Baru saat itulah Julie tersadar. Dia berbalik dan melihat ke rekan kerjanya yang melihat ke arah Fabian dengan tatapan bingung.“Julie, bukankah Mr. Johnson itu pacarmu? Kenapa dia dengan penuh perhatian mengobrol dengan wanita lain? Apa kalian berdua bertengkar lagi?” Rekan kerjanya bertanya berulang kali karena penasaran.Sebelumnya, dia tidak pernah mengklarifikasi bahwa dia dan Fabian tidak sedang menjalin hubungan, jadi akan terlihat aneh jika dia menyangkalnya sekarang. Oleh karena itu, dia memilih pendekatan yang sama."Tidak ada apa-apa. Ayo kita lakukan pekerjaan kita dulu dan bicara nanti.” Julie membuat alasan dan pergi.Rekan kerja Julie berpikir tidak pantas untuk bertanya lebih jauh, jadi dia berbalik dan melanjutkan pekerjaannya.Meskipun bilang kalau dia akan melakukan pekerjaannya, Julie masih tidak bisa berhenti memikirkan Fabian.Setelah melihat Fabian dengan gembira mengobrol dengan ibu muda itu, Julie merasa lebih gelisah lagi.Apakah Fabian sengaja?Saat dirinya m
Saat ini, baginya, kue tiramisu di tangannya tidak lagi berbau harum.Dia berbalik lalu pergi dengan perasaan tidak senang dan melihat para orangtua datang bersama anak-anak mereka untuk memberi hadiah makanan ringan dan minuman yang lezat. Julie tetap tersenyum sopan dan menerima niat baik dari setiap orangtua dan siswa. Namun, dia sama sekali tidak berminat untuk memakan semua pemberian itu.Setelah menata semuanya di satu sisi, dia tak bisa tidak ingin melihat Fabian lagi.Namun, kali ini setelah membalikkan badannya, dia tidak melihat Fabian. Sebaliknya, dia melihat si ibu tunggal cantik yang sedang berjalan ke arahnya bersama putranya.Wanita itu membawa putranya bersamanya dan berjalan ke depan Julie dengan senyum sopan di wajahnya yang elegan.“Miss Charles, terima kasih telah mengasuh putraku dengan baik di sekolah dari Senin sampai Jumat. Ini jajanan yang aku buat sendiri tadi pagi. Kuharap kau menyukainya."Julie melirik makanan yang diserahkan wanita itu. Di tangan wanita it
"Mr. Johnson, apa Anda membenci saya?” Julie bertanya sambil melangkah maju untuk mengejar Fabian.Setelah mendengar pertanyaan Julie, ekspresi Fabian tidak berubah sedikit pun. Di sisi lain, Lilian mengangkat kepalanya dan dengan matanya yang cerah menatap Julie dengan rasa ingin tahu.Namun, pikiran anak-anak masih polos. Dia hanya menatap Julie sesaat sebelum lanjut berjalan dengan langkah-langkah kecilnya.Pada saat ini, Fabian mulai bicara, "Mengapa kau menanyakan itu, Miss Charles?"Dalam hati Julie menghela nafas lega dan tersenyum malu saat Fabian akhirnya menyadari keberadaannya."Tidak ada apa-apa. Saya hanya merasa telah melakukan kesalahan yang membuat Anda tidak mau berbicara dengan saya.”“Miss Charles, kau pasti berpikir terlalu berlebihan. Kau adalah guru Lilly. Tidak ada yang aku punyai selain rasa hormat kepadamu. Mana mungkin aku merasa benci padamu?”Fabian menjawab dengan sopan, namun jawaban pria itu membuat tulang punggung Julie merinding.Tidak ada yang lain sel
“Dia benar, Mr. Johnson. Tak peduli apa yang terjadi di antara sepasang kekasih, orang tidak boleh menyiksa pasangannya hingga berlebihan. Julie adalah wanita yang hebat. Dia berasal dari keluarga baik-baik, dan yang terpenting, Julie sangat peduli pada Anda, Mr. Johnson.”“Hari itu, ketika Anda dibawa pergi oleh polisi tepat di luar sekolah, Julie buru-buru pergi ke ruang pemantauan untuk meminta salinan rekaman kamera CCTV saat terjadi pertengkaran antara Anda dan salah satu orangtua murid. Dia bahkan tidak punya waktu untuk meminta izin sebelum dia berlari keluar untuk memberikan bukti bahwa Anda tidak bersalah. Dia sampai ditegur oleh kepala sekolah ketika dia kembali. Tidak bisakah Anda melihat betapa pedulinya Julie pada Anda?”"Mr. Johnson, itu saja yang bisa kami katakan. Anda sebaiknya tidak mengecewakan gadis yang begitu baik.”Setelah mendengar apa yang mereka katakan, Fabian akhirnya mengerti apa yang coba diungkapkan oleh kedua guru wanita itu.Namun, Fabian menganggap itu
