Share

Bab 63

Kenapa baru saat sekarang dia menyebut dirinya sebagai Ayah dari anak-anak? Dia pikir aku ini wanita yang gampang tersentuh hatinya dengan amat sangat dalam oleh kata-kata manis seperti itu?

Tidak, Bang! Aku sudah tidak bisa lagi menjadi pelangi bagi awan berpetir sepertimu. Aku akan mulai bersikap tegas jika memang harus tegas. Hitam adalah hitam, dan putih adalah putih. Tak ada lagi abu-abu di hati ini hanya karena kata-kata basimu yang menyentuh!

Ya Tuhan … rasa apa ini namanya? Mengapa aku merasa begitu lepas rasanya di dada yang kemarin-kemarin begitu menyempit. Bahkan ketika mengeluarkan kata-kata yang memang ingin aku muntahkan padanya, dada terasa makin lega?

Mungkin benar kata orang-orang, menjaga kewarasan diri itu penting, agar bisa selalu berpikir jernih dan rasional.

“Sehat-sehat ya badanku, sehat-sehat pula wahai hatiku. Semoga bisa menapak jalan lurus kedepan bersama anak-anak,” ujarku dalam hati menguatkan diri.

“Ka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status