Jeremy langsung merasakan sakit yang teramat sangat di hatinya. Kedua matanya melebar, sangat lebar sehingga terlihat seperti akan jatuh dari rongganya. “Apa yang Anda maksud dengan kami sudah berusaha sekuat tenaga?” dia bertanya. Kata-kata dokter tadi adalah kata-kata yang tidak ingin didengar oleh anggota keluarga.Seorang dokter menatapnya dan menghela nafas. “Sebuah keajaiban karena pasien masih bisa hidup sampai hari ini. Saya ikut berduka cita.”Dia tidak akan menerima hasil ini apapun yang terjadi.Dia ingin Madeline hidup.Dia ingin gadis itu hidup agar bisa mendengarkan dirinya mengatakan yang sebenarnya.“Saya memeriksa pasien ini tiga tahun lalu. Saat itu, dia hamil dan saya memintanya untuk menggugurkan bayinya. Namun, dia bersikeras untuk melahirkan anak tersebut. Saya pikir, baginya anak itu lebih penting daripada nyawanya sendiri. Sekarang setelah dia pergi, anak itu akan bisa hidup untuk ibunya. Saya pikir itu semacam penghiburan." Seorang dokter wanita menimpali. Sete
Jeremy berteriak dengan kejam, menyebabkan Meredith cepat-cepat berbalik dan lari tunggang langgang.Tak seorang pun berani memasuki ruangan itu lagi. Di saat yang bersamaan, tak seorang pun mengerti mengapa Jeremy bertindak seperti ini.Semua orang di Glendale tahu kalau Jeremy mencintai Meredith, tapi sekarang, pria itu sangat enggan melepas mayat mantan istrinya. Apa yang terjadi?Daniel mengetahui kabar tentang kematian Madeline dari Adam. Dia langsung bergegas pergi ke rumah sakit begitu mendengar kabar itu namun dihentikan beberapa pengawal Jeremy di pintu masuk ruang operasi.Dia bersitegang dengan para pengawal Jeremy untuk beberapa saat. Kemudian, pintu ruang operasi terbuka dan Jeremy melangkah keluar.Saat melihat Jeremy, Daniel membebaskan dirinya dari kepungan para pengawal itu dan berlari ke arah Jeremy.“Pembunuh kau, Jeremy! Kau telah membunuh Maddie!” Daniel berteriak sembari hendak memukul Jeremy.Jeremy menangkap tangan Daniel dengan acuh tak acuh, mengangkat kepalan
Dua kata yang dia ucapkan terdengar lirih. Seolah-olah dia sudah menggunakan semua tenaga di tubuhnya.“Jeremy, aku tak akan memberikan Madeline padamu lagi! Bertemu denganmu adalah hal paling sial yang pernah terjadi pada Maddie. Apa kau hanya akan puas setelah kau hancurkan tulang-tulangnya menjadi debu?”Saat mendengar semua tuduhan Ava, Jeremy merasakan kedua pelipisnya berdenyut hebat. Dia mengulurkan tangannya, nada bicaranya tegas. “Berikan dia padaku!”“Tidak! Lebih baik aku mati daripada memberikan Maddie padamu!”Ketika Jeremy melihat Ava menolak untuk memberikan abu Madeline padanya, dia merasa seperti akan meledak.Dia mengulurkan tangannya dan merampas guci itu, dan tentu saja, dia berhasil mendapatkannya.Dia membawa abu Madeline dan berlari ke mobilnya. Dia mendengar Ava menyumpahinya di belakangnya, maka dia bergegas menginjak gas. Lalu, seperti seorang pencuri, dia meninggalkan lokasi.Sejak masih kecil, Jeremy selalu mendapatkan apa pun yang dia inginkan. Tak seorang
Tiap hari dia selalu berpikir tentang menikahi Jeremy agar dia bisa menjadi Mrs. Whitman yang sesungguhnya. Namun, sudah tiga tahun berlalu dan status hubungan mereka tidak berubah sama sekali.Sudah tiga tahun dan dia tak bisa menunggu lebih lama lagi.…Siang yang cerah di musim panas. Di bandara Glendale, seorang gadis kecil yang menggemaskan sedang memegangi rok seorang wanita muda.“Mommy, Mommy, aku lapar.”Wanita itu menoleh saat mendengar rengekan itu. Rambut panjang berombaknya berkibar saat dia berbalik. Seulas senyum lembut tersungging di wajahnya yang sangat menawan. Dia mengangkat gadis kecil yang menggemaskan bagaikan peri itu. “Mommy akan membawamu untuk makan sesuatu yang lezat sebentar lagi.”Wanita muda itu mulai berjalan setelah menggendong gadis kecil itu. Aura elegan dan tenang mulai mengikutinya bagaikan bayangannya.Di setiap langkahnya, dia menarik banyak sekali pujian dan pandangan kagum untuk kecantikan dan sosoknya.Setelah sampai di sebuah restoran, dia me
