Setelah Billy melepaskan bibirnya dari bibir Novita, perempuan yang berada dipelukannya menjadi terengah-engah dan kakinya menjadi lunak seperti jelly untung saja ada tangan Billy di pingangnya yang menahannya dengan erat jika tidak dia akan terjatuh.
Billy hanya bisa tersenyum tanpa daya sambil manahan tubuh Novita, dia mendekatkan bibirnya ketelinga Novita sambil berbisik, "Maaf".
Novita tidak tau ingin tersenyum atau menangis dia memang menerima ciuman yang terlalu ganas oleh Billy tetapi dia juga tidak bisa menanggung malu karena masih ada dua orang berada dibelakang mereka sedang terdiam dan dia tidak tau ekspresi apa yang mereka berdua miliki sekarang apa terkejut atau hanya diam sambil menatap mereka.
Dan ucapan Billy tadi membuat telingannya gatal, karena dia merasakan nafas hangat menyapu telingannya membuatnya geli dan juga sedikit malu, juga membuat wajahnya menjadi panas, dan memerah, dia menjadi malu sekarang, untuk kata-kata Billy tidak dia jawab s
Ketika mereka berdua sampai diruangan, mereka meihat Diana yang terbaring lesu diatas kasur sengan wajah yang terlihat pucat, Novita yang terkejutdan ada sedikit rasa khawatir dengan keadaan temannya itu langsung berjalan dengan terburu-buru menuju kasur tempat Diana berbaringan sekarang.Diana yang melihat Novita mendekat hanya bisa tersenyum lemah, dia tidak mengatakan apa-apa membuatnya semakin khawatir, dia duduk ditepi kasur sambil berkata dengan lembut, "Na kenapa wajahmu pucat... apa sakit perutmu dan mual kamu kambuh lagi?".Kata-kata terkahir diucapakan Novita dengan sangat pelan dan bahkan Billy dan Nathan tidak mendengar apa yang dia ucapkan.Diana mengangguk sambil tersenyum sedikit kearah Novita yang sekarang sedang duduk disebelahnya, Novita hanya bisa menghela nafas sambil melihat perempuan yang berbaring disebelahnya,sambil membalas senyuman Diana dengan tersenyum kembali.Tatapan mata Nathan hanya terpaku kearah Diana sejak tadi, dia sang
Tetapi dia tidak tau sama sekali ada orang berdiri dibelakangnya dan itu adalah seorang lelaki yang tersenyum ringan, dia menepuk ringan bahu Novita, karena rekasi tubuhnya yang ingin melindungi diri, dia langsung berbalik sambil mengayunkan kakinya, untuk menendang seseorang yang berada dibelakangnya, tetapi saat dia melihat wajah lelaki yang dikenalnya yaitu dani dia dengan cepat menurunkan kakinya sambil berkata, "Maaf, Billy aku..."Billy menempelkan jari telunjuknya dibibirnya sambil mengeluarkan suara, "Shhttt".Novita langsung mengangguk dengan malu dan juga rasa bersalah, dia memang seperti itu waktu itu saja Billy hampir dia pukul menggunakan tangannya, sekarang untuk kedua kalinya dia akan memukul Billy lagi dengan menggunkan kakinya, terkadang dia tidak terlalu nyaman dengan Refleks tubuhnya apalagi saat disentuh oleh orang baru dia kenal, pernah ada kejadian dia menedang seseorang lelaki dengan keras karena tidak sengaja, dia langsung meminta maaf tetapi sa
Diana hanya tersenyum ringan kepada perempuan itu dan dia tidak mengatakan apa-apa, dia yang diabaikan oleh Diana dia tidak peduli sama sekali, malah dia dengan arogan menatap Diana dan berkata, "Namaku Fani, katakan kepada perempuan tadi, aku pasti akan membuatnya menyesal!, karena mendekati Billy".Diana ingin sekali memutar matanya malas, tetapi dia hanya diam dan tersenyum sedikit kerah Fani sambil berteriak didalam hatinya, "Aku sama sekali tidak bertanya siapa namamu!, kenapa kamu mirip sekali dengan Kirana sama-sama arogan!".Diana tidak bisa tidak mengeluh, ada satu Kirana saja di dunia ini sudah merepotkan apalagi ada satu lagi yang mirip dengannya, Diana menggelengkan kepalanya ringan, dia menatap Fani dan berkata dengan nada ringan, "Jadi?, apa aku harus menyampaikannya?, ini bukan urusanku ini urusan kalian!".Jika dia seperti dahulu dia akan diam dan tidak mengatakan apa-apa, tetapi dia sudah menikah dan dia rasa dirinya sudah dewasa sekarang dia ti
Setelah Billy melepaskan bibirnya dari bibir Novita, dia tersenyum sambil menatap wajah Novita yang sudah sangat memerah membuatnya geli dan ingin menciumnya lagi, tetapi dia hanya bisa diam sambil menatap perempuan yang ada didepannya, bagaimana dia ingin mencium lagi dia sudah melihat bibir bawah Novita yang sudah terluka karena gigitannya bahkan mengeluarkan darah yang membuat bibir tipis Novita terlihat terluka tetapi juga sangat merah, malahan menjadi semakin menggoda, Billy mengalihkan pandangannya sambil menahan detak jantungnya.Dia mengigit bibirnya sambil menahan gejolak dihati dan dadanya ingin memakan Novita hidup-hidup, Billy menarik nafas sambil sesekali membuangnya perlahan, setelah dia merasa cukup tenang dia mengalihkan pandangannya lagi kearah Novita, tetapi tampilan Novita sama seperti tadi, dia menahan dirinya sambil berkata dengan lembut, "Nov, bibir kamu apakah sakit?... Maaf".Novita tidak tau ingin tertawa atau marah, dia ingin marah tetapi dia
