Share

penyesalan tak berujung

Aulia mengayunkan kakinya cemas juga ketakutan, tangannya begetar hebat belum siap mendengar apapun yang terjadi. Ia menatap rungan di mana ibunya sedang ditagani, kakinya terasa lemas tak sanggup lagi membopong tubuhnya melangkah saja sudah tak sanggup lagi. Butiran bening itu tak hentinya keluar, badai ujian terus saja menghantam mental dan fisiknya. Namun, sekarang adalah ujian paling membuatnya ketakutan. Meskipun sudah berada di situasi seperti ini berulang kali tapi rasanya belum siap sama sekali mendengar kabar yang akan disampaikan oleh dokter, setiap kali kabar baik keluar diringi dengan kabar lebih buruk lagi. Aulia pun tahu kalimat itu hanyalah penenang sesaat agar tidak terlalu syok mendengar selanjutnya agar patah semangat, sedih berlarut. Namun, tetaplah sia-sia. Hati siapa yang tak akan hancur ketika kehilangan ibunya, tentu saja semua orang merasakan hal yang sama perginya salah satu orang tua di hidup kita tak karuan karena peran keduanya sangatlah penting.

Ibu adala
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status