David membuka matanya perlahan dan merasakan tubuhnya sedikit berat, dia menyentuh bagian atas tubuhnya dan merasakan kain tebal yang ada diatas tubuhnya dan itu adalah selimut ya dia tidak tau sejak kapan sudah ada diatas tubuhnya. Dia mendudukan tubuhnya di atas sofa dan dengan malas menggosok matanya.
Dia merasakan sedikit perasaan bahagia hari ini, karena dia bermimpi tadi malam, saat dia menyatakan perasaannya kepada Kirana, Kirana menerimanya dan tersenyum dengan lembut kepadanya bahkan juga senyum itu sangat lembut seperti kapas dan sangat cerah dan hangat seperti matahari dipagi hari.
Dia sangat bahagia saat itu sampai-sampai dia tidak menyadari bahwa itu adalah sebuh mimpi dia tenggelam didalam mimpi itu, bahkan dia merasa tidak ingin momen itu dirusak, dia pikir itu sangat nyata, sampai dia terbangun dan merasa sedikit masam dihatinya.
David hanya bisa menghela nafas panjang dan duduk sambil mencari ponselnya yang ada diatas meja untuk melihat jam berapaNathan dengan malas duduk disofa sambil menatap istrinya yang duduk disebelahnya sedang menonton tv, Diana yang sedang asik menonton tv dan sedikit bosan mengerucutkan bibirnya sambil menoleh melirik ringan suaminya, yang juga sedang menatapnya lekat-lekat.Nathan yang tau suaminya menoleh memiringkan kepalanya tampak polos dan juga sedikit bingung berkata, "Kenapa Na?".Diana menatap Nathan, mengerutkan bibirnya dan menjawab, "Mas aku lapar, tapi aku tidak punya niat untuk kedapur, bagaimana kalau mas saja yang memasak?".Diana menatap suaminya dengan penuh harap, mirip seperti kucing kecil dengan mata sedikit ber air, bola mata sedikit besar dengan bibir mengerucut, tiba-tiba Nathan merasakan hatinya sedikit gatal dan ingin mencium istrinya yang terlihat imut, dia dengan lembut mencubit pipi istrinya dan berkata dengan nada ringan, "Tapi Na, mas tidak bisa memasak, atau kita makan diluar saja".Diana menunduk dengan sedih dan tidak mengatakan apa-apa, N
Nathan membawa Dimas keluar dari kafe, ketika sudah sampai diluar dan tanpa basa-basi lagi Nathan langsung berbalik dan menatap dingin kearah Dimas yang sedang menunduk sekarang.Jujur saja dia tidak tau apa salahnya sampai lelaki yang dingin ini membawanya kesini dia hanya mengikuti adiknya saja hari ini, itu juga cuman menyelidiki tentang Kirana, perempuan yang disukai adiknya itu dan dia tidak memiliki maksud lain, tetapi sekarang sepertinya dia terkena masalah disini.Dimas menelan air liurnya dengan susah payah, dia perlahan-lahan mencoba mendongak, tetapi dia tidak berani menatap Nathan. Nathan yang terlalu malas dengan sikap takut-takut Dimas dan tidak berani menatapnya membuat, langsung saja berkata dengan dingin."Kamu, Dimas pemilik grup Jaya kan?".Dimas dengan cepat mengangguk, tapi dia tidak mengatakan apa-apa, Nathan menatap lelaki yang ada dihadapannya ini dengan tatapan mengancam, seperti menyuruhnya untuk menatapnya.Karena tiba-tiba
Wajahnya Kirana menjadi sedikit pucat dan dia mengingit bibirnya keras, David yang melihat wajah Kirana yang tampak pucat langsung mendekatkan wajahnya kearah Kirana dan dengan lembut berkata dengan nada sedikit khawatir, "Kirana kenapa wajahmu pucat?".Kirana langsung tersadar dari lamunannya karena ucapan david yang tiba-tiba membuat pikirannya yang awalnya kacau menjadi sedikit tenang, tetapi saat melihat wajah david yang sangat dekat dengan wajahnya membuatnya terkejut dan ingin mendorongnya menjauh. Saat dia ingin mengulurkan tangannya untuk mendorong, tiba-tiba lelaki yang ada dihadapannya langsung menjauhkan wajahnya dan kembali berdiri tegak. Tangan Kirana yang sudah terulur, menjadi kaku dan dia langsung menurunkan tangannya dan membuka muka.Jujur saja dia sedikit terkejut saat melihat wajah david yang sangat dekat, tapi entah kenapa telinganya menjadi sedikit merah dan detak jantungnya seperti drum terus menerus berdetak dengan kencang, dia merasa, s
Intan membuka pintu dan tidak menyadari ekspresi bahagia diwajah cantik Diana, dia dengan cepat memeluk pinggang Intan, dia merasa sangat bahagia karena bertemu dengan ibu mertuanya ini.Nathan melihat istrinya memeluk ibunya membuatnya tersenyum tipis dan membiarkan mereka berdua berpelukan.Intan yang merasakan seseorang memeluk pinggangnya merasa sedikit tidak nyaman dan ingin mendorongnya menjauh, tetapi saat dia mendongak dan melihat Nathan tersenyum tipis, sambil melirik perempuan yang sedang memeluknya sekarang, tiba-tiba ekspresinya langsung menjadi bahagia, dia memeluk kembali Diana dengan rasa sayang seorang ibu dan perasaan lama tidak bertemu, jujur saja dia sangat merindukan menantunya ini yang selalu suka menemaninya jika dia sedang ada dirumah.Setelah lama berpelukkan dua perempuan yang satu tersenyum bahagia dan satunya tersenyum lembut dengan enggan melepas pelukan mereka. Tetapi Diana masih bahagia dia menatap intan dengan tersenyum berkata dengan nada hangat dan