Setelah mendengar suara Fabian, Lilian mengedipkan matanya kuat-kuat.Fabian sekilas bisa melihat perubahan halus dalam ekspresi Lilian.Setelah yakin kalau Lilian sedang kesakitan, otot-otot Fabian langsung menegang."Lilly, bisakah kau memberi tahu aku di bagian mana kamu merasa sakit?" Fabian bertanya dengan gugup bahkan tanpa menyadari kalau langkahnya semakin cepat.Lilian mengangkat tangan kecilnya dan meletakkannya di dada kirinya.Pemandangan itu membuat hati sanubari Fabian serasa ditarik. Dia menduga Lilian mengalami sesak nafas.Dia bingung untuk sesaat, tidak tahu apakah harus memeluk si kecil lebih erat lagi.Julie berjalan tidak jauh di belakang Fabian. Hatinya telah dipenuhi dengan kesedihan dan kebencian sejak dia berbicara dengan pria itu.Dia mulai meragukan dirinya sendiri meskipun dia adalah orang luar biasa yang sangat cakap dalam segala hal. Namun, dia bahkan tidak bisa membuat pria itu tertarik padanya sedikit pun. Dia tidak tahu persis apa kekurangannya, tapi di
Lain soal dengan janjinya kepada Madeline dan Jeremy untuk menjaga Lilian dengan baik, yang lebih penting adalah betapa pentingnya Lilian baginya.Keselamatan dan kesehatan gadis kecil ini lebih penting daripada dirinya sendiri.Setelah melakukan pemeriksaan di rumah sakit, Fabian membawa Lilian pulang.Sesampainya mereka di rumah, dia memerintahkan para pelayan untuk membuat beberapa makanan ringan yang bergizi sementara dia membawa Lilian kembali ke kamar tidur.Pada saat ini, Lilian tampak lelah. Matanya yang jernih dan besar berkedip ke arah Fabian. Dia berangsur-angsur mengantuk dan memejamkan matanya.“Lilly, tidurlah kalau kau mengantuk. Saat kau bangun nanti, aku akan memberi kamu sesuatu yang lezat.” Sorot mata Fabian hangat. Seolah-olah dia memiliki kesabaran yang tak ada habisnya.Lilian sepertinya mendengar apa yang dikatakan Fabian, dan akhirnya, dia dengan lembut mengedipkan bulu matanya yang tebal dan tidur dengan tenang.Saat menatap wajah damai Lilian ketika gadis keci
Menghadapi tuduhan guru wanita tersebut, Fabian merasa dirinya ikut menjadi penyebab meski sebenarnya tidak bersalah. Dia bingung.Namun, dia tidak punya hasrat untuk terlalu peduli. Sebaliknya, Lilian sepertinya penasaran. Dia berkedip saat menatap Fabian.Sepertinya dia memiliki keraguan yang mendalam tentang kata 'pacar' di kepala mungilnya.Sore harinya saat jam pelajaran berakhir, Fabian muncul tepat waktu untuk menjemput Lilian.Guru wanita yang menggantikan Julie hari ini membawa Lilian. Wajahnya menampakkan ekspresi yang sangat meremehkan."Mr. Johnson, Anda benar-benar cuek, ya. Anda masih belum mengunjungi pacar Anda, tetapi Anda sangat sabar dan penuh perhatian dengan anak-anak. Bagaimana Anda bisa sama sekali tidak peduli dengan pacar Anda? Julie terluka dan dirawat di rumah sakit karena Anda.”Guru wanita itu memberi tahu Fabian lagi.Fabian bingung. Julie dirawat di rumah sakit karena dia?Dia tidak bertanya lebih jauh, dan dia juga tidak mau repot-repot menjelaskan hubun
Melihat Fabian di sini, Julie hampir tak bisa memercayai matanya. Sosok tinggi dengan wajah lembut yang tampan di hadapannya ini nyata adanya.Fabian juga menatap Julie. Dia menyapa dengan sangat sopan, “Miss Charles, bagaimana keadaanmu? Aku tidak tahu kalau kau ada di rumah sakit. Itulah kenapa aku baru datang untuk menjengukmu sekarang. Aku minta maaf."Untuk beberapa saat Julie tercengang, tidak tahu harus berkata apa.Di sisi lain, ibu Julie dengan cepat menjawab, “Kau terlalu baik. Dengan datang menengok Julie itu sudah cukup. Untuk apa kamu minta maaf? Silakan duduk."Ibu Julie sangat sopan. Kemudian, dia menundukkan kepalanya lalu dengan ramah bertanya kepada Lilian.“Gadis kecil, kamu cantik sekali. Siapa namamu?"Lilian mengedipkan matanya yang besar dan jernih dan melirik Fabian."Namanya Lilian."“Lilian? Benar-benar nama yang sangat istimewa dan indah. Ayo duduk sini, gadis baik.”"Mr. Johnson, Lilly, silakan duduk dulu.” Julie akhirnya kembali tersadar dan menyapa.Lilian