Saat Billy sampai di depan hotel, dia berdiri sambil menunduk menatap ponselnya, dia ingin memesan taksi online, jika dia mencari taksi sekarang dia takut waktunya tidak sempat, apalagi saat melihat pesan teks mengerikan yang dikirimkan oleh pamannya setengah jam yang lalu, saat dia masih menceramahi Nathan, isinya adalah
Paman: Nak jika kamu tidak kembali ke rumah sakit sekarang paman akan mencari kamu, jika sudah bertemu paman akan meyeret kamu kembali kesini!, jika kamu tidak kembali sekarang lihat saja apa yang terjadi nanti!!.
Billy menggigit bibirnya sekaligus mengiggil disekujur tubuhnya, dia takut dengan pamannya walapun orang berkata pamannya adalah dokter yang cukup baik, untuk dia tidak pamannya terlalu keras dengannya bahkan sering memarahinya saat dia salah sedikit saja, walapun seperti itu dia selalu berpikir itu semua untuk kebaikannya.
Dia tidak tau mau membalas pesan pamannya apa dia harus membalas "Ya paman Billy akan segera kesana" atau dia ha
Walaupun dia terkejut melihat seseorang didepannya, sebenarnya dia hanya menebak dia melihat dari tubuh orang didepannya adalah lelaki, penglihatannya masih kabur, tapi Diana merasakan rasa familiar dari tubuh yang ada dihadapannya dan masih saja memeluknya dengan erat.Diana mencoba menjernihkan matanya dengan melebarkan matanya dan juga menggosoknya, saat dia merasa penghilataanya sudah cukup membaik dia mencoba menatap lelaki yang berada hadapannya, dia terkejut teryata ini adalah suaminya yang entah sejak kapan memeluknya dengan sangat erat, seperti jika dia lepas sedikit saja Diana akan melarikan diri.Diana bertanya-tanya dalam pikirannya, kenapa suaminya ada disini!, bukannya mereka berdua tadi baru saja berkelahi?, bukannya suaminya bersama Kirana sekarang? mereka berdua bersama, semakin lama Diana memikirkan mereka berdua bisa saja tersenyum, tidur di kasur yang sama, bahagia bersama membuat hati Diana kembali sakit, bahkan air matanya akan menetas lagi.
Ketika mereka sampai dirumah, Diana buru-buru keluar dari mobil, tetapi saat dia mendorong pintu mobil, pintu itu tidak bisa terdorong tampaknya terkunci, Diana mengerutkan bibirnya sambil menghadap ke kanab, dia tidak mau melihat ekspresi suaminya sekarang, tapi dia merasakan perasaan bersalah karena tidak mempercayai semua ucapan suaminya tadi.Diana menggigit bibirnya dengan keras, mencoba menghadap Nathan secara perlahan, tetapi saat dia sudah menengok, dia bertemu dengan wajah tampan namun dingin yang sangat dekat dengan wajahnya, hanya berjarak satu jari, Diana melebarkan matanya terkejut, dia mencoba mencoba berbalik untuk menyembunyikan keterkejutannya,Tapi baru saja saat dia ingin berbalik, Nathan langsung memeluk pinggang Diana, mencubit dagunya untuk sekali lagi menghadapinya dan berkata dengan dingin, "Na kamu mau lari? kamu tidak bisa lari!"Diana ingin menyangkalnya dia berkata dengan nada biasa, "Mas aku tidak lari, hanya..."mas kenapa ka
Novita tidak tahan terlalu lama berdiri di sebelah bosnya, dia ingin keluar dan menghirup udara, dia juga sedikit penasaran dengan siapa orang yang dipilih bosnya tadi, dia hanya mendengar desas-desus yang dikatakan ayahnya tidak lama ini, ayahnya berkata Nathan sedang mencari seseorang perempuan yang bertemu dengannya dia saat kecil, perempuan itu memiliki boneka beruang berwarna coklat, itu adalah tanda bukti bahwa perempuan yang dia temui dulu.Novita juga penasaran kenapa Nathan tidak mengenali gadis itu dari cara jalannya, sifat, atau suarannya saja, kenapa harus boneka. Saat itu ayah Novita juga tidak mengehatuhinya kenapa Nathan hanya mengetahui perempuan itu dari boneka, tapi ayah Novita tidak mau mempermasalahkannya karena tujuan dia menyuruh Novita bekerja untuk Nathan hanya untuk menguji skillnya atau membuatnya terbiasa dengan pekerjaan perusahaan, agar nanti di masa depan perusahaan ayahnya bisa diturunkan untuknya.Walaupun Novita seorang perempuan, seben
Perempuan yang menangis itu adalah Ibu Nathan dia bernama intan, saat ini dia masih berpenampilan sangat muda, dengan fitur wajah yang cantik, bibir merahnya yang tertutup dengan lipstik berwarna merah, hidung mancung dan matanya yang masih saja meneteskan air mata, terlihat sangat menyedihkan, tetapi ada sedikit rasa syukur di matanya yang tampak menyedihkan, dia awalnya tidak meyangka kejadian seperti ini akan menimpa anak dan suaminya, dia pikir semuannya hanya mimpi, tidak nyata sama sekali.Tetapi kenyataan sangat berbeda dari hal yang dibayangkan, dia sebenarnya tidak mau menerima semua ini, dia takut setengah mati, apalagi tadi saat melihat suaminya di kamar mayat, dia kira dia akan ditinggalkan sendirian di dunia ini, dia tidak memiliki keluarga lain, selain suami dan anaknya, orangtuanya sudah meninggal sejak dia awal menikah dengan suaminnya, mereka mempercayakan dia kepada suaminya untuk menjaganya, dia berpikir dia sudah menjadi perempuan yang bahagia di dunia ini