Dan tentu saja Kirana, tidak menjawab sama sekali dan hanya diam, suasana menjadi sangat sunyi, hanya suara beberapa orang berbicara saja itu juga cukup jauh dari mereka bertiga, sampai tidak lama suara ponsel Dimas berbunyi, dia dengan cepat mengambil ponselnya, dia melirik David dan Kirana ringan, setelah itu dia pergi mencari tempat yang cukup sepi untuk mengangkat panggilan.David tidak melirik kakaknya sama sekali, malah dia menatap Kirana lekat-lekat sejak tadi, dia berpikir, saat melihat Kirana yang bingung itu cukup imut ingin dia peluk saja, tetapi sayangnya saat dia memeluknya, Kirana pasti akan mendorongnya dan lari, jadi dia hanya bisa mencengkram tangannya kuat dan menatap Kirana sambil tersenyum. Dia sangat bahagia, karena kakaknya sudah menjauh dari pandangannya, dia hanya ingin berduaan dengan Kirana saja sekarang tanpa diganggu satu orang pun, ingin kakaknya atau siapapun.Kirana melirik David yang tersenyum seperti orang bodoh didepannya menc
Novita sangat bahagia hari ini karena dia bisa berpergian bersama Billy, berjalanan ketempat yang dia sukai seperti pergi berbelanja ataupun makan di restoran, dia dari dulu selalu memimpikan bisa berjalan berdua dengan seorang lelaki yang sangat dia sukai, dan teryata sekarang dan juga di detik ini akhirnya semua mimpinya terwujud.Saat itu dia berpikir, semua itu tidak pernah bisa menjadi kenyataan, tetapi itu terbukti sekarang semuannya menjadi kenyataan dan dia sangat bahagia. Mereka berdua sekarang sedang berada di restoran, sedang menunggu makanan mereka, Novita mlipat kedua tangannya dan menaruh dagunya diatas kedua tangannya, sambil menatap lekat-lekat kearah Billy yang sedang menunduk sambil memainkan ponselnya, Novita terus menatapnya tanpa berkedip, membuat Billy yang awalnya santai menjadi sedikit kewalahan, dia menarik matanya dari ponselnya dan menatap perempuan yang ada didepannya, memiringkan sudut bibirnya sambil tersenyum berkata, "Nov, kena
Mereka berdua hanya diam sampai makanan mereka habis, tiba-tiba ponsel yang ada di saku celana Billy bergetar, dia langsung mengambil ponselnya itu dan menatapnya, dia melihat nomor baru yang meneleponnya dia pikir itu penting jadi dia dengan ringan melirik Novita yang sedang menunduk sekarang berkata dengan nada biasa sambil berdiri, "Nov, aku pergi angkat telepon dulu ya..."Novita mengangguk dengan ringan dan tidak mengucapkan apa-apa. Karena sudah menerima jawaban dari Novita, Billy langsung berjalan dengan cepat, sambil mencari tempat yang sepi untuk mengangkat telpon.Dan disini Novita tidak melirik atau menatap kepergian Billy sama sekali dia masih saja tampak melamun dan tidak tau apa yang dia pikirkan sama sekali, sampai suara seorang perempuan yang familiar berteriak dibelakangnya berkata, "Novita, awass!."Suara itu langsung mengejutkannya dan membuatnya langsung menoleh untuk menghindari siraman air dari atas kepalanya, untung saja ada seseorang yang menyadarkan jika tidak
Beberapa menit yang lalu sebelum Dani menyeret Fani pergi.Novita yang mencari Billy dan akhirnya menemukannya berbicara dengan Fani dan Dani, dia menjadi sangat kesal entah kenapa saat melihat Billy berbicara dengan Fani.Apa dia cemburu?Hah tidak mungkin! Novita memiringkan sudut bibirnya sambil menyangkal semua hal yang dia rasakan didalam hatinya, dia melirik mereka berdua dari sudut matanya dengan ekspresi tidak senang diwajahnya.Dan ini terlihat oleh Diana yang sekarang berdiri disebelah Novita, dia sangat memahami bahwa temannya ini sedang dalam suasana hati yang tidak baik, pasti dia sangat kesal sekarang, karena Billy sedang berbicara dengan Fani.Diana tersenyum ringan, menepuk lembut bahu Novita untuk menyadarkannya berkata, "Nov, kamu kenapa?, Apa jangan-jangan kamu cemburu?."Novita tersenyum mengejek dan tampak sangat tidak senang menyangkal, "Hah,aku cemburu tidak mungkin!."Diana tersenyum penuh arti, menghadap Novita berbisik, "Apa benar, kamu tidak camburu?."Novit