Kemudian aku pergi ke kamar Pangeran Kim. Aku melihat pria ini terbaring di kasurnya dengan lengan yang diperban. Aku pun segera mendekati dan menyapanya. Tetapi seperti biasa pria ini keras kepala dan egois. Aku bahkan harus bersikap keras di depan pria ini. Mengobati lukanya dan memberikan sarapan pagi untuknya. Tapi pria ini tidak menyentuh sarapan pagi yang kubuat. Dia bahkan enggan duduk di kasurnya, he terus saja berbaring di kasur.
“Kim, apakah kamu bisa duduk? Aku akan memba
“Jika nona An sering melamun dan saya baru saja mendengar apa yang di katakannya, maka itu tidak lain karna she merindukan ibunya. Bagi seorang anak yang merindukan ibunya, rintangan sebesar apapun tidak akan bisa menghalanginya untuk pulang bahkan bertemu dengan seseorang yang dipercaya olehnya. Jika nona An terlihat tergesa- gesa melakukan sesuatu bahkan tidak mau bicara banyak atau berdebat dengan tuan maka memang benar she tidak ingin melakukan kesalahan lagi seperti hutang budi. She menyadari dirinya tidak akan bisa membalas budi, she menghindari semuanya agar hal itu tidak terjadi” jelas dayang.
Pangeran Kazexian dan Pangeran Kanzuka melakukan pertandingan kecil dengan ilmu bela diri yang mereka miliki. Melakukan permainan kecil seperti adu jari. Ya mereka mengadu jari tangan itu dengan cara menyatukan jari lawan dan mengeluarkan tenaga dalam mereka. Orang yang merasa kesakitan lah yang akan kalah. Ya, menempelkan jari satu sama lain dan mengeluarkan energi dalam. Jika energi dalam satu sama lain di satukan, lalu memberi keinginan atau perintah untuk saling serang, maka orang yang lemah akan terlempar jauh. Ya itu lah efeknya.
Aku dan dua pria ini duduk di ruang tamu yang ada di dalam kamar ini.“Kalian mau bicara apa? Oh ya, kalian sudah sembuh ya? Aku sangat senang melihat kalian sudah pulih. Tadinya aku sudah membuat sarapan, uh... mungkin tidak akan berguna sekarang!” ucapku.
“Lalu pria seperti apa yang kamu suka?”“Pria seperti apa? Aku tidak tahu yang jelas aku tidak suka pria yang jahat atau pun penjahat!”
Aku dibuat semakin gugup dengan kata-katanya, aku mencoba berpikir dengan tenang. Jika aku menolak itu artinya aku dikatakan tidak sopan apa lagi membuang bunga mawar ini, dan jika aku menerimanya aku takut Kim akan marah lalu membenci adik laki-lakinya.Akhirnya aku hanya bisa berkata, “Pangeran Kanzuka, tidak baik kamu berlutut di depan ga
“Ya ampun, apapun yang terjadi semua itu hanya kebetulan. Menurutku, kamu dan brother lah yang hebat. Aku kagum sekali kalian menguasi seni bela diri yang baik. Aku ingin bisa melakukan seperti kalian, tapi kemampuanku biasa saja. Pangeran Kanzuka, ngomong- ngomong apa kamu sudah sarapan? Aku membuatkan sarapan untuk kalian tadi. Tapi malah seperti ini, apa tidak apa?”
Aku melihat ke arah pria ini dan tersenyum manis, lalu berucap “Pangeran Kazame, apa kabar? Apa kamu sudah sembuh?”“Huh, kenapa kamu memanggilku pengeran? Panggil saja aku dengan nama Kazame, bukankah dulu seperti itu kamu memanggilku? Kenapa kamu memanggilku pangeran? Apa kamu takut padaku? Atau kamu menyukaiku?!”
Mendadak perasaan yang penuh bunga di dalam hati Kazame melayu dalam sekejap, hatinya telah hancur berkeping- keping. He bahkan kehilangan semangatnya untuk membicara kan hal ini, tetapi hatinya yang lain menolak membantah atas penolakan cinta ini. Kazame pun mencoba menyakinkan dirinya bahwa An tidak menolak dirinya, he berguman dalam hati “Apa aku baru saja di tolak? Ini sakit sekali, melebihi luka saat aku diserang oleh musuh. Tidak, ini tidak benar. Aku bahkan belum mengatakan diriku menyukainya, she tidak mungkin menolakku! Aku harus mengatakannya pelan- pelan, aku tidak boleh terpancing emosi!.”