Novita sudah sampai didepan pintu dia membukanya dengan perlahan dan melihat bosnya sedang menyuapi Diana mereka berdua sedang duduk dikursi sambil berhadap-hadapan, Diana berada disebelah kiri dan Nathan berada kanan, dia masuk sambil tersenyum diam-diam menutupi mulutnya dengan kedua telapak tangannya, dia mencari sudut dan berdiri tidak terlalu jauh dibelakang mereka berdua dan masih tersenyum dan sesekali tertawa kecil tanpa disadari oleh dua orang yang ada didepannya.Novita terus menatap mereka berdua seperti tidak kehilangan minatnya dan juga tidak bosan masih dengan senyum kecil disudut bibirnya, dia sangat bahagia melihat bosnya dan Diana seperti itu walaupun wajah bosnya masih tanpa ekspresi, tapi dia tau didalam hati bosnya Diana sangat penting dan bos selalu memanjakannya, menuruti semua keinginan Diana, walaupun Diana pernah memberitahunya bahwa dia tidak membutuhkan apapun dia hanya ingin suaminya selalu disisinya dan juga memperlakukannya dengan lembut, dan itu
Novita yang menatap bunga dengan linglung, dia menatapnya cukup lama dia sebenarnya memikirkan kenapa perempuan yang ada disebelahnya yang sedang menyeka air matanya yang terus berjatuhan tanpa sebab membuatnya sangat bingung, apalagi saat dia melihat Diana tadi menangis tanpa sebab padahal dia tidak melakukan hal yang membuat sedih atau seperti suaminnya menyakitinya, Novita mengerutkan bibirnya, dia menoleh kearah Diana, menyatukan kedua telapak tangannya dan menumpunya kedagunya sambil menatap Diana berkata dengan lembut, "Na, kamu kenapa menagis?, katakan saja kepadaku tidak apa-apa, kalau kamu mau merahasiakannya kepada bos seperti terakhir kali akan aku sembunyikan, apa kamu perlu aku bersumpah?".Diana menggelengkan kepalanya lembut, air matanya sudah berhenti, tapi dia tidak menatap atau melirik Novita dia hanya menunduk menatap roknya sambil berkata dengan suara serak, "Tidak perlu bersumpah Nov, aku hanya merasa sangat tidak nyaman saja sekarang, aku tadi seperti me
Beberapa hari kemudian setelah kejadian yang dirasa Diana cukup menyenangkan dan juga sedikit menyedihkan dia kembali kerumah sakit untuk menerima hasil tes, dia sedikit penasaran tentang hasil tesnya apakah benar-benar dia hamil atau tidak, sebenarnya dia berharap dia hamil, bagaimana tidak dia akan sangat bahagia mengandung anak dari seseorang yang dia cintai yaitu suaminya dia sudah sangat mencintai suaminnya, bahkan jika tidak ada suaminya dia tidak tau akan mencintai siapa lagi.Diana dengan senyum bahagia yang tidak bisa disembunyikan dari wajahnya sedang duduk dikursi mobil depan disebelah pengendara, dia datang kerumah sakit tidak dengan suaminnya dia datang dengan temannya yaitu Novita, suaminya sedang sibuk pagi ini, jadi dia dengan enggan menyuruh sekertarisnya menemani Diana, walaupun dia ingin menemani Diana dia tidak bisa karena beberapa hari yang lalu dia meninggalkan semua pekerjaan kepada Anna dan semua pekerjaan menjadi kacau, sampai-sampai suaminnya kesal d
Diana tidak menyadari ada seseorang yang menatapnya sampai dia tidak sengaja berbalik, dia melebarkan matanya saat melihat wajah yang familiar dia adalah teman smpnya Diana, siapa lagi kalau bukan David, dia menatap David dari atas kebawah setelah itu dia membuka mulutnya berkata dengan lembut, "David, kebetulan sekali kamu ada dikantin ini, kamu ingin membeli apa?". David menatap perempuan yang ada dihadapannya, tersenyum sedikit berkata, "Diana, kamu juga ada disini, oh aku hanya membeli beberapa buah saja untuk tanteku dia sedang dirawat dirumah sakit ini, kalau kamu Diana sedang apa?". Diana tersenyum lembut menjawab masih dengan nada lembut berkata, "Oh, aku hanya membeli salad ini dan menemani temanku dia memiliki kekasih yang menjadi dokter disini". Diana tidak mau berkata jujur bahwa dia yang ditemani oleh Novita bukan dia yang menemani Novita, dia juga tidak mau memberitahu David bahwa dia sedang mengambil test kehamilannya, tapi saat mengetahui bahwa dia sendiri hamil memb