Diana yang berada di dapur sudah menyelesaikan masakannya sambil berjalan dengan lembut sambil membawa nampan dan mengkok berisi bubur di atasnya terlihat lezat. Diana berjalan melewati ruang tamu saat dia berjalan melewati sofa dia melihat seseorang sedang duduk di sofa wajahnya masih acuh tak acuh tetapi dia bisa melihat ada sedikit tatapan khwatir di wajahnya. Sesaat Diana seperti tidak yakin melihat Nathan memperlihatkan ekspresi seperti itu, yang dia ingat adalah Nathan selalu menampilkan ekspresi dingin dimana pun dan bagaimanapun tidak pernah terlihat ekspresi sedih sedikitpun di wajahnya... mungkin karena mimpi buruk tadi dia jadi berekspersi seperti itu mungkin dia bermimpi gadis itu dan menghwatiknanya apakah gadis itu baik-baik saja? mungkin seperti itu Diana menduga-duga dalam benaknya.
Tetapi yang di pikirkan Diana berbeda dengan yang ada di pikiran Nathan, saat dia melihat adalah gerakan seseorang keluar dari dapur dia langsung berbalik ke sumber suara, dan dia
Di Rumah Rama, seorang pria menggunakan jas berwarna biru dengan kemaja putih di dalamnya tidak menggunakan dasi di wajahnya yang menggunakan kacamata terlihat tanpa ekspresi sambil menatap ponselnya dalam-dalam ada berbagai ekspresi di dalam matanya, ada yang marah, kesal, menyesal, bahkan seperti tidak mau melepaskan.Rama berada di rumah karena hari ini adalah hari minggu dan memang hari libur tetapi karena kebiasaannya di kantor dia selalu menggunakan jas di manapun bahkan di rumah pun dia pakai, pernah suatu kali Diana berkujung ke rumahnya di saat hari libur. Diana mengomentari pakainnya selalu menggunakan jas padahal di rumah apa tidak kepanasan?, Saat mengingat hal itu lagi membuat Rama tersenyum tetapi hanya sesaat, dia masih menatap layar ponselnya seperti dia tidak bisa menerima hal ini, dia memang meminta Nathan untuk membuat Diana bahagia, tetapi apa dia akan bahagia hanya dengan berkata seperti itu?. Bukannya dia juga menyukai Diana sejaka dulu dan ingin bersama
Beberapa menit yang lalu sebelum Rama kembali ke mobilnya, Novita yang sedang mengendarai mobilnya sampai di depan gerbang rumah Bosnya, tujuan dia datang ke rumah bosnya kali ini adalah dia ingin meminta tanda tangan bosnya untuk beberapa pekerjaan yang dia kerjakan waktu itu dia lupa meminta tanda tangan bosnya di hari Sabtu waktu itu karena dia juga ada janji dengan Billy. Novita juga terpaksa kerumah bosnya, karena pekerjaan jika tidak dia tidak mau karena saat bosnya di rumah sikapnya semakin dingin lebih dingin saat ia di kantor, Novita juga bingung kenapa suasana hati bosnya selalu dingin di rumah padahal kan di rumah ada ibunya apa dia tidak bahagia?, Novita bingung dan bertanya-tanya... Tetapi itu juga bukan urusannya, dia hanya bawahan bosanya urusan pribadi bosnya bukan tanggung jawabnya juga. Novita menghela nafas sambil menatap kedepan, dia melihat di depan gerbang rumah bosanya terparkir satu mobil mewah berwarna putih, dia bingung mobil siapa itu? apa mobil baru bosny
Diana sudah sampai di taman anggrek, dia keluar dari taksi dengan santai, sambil melihat pemamdangan indah di depannya banyak sekali bunga warna warni yang mengiasi setiap tempat di taman itu, membuatnya takjub, Diana adalah seseorang yang menyukai bunga dia juga suka sekali dengan taman karena itu saat dia ingin bertemu teman atau janji bertemu dia akan merekomendasikan tempat ini untuk bertemu. Diana berjalan dengan pelan, melihat kiri dan kanannya sambil menyimpitkan matanya mencari kursi yang kosong untuk dia duduki.Di taman itu cukup ramai banyak anak-anak yang bermain layangan, area di situ juga luas bisa menampung bahkan 200 orang atau lebih, Diana tersenyum melihat anak-anak yang bermain di sekitanya, tertawa, bahkan ada yang iseng menjahili temannya dengan mendorongnya sampai terjatuh, Diana melihat itu tertawa dan juga saat dia melihat anak kecil itu terlalu imut. Anak kecil yang dia lihat masih berumur 8 sampai 9 tahun cukup tinggi setinggi paha orang dewasa