Intan mendekatkan dirinya kearah gadis kecil yang ada dihadapannya, menatapnya dengan ringan, tatapan mereka bertemu mereka saling menatap dari mata besar kemata kecil. Mereka menatap lama gadis kecil itu hanya bisa tersenyum malu malu, karena terlalu lama ditatap oleh seorang perempuan yang bahkan dia tidak kenal.Sampai tidak lama Intan duduk, di dekat anak kecil itu, menghadapnya sambil mengelus rambutnya pelan berkata, "Nak nama kamu siapa?"Gadis itu manatap intan tertegun sambil memiringkan kepalanya seperti memikirkan pertanyaan perempuan yang ada dihadapannya, Intan melihat gadis kecil itu tampak bingung dia hanya bisa menghela nafasnya tetapi masih menatap gadis kecil sambil tersenyum lembut.Gadis kecil menatap Intan masih tersenyum sambil menggelengkan kepalanya pelan, berkata "Tidak tau"Intan terdiam, dia tidak tau apa yang terjadi dengan gadis kecil ini, karena dia tadi terburu-buru untuk meminta pendapat gadis kecil ini, untuk meminta dia m
Nathan dibawa berjalan memutari beberapa tempat dirumah sakit, tetapi dia tidak tau pemandangan apa yang sekarang ada di sekitarnya, dia tidak bisa melihatnya dia hanya bisa mengerucutkan bibirnya menjadi garis lurus tampak menahan kesedihannya karena tidak bisa melihat. Entah sejak kapan gadis kecil yang membawa Nathan tiba-tiba berhenti dengan tiba-tiba, setelah itu dia berbalik menatap Nathan dengan senyum manis berkata, "Karena tidak bisa melihat aku akan menceritakan semuannya yang ada disini untukmu." Nathan kecil tertegun, dia mencoba mendongak kearah suara, mencoba menjangkau wajah anak kecil yang ada dihadapannya untuk menyentuh wajahnya. Sebaliknya gadis kecil itu tidak menghindar dia hanya diam menunggu Nathan menyentuh wajahnya, gadis kecil itu tidak menghindar karena dia merasa Nathan sangat baik dengannya sudah memegang tangannya saat dia sakit, menemaninnya sekarang walapun dia lupa ingatan tidak tau yang mana orang jahat, baik atau orang yang dia kena
Hari-hari berlalu dengan sangat cepat dan sudah seminggu Nathan dan gadis kecil itu mengenal, mereka tampak sangat dekat jadi saat Intan meninggalkan Nathan untuk bekerja dia tidak perlu takut anaknya merasa tidak nyaman atau ditinggal dirumah sakit sendirian. Mereka berdua tinggal dirumah sakit selama seminggu dan hari ini adalah hari terakhir mereka bersama, Nathan bahkan tidak pernah menanyakan nama gadis kecil itu karena dia pernah bertanya sekali dengan ibunya, ibunya hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil berkata, "Ibu tidak tau nak, dia saja tidak tau namanya siapa", karena itulah Nathan tidak mau bertanya karena jika jawabannya sama saja tidak tau, pasti membuat gadis itu tidak nyaman. Nathan tidak tau bahwa hari ini adalah hari terakhir dia menginap dirumah sakit, berbeda dengan gadis kecil yang berada diruangan anggrek dia tau hari ini adalah hari mereka berpisah, dia juga tau bahwa ada pasangan suami istri yang mengaku sebagai ayah dan ibunya, gadis kec
Beberapa jam berlalu dengan sangat cepat dan tidak terasa hari sudah malam, banyak bintang-bintang yang menerangi langit malam ada juga bulan yang memancarkan cahaya terang, menyinari setengah dari ruangan operasi tempat Nathan kecil berbaring sekarang.Dia masih berada diruang operasi karena ibunya menolak untuk memindahkannya keruangan biasa, Nathan yang tidak tau maksud ibunya hanya bisa patuh mengikuti, dia sudah terbangun sekarang tetapi dia tidak bisa duduk karena dokter tidak memperbolehkannya bergerak apalagi duduk pasti dia tidak bisa, tetapi hatinya merasakan perasaan yang sangat bahagia dia sudah membayangkan wajah gadis kecil itu seperti apa dan sebentar lagi dia bisa melihatnya, Nathan sangat tidak sabar bahkan sekarang senyuman bahagia muncul disudut bibirnya.Intan melihat anaknya yang tersenyum sangat bahagia tidak membuat dia bahagia sama sekali, karena dia sangat takut anaknya akan marah kepadanya, jika anaknya tau gadis kecil itu sudah pergi tadi sor