Madeline meletakkan telunjuknya di depan kedua bibirnya yang mengerucut dan gadis kecil itu langsung mengerti. Dia juga ikut mengerucutkan kedua bibirnya.Di tempatnya berdiri, Meredith sangat tidak senang saat melihat Jeremy menggendong seorang gadis kecil. Namun, dia tahu dia tak bisa menunjukkannya.“Jeremy, anak siapa ini? Kenapa kau masih tetap menggendongnya? Jack menunggu kita di luar. Ayo pergi.”Dia menatap Jeremy dengan senyum tersungging di wajahnya, tapi kemudian memutar kedua bola matanya pada Lilian yang berada dalam gendongan Jeremy.Dia tidak tahu dari mana benda kecil ini berasal. Anak kecil ini bahkan mirip sekali dengan gadis dusun itu, Madeline!“Kau bisa pergi duluan bersama Jack. Aku masih menunggu orangtua gadis kecil ini,” Jeremy menjawab dengan dingin. Sesaat kemudian, tatapannya mendarat ke wajah Lilian.Untuk beberapa alasan, dia merasakan sebuah koneksi dengan anak ini.Meredith akhirnya mengajak Jeremy pergi menggunakan Jackson sebagai alasan. Dia tidak men
Madeline telah meninggalkan dunia fana ini. Yang tersisa darinya hanyalah abunya.“Tentu saja aku istrinya Jeremy. Seluruh Glendale tahu soal ini!” Meredith tak sabar menunggu untuk mengumumkan hubungannya dengan Jeremy.Madeline berlagak kaget setelah mendengar perkataan Meredith. “Jadi kau adalah Nona Muda Keluarga Montgomery yang terkenal itu, Meredith Crawford?”Ketika Meredith mendengar ini, senyum arogan di wajahnya kembali muncul.Akan tetapi, beberapa detik kemudian, Madeline menambahkan, “Wanita yang menggunakan identitasnya untuk mendesak adiknya, Madeline, ke jalan buntu sebelum akhirnya merebut suami adiknya! Kau adalah sang wanita simpanan itu, Meredith Crawford, bukan?”Wajah Meredith menjadi muram, namun dia memajang ekspresi polos di wajahnya.“Miss, bagaimana kau bisa memuntahkan omong kosong seperti itu? Kapan aku merebut suami adikku darinya? Jeremy dan aku memang dari dulu sudah bersama, benar ‘kan, Jeremy? Wanita yang kau cintai selama ini adalah aku dan cuma aku,”
Whitman Manor, saat ini.Jeremy sedang duduk bermalas-malasan di sebelah tempat tidur. Dia memegang ponselnya, menonton sebuah video yang sedang viral.Dalam video itu, perilaku mengancam Meredith membuatnya kehilangan reputasi baiknya. Tiba-tiba, dia mulai bertanya-tanya apakah ini gadis kecil yang dia temui ketika dia masih sangat muda, Linnie.Dia tidak terlalu memikirkan hal itu, namun kedua matanya akhirnya mendarat di sosok Madeline.Jantungnya mulai berdegup lebih kencang.Sosok itu benar-benar mirip dia.Namun, meskipun terlihat sama persis, tetap saja faktanya Madeline telah meninggalkannya untuk selamanya.Begitu Jeremy merenung, wajah manis Madeline muncul di benaknya. Jantungnya kembali terasa sakit tak terkendali…Maddie…“Jeremy, kau sudah tidur?” Seseorang mengetuk pintu, dan di detik berikutnya, suara Meredith datang dari luar kamarnya. “Jeremy, kau pasti sudah melihat video itu, bukan? Aku difitnah dengan begitu kejam. Maukah kau menemaniku dan menghiburku?”“Dan lagi,
Di sisi lain, Madeline perlahan menyesap kopinya. Ia menatap nominal uang yang sangat besar yang telah ditransfer ke rekening banknya di layar ponselnya. Ia mengangkat cermin dan menatap pantulannya.Ia menyentuh tempat di mana bekas lukanya dulu berada. Namun, ia masih merasakan sakit yang menyengat meskipun ia hanya menyentuhnya sekilas.Ia meletakkan cermin itu dan memutar tubuh elegannya. Kemudian, ia berjalan masuk ke butik pakaian di sebelah.Semua masyarakat elit kelas atas yang kaya dan berkuasa di Glendale datang ke acara lelang yang diadakan di hotel bintang enam paling mewah di kota ini.Mereka akan mengikuti acara pelelangan sebuah toko besar yang terletak di bagian tersibuk di plaza tengah kota.Meredith sudah lama mengincar toko ini. Dia juga berkali-kali memberi isyarat pada Jeremy untuk menawar toko ini untuknya.Dulu, dia telah mencuri buku harian Madeline dan draf desain perhiasan yang gadis itu tinggalkan ketika dia masih di universitas. Bahkan dia harus mengakui bah