Tidak lama setelah Nathan menutup telpon, Novita kembali meneleponnya dan tanpa basa-basi langsung mengatakan :"Bos saya sudah menemukan Nyonya Diana, dia ada di taman anggrek dekat jalan xv"Nathan berkata dengan acuh tak acuh: "Itu saja?"Novita melirik komputernya lagi dan melihat kamera cctv yang berada di taman itu dia melihat Diana yang sedang duduk, dan ada satu laki-laki di depannya berdiri memberikan dia sebuah bungkusan, Novita mencoba mencari tau siapa laki-laki itu, tetapi karena kamera cctv di taman itu hanya menghadap ke depan yaitu hanya wajah Diana saja yang terlihat, dan laki-laki yang menghadap Diana hanya terlihat bahu lebarnya, tubuh tingginya, rambut hitam pendeknya dan juga bingkai belakang kacamatnya saja, karena itu Novita tidak tau siapa laki-laki ini, dia menatap bagian belakang tubuh laki-laki di kamera itu tetapi dia sudah berpikir berkali-kali masih tidak bisa menebak dia siapa. Novita menyerah menebak, dan melanjutkan berbicara kepada bosn
Nathan dan Diana sudah sampai di toko yang cukup besar, Nathan keluar dari mobilnya, Diana juga ikut keluar dari mobil dan masih mengikuti Nathan yang berjalan duluan di depannya. Nathan masuk duluan ke dalam toko, mencari kursi di depan dan duduk dengan santai. Diana yang sampai belakangan bingung dengan Nathan yang membawahnya kesini, dia melirik kiri dan kanannya dengan takjub di dalam toko ini di sebelah kananya ada banyak sekali boneka yang di susun menjajar cukup rapi bonekanya juga imut-imut, di kirinya ada banyak tas-tas yang bermerk terlihat menawan bahkan jika dilihat dari dekat satu tas saja bisa berharga puluhan juta, hanya orang kaya saja yang bisa membeli tas seperti itu, tidak terkecuali untuk Nathan dia sangat kaya bahkan toko ini saja bisa dia beli, dan yang terakhir di depannya ada etalase dengan banyak berlian dan emas di dalamnnya dari cincin, kalung, dan anting, semua yang ada di toko itu terlihat mewah. Diana kembali menengok ke sebelah kirinya yaitu ada Nathan
Diana kembali ke kamar dengan terburu-buru, membuka pintu kamar, dia melihat Nathan yang kelelahan tertidur di atas kasur, Diana mendekati suaminya yang berada di kasur sambil berkata dengan lembut ke telinga suaminya: "Terima kasih hadiahnya" jika Nathan membuka matanya sekarang dia akan melihat senyum lembut di bibir tipis Diana, rambut sepinggangnya yang masih terata dengan indah terlihat sangat cantik dan lembut bahkan di sinari oleh sinar lampu yang terlihat redup masih terlihat indah, Tanpa b**a-basi lagi Diana, kembali berdiri dan berjalan menuju kasur, dia juga lelah hari ini. Keesokan harinya yaitu hari senin, ini adalah hari Nathan bekerja, jadi Diana harus bangun pagi-pagi sekali untuk menyiapkan sarapan untuk suaminya, Diana sekarang sedang memasak di dapur dengan serius. Tidak lama ibu mertuanya juga memasuki dapur, melihat Diana yang sedang serius memasak membuatnya tidak mau meganggunya, tetapi saat dia ingin keluar dari dapur, Diana menghentikan memas
"Dia ada di dalam ruangannya sekarang bu... masih jam setengah sebelas belum jam 12, jadi bos masih sibuk dengan banyak pekerjaanya, dan juga jam istirahat di kantor jam 12.00"Diana tidak terlalu suka di panggil ibu dan dia juga belum memiliki anak, walaupun dia sudah menikah, tetapi panggilan itu terlalu tidak nyaman baginya, oleh karena itu dia tersenyum dengan ramah kepada Novita dan berkata dengan lembut: "Oh iya, Novita jangan panggil aku ibu ya panggil saja aku Diana kita seumuran juga kan, dan kenapa kamu ada di luar jam segini? bukannya km bilang tadi jam 12.00 jam kalian istirahat?"Pertanyaan Diana membuat Novita menginggat kejadian yang hampir dia lupakan tadi, membuat suasana hatinya menjadi buruk lagi, Diana yang berada di dekatnya juga merasakan perubahan Novita, dia merasa tidak nyaman dan merasa bersalah kenapa dia bertanya tentang hal itu tadi kepada Novita jika tidak dia tanya pasti Novita tidak akan murung seperti ini, masih dengan rasa bersalah Dia
Itu adalah seorang gadis berambut coklat seleher dengan bibir merah tipis, cukup cantik dengan ekspresi bahagia di wajahnya dan ada perasaan kagum di dalam tatapanya yang saat ini melihat wajah acuh tak acuh Nathan yang masih diam duduk di kursi tidak bergerak sama sekali.Novita dan Diana yang berdiri di dekat Nathan hanya terdiam, Diana sendiri tidak mengenal siapa perempuan ini, dan dia juga tidak peduli Nathan ingin di lirik oleh gadis manapun bukan urusannya.Novita yang berdiri di sebelah Diana dan masih megenggam tangannya juga diam, dia tau siapa gadis ini dia bernama Shakila, dia juga adalah gadis yang paling menyukai Nathan, bahkan megangguminya, bukan sepertinya yang selalu di jauhi orang sekantor, gadis ini selalu di sukai orang-orang malahan banyak sekali laki-laki yang menyatakan perasaan kepadanya, tetapi selalu dia tolak alasannya selalu berkata dia ingin sendiri dulu menjadi wanita karir, tetapi Novita tau bahwa dia menyukai bosnya setiap kali di