." Lucas berdiri, dan menahan gelitik geli di perutnya